Kondisi sepeda motor suami |
Iman kepada takdir itu yang akan membuat kita yakin dan percaya bahwa apapun yang terjadi adalah kehendak Allah. Apapun kehendak Allah pasti adalah yang terbaik bagi makhlukNya.
Musibah sebagai Tanda Cinta
Seperti yang terjadi pada suami saya seminggu yang lalu. Sekitar pukul 21.30, suami mengabari saya bahwa beliau baru saja kecelakaan. Kontan saja saya kaget dan shock. Takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada beliau. Selang satu jam kemudian, beliau datang dengan taksi. Dengan langkah tertatih, saya papah beliau masuk ke rumah. Tak tega rasanya melihatnya kesakitan ketika saya bersihkan luka di pipinya. Ditambah dengan rasa sakit di dada, bahu, tangan kanan, telapak tangan sampai kaki yang dirasakannya. Malam itu juga suami dibawa ke tukang urut oleh adik ipar saya.Setelah diurut rasa sakitnya sudah berkurang, kata suami saya. Meski begitu, saya masih tetap khawatir pada kondisinya.
Setelah kondisinya lebih baik, suami menceritakan kronologis kecelakaan yang dialaminya. Berkali-kali suami mengucapkan syukur karena hanya menabrak bagian ban truk trailler dan terjatuh. Akan lain ceritanya kalau sepeda motornya menabrak bagian tengah truk dan masuk ke kolongnya. Aduuh, membayangkannya saja sudah ngeri. Suami saya malah menasehati saya supaya ikhlas menerima musibah yang menimpanya. Ini adalah wujud kasih sayang Allah pada keluarga kami. Mungkin kami lalai akan sesuatu sehingga Allah mengingatkan kami. Kejadian yang menimpa suami membuat kami lebih mawas diri, lebih berhati-hati dan lebih meningkatkan kualitas keimanan kami.
Musibah bisa menimpa kita kapan saja dan dimana saja. Berdoalah sebelum menjalani aktivitas apapun, kapanpun dan dimanapun.
Musibah sebagai Tanda Cinta
Seperti yang terjadi pada suami saya seminggu yang lalu. Sekitar pukul 21.30, suami mengabari saya bahwa beliau baru saja kecelakaan. Kontan saja saya kaget dan shock. Takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada beliau. Selang satu jam kemudian, beliau datang dengan taksi. Dengan langkah tertatih, saya papah beliau masuk ke rumah. Tak tega rasanya melihatnya kesakitan ketika saya bersihkan luka di pipinya. Ditambah dengan rasa sakit di dada, bahu, tangan kanan, telapak tangan sampai kaki yang dirasakannya. Malam itu juga suami dibawa ke tukang urut oleh adik ipar saya.Setelah diurut rasa sakitnya sudah berkurang, kata suami saya. Meski begitu, saya masih tetap khawatir pada kondisinya.
Setelah kondisinya lebih baik, suami menceritakan kronologis kecelakaan yang dialaminya. Berkali-kali suami mengucapkan syukur karena hanya menabrak bagian ban truk trailler dan terjatuh. Akan lain ceritanya kalau sepeda motornya menabrak bagian tengah truk dan masuk ke kolongnya. Aduuh, membayangkannya saja sudah ngeri. Suami saya malah menasehati saya supaya ikhlas menerima musibah yang menimpanya. Ini adalah wujud kasih sayang Allah pada keluarga kami. Mungkin kami lalai akan sesuatu sehingga Allah mengingatkan kami. Kejadian yang menimpa suami membuat kami lebih mawas diri, lebih berhati-hati dan lebih meningkatkan kualitas keimanan kami.
Musibah bisa menimpa kita kapan saja dan dimana saja. Berdoalah sebelum menjalani aktivitas apapun, kapanpun dan dimanapun.
4 Komentar
Apapun yang terjadi tetap alhamdulillah, karena itu kehendak Allah SWT. Tuhan sangat sayang kepada makhlukNya. Dia pasti memilih yang terbaik untuk umatNya yang tawakal. Kita harus tetap sabar, dan berusaha yang terbaik.
BalasHapusSeperti itulah yang kemudian saya dan suami lakukan, bersabar atas apa yang telah Allah tentukan.
HapusTerima kasih sudah berkunjung, mas Rachmat. :)
semoga suaminya kembali sehat .. ga kebayang itu kronologisnya ngeri gitu ... selalu bersyukur dan nantinya lebih berhatihati ya :)
BalasHapusAamiin...terima kasih doanya mb Nabil...mbayanginnya ngeri pokoknya...
HapusTerima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com