Dahsyatnya Ibadah Haji, Bukan Sekedar Catatan Perjalanan Biasa

Judul Buku : Dahsyatnya Ibadah Haji
(Catatan Perjalanan Ibadah di Makkah dan Madinah)
Penulis : Abdul Cholik
Jumlah Halaman : ix + 233 halaman
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
ISBN : 978-602-02-4810-3
Cetakan Pertama : 2014
Harga : Rp. 47.800,-



*****

Kesan pertama ketika membaca judul buku ini biasa saja, tak terlalu tertarik. Dasarnya saya lebih suka baca buku fiksi, jadi kalau ketemu buku non fiksi rasanya gimana gitu. Tapi judul buku itu juga sukses membuat saya penasaran akan isinya. Apa sih, istimewanya buku ini. Jangan-jangan isinya sama saja dengan buku panduan haji terbitan Depag. Penasaran dengan isi bukunya, segera saja saya buka dan membacanya dari belakang. Sudah jadi kebiasaan saya membaca buku dari belakang *kebiasaan buruk yang tak boleh ditiru. Kenapa dari belakang? Karena saya ingin tahu endingnya terlebih dahulu. Aneh, ya. 
Pertama kali yang saya baca dari buku ini adalah "Komentar Terhadap Buku". Beberapa nama yang sudah tak asing memberikan komentar positif akan isi buku ini. Tak perlu menunggu waktu lama, saya mulai baca kisah demi kisah dalam buku ini. 

Ada beberapa kisah, pengalaman dan tips penulis yang menarik perhatian saya. Kisah pertama tentang penulis yang menolak menggunakan rekomendasi demi mendapatkan perlakuan khusus agar segera mendapat porsi haji. Sebuah teladan dan pembelajaran yang baik bagi kita semua. Penulis juga memaparkan bagaimana memanage barang bawaan, yang perlu dan tidak perlu serta tips agar mudah membawa barang bawaan dengan memodifikasi tasnya. Memakai gelang karet untuk mengingat jumlah tawaf dan sa'i yang sudah dikerjakan. Tips ketika sedang berada didalam pesawat, didalam masjid, ketika bepergian bahkan ketika harus ke toilet. Tips yang simpel, tak perpikirkan bahkan sering diabaikan banyak orang tapi sangat bermanfaat. 

Ada satu kisah dimana saya malah ikut terharu bahkan hingga menangis. Kisah "Menangis di Arafah" mampu membuat saya meneteskan air mata. Saya terhanyut, terbawa suasana seolah saya juga berada di Arafah. Pada kisah ini penulis menuliskan "dosa-dosa" dan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya selama ini. Saya juga merasa sedang membaca dosa-dosa yang telah saya lakukan. Ya Allah, ampuni saya. 

"Ya Allah, kini saya sedang berada di Arafah. Saya memang telah meluruskan niat, menunaikan ibadah haji untuk mendapatkan ridha-Mu. Tapi, apakah benar tak ada setitik niat lain, agar saya telah melunasi rukun islam. Jangan-jangan saya naik haji hanya karena kakek, nenek dan Emak sudah menunaikannya terlebih dahulu. Jangan-jangan terselip motif agar orang-orang memanggil saya Abah Haji atau ada huruf H di depan nama saya" (hal. 121)


Kalimat itu menohok perasaan saya. Bagaimana tidak, suatu hari saya pernah berujar ingin naik haji hanya karena sebagian besar keluarga saya telah berhaji. Bukan benar-benar karena menunaikan rukun Islam ke lima. Disitu saya merasa malu. Malu pada Allah SWT.

Selain kisah yang penuh hikmah, penulis juga memaparkan tentang tempat-tempat yang dikunjungi setelah selesai melaksanakan haji. Penulis cukup informatif menceritakan tentang kunjungannya ke berbagai masjid-masjid besar, ziarah ke makam Rasulullah beserta keluarganya hingga berburu oleh-oleh. Tak lupa penulis juga menyelipkan beberapa tips ketika berburu oleh-oleh. 

Meski ada beberapa kata di halaman 4 dan 26 yang kurang huruf, serta beberapa kalimat yang tidak selesai di halaman 129, 137 dan 138 tak mengurangi dahsyatnya buku ini. Bahasa yang digunakan penulis ringan, mengalir dan mudah dipahami. Catatannya runtut dari sebelum berangkat menunaikan ibadah haji  hingga kembali lagi ke tanah air. Selera humor penulis yang tinggi terlihat dari gaya tulisan yang kocak dan beberapa kisah yang mampu membuat kita tersenyum.

Bagian yang paling saya suka adalah "Refleksi di Padang Arafah". Berkali-kali saya baca, berkali-kali pula saya meneteskan air mata.

Di padang Arafah

air mata mengalir deras

tak terbendung

Ingat dosa dan kesalahan

yang pernah kulakukan

Ingat perilaku yang melalaikan

perintah dan larangan Allah SWT

juga perintah dan larangan Rasulullah SAW

.................(hal. 211)


Bagi saya, buku Dahsyatnya Ibadah Haji ini bukan sekedar catatan perjalanan biasa. Buku ini sukses membuat kerinduan saya menjadi tamu Allah SWT semakin membuncah. Bila waktu itu tiba, bila Allah SWT berkenan memanggil saya sebagai tamuNya niscaya buku inilah pemandu saya.

ibadah haji
Calon haji....*eh

Artikel  ini diikutsertakan pada Lomba Menulis Resensi Buku Dahsyatnya Ibadah Haji

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Lomba Menulis Resensi Buku Dahsyatnya Ibadah Haji
    Dicatat sebagai peserta
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  2. Sukses ya lombanya mbak...
    Keturutan juga bisa berangkat haji :D aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya rabbal alamin, terima kasih doanya dan kunjungannya ya Bu Wati...;)

      Hapus
  3. sukses GA nya ya mak, keren banget ulasannya, mau haji juga nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih sudah mampir mak Aida..., semoga segera terlaksana ya..berangkat hajinya...;)

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com