Internet dan Pengaruhnya dalam Hidup Saya

Dear Friends,
Internet kini sudah bukan barang asing, bahkan sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Internet kini bukan lagi barang mewah yang hanya dinikmati orang-orang berduit saja. Internet kini bisa diakses oleh semua kalangan, baik melalui smartphone, tablet maupun PC. Anak-anak saya yang masih SD dan SMP hampir setiap hari mendapat tugas sekolah yang harus diambil dari internet. Tugas-tugas hingga materi pembelajaran kini juga bisa diakses melalui internet. Beda ya dengan jaman kita sekolah dulu *tahun berapa lulus sekolah bu? LOL.

Jujur saja, saya baru bersentuhan dengan internet tahun 2009 lalu*dari dulu kemana aja bu, hehe. Tepatnya setelah berstatus sebagai mahasiswi PG PAUD (saya kuliah setelah punya anak 2). Meski sebenarnya dari jaman saya kerja dulu, kantor saya sudah menggunakan jaringan internet untuk mengirim atau menerima email. Terutama untuk melihat invoice dari klien yang berada di luar negeri. Sayangnya, karena bukan bagian saya, jadi saya tidak paham. Setelah berhenti kerja dan menikah saya benar-benar kudet. Maklum lah, kegiatan saya sehari-hari hanya mengurus rumah tangga. Tapi setelah berstatus mahasiswi mau tidak mau kehidupan saya mulai bersentuhan dengan internet, karena sebagian dosen memberikan tugas yang mengharuskan para mahasiswanya mencari bahan melalui internet. Awalnya sempat bingung karena saya sama sekali belum paham soal internet *diketawain berjamaah. Cupu banget kan saya? Iya, dulu saya hanya kenal program DOS, WS, Lotus di komputer ketika mengerjakan job desk saya *yaaah..ketahuan deh umur kita. :)

Sejak jadi mahasiswi jadilah saya mulai rajin pergi ke warnet. Seminggu bisa 3 sampai 4 kali saya ke warnet. Meskipun untuk pergi ke warnet saya harus rela pergi ke kota yang jaraknya lumayan jauh. Saya masih tinggal di Purworejo waktu itu. Setiap ada tugas dari dosen, saya selalu minta tolong pada penjaga warnet untuk mencarikan materi untuk  tugas. Biasanya kalau sudah di bukakan website yang dimaksud, saya mencatat dan merangkumnya di buku. 
Loh, nggak di ketik?
Ya diketik lah, sama si mas penjaga warnet. Haha.
Sadar diri sih, kalau saya yang ngetik alamat bisa berjam-jam selesainya. 
Tapi lama-lama saya mikir, kalau begini terus rugi dong saya karena harus membayar dobel. Ya bayar sewanya. Ya bayar ongkos ngetiknya. Lama-lama bisa tekor saya.

Sejak itu saya bertekad, harus bisa menggunakan internet. Masak statusnya mahasiswi tapi gaptek. Hadooh. Akhirnya saya memaksa si mas warnet mengajari saya menggunakan internet. Untunglah si mas warnet baik hati, mau mengajari saya sampai bisa. Ya iyalah mau. Kalau nggak mau dia bakalan kehilangan pelanggan warnet setianya. Saya juga belajar mengetik cepat melalui keyboard rusak yang dibawa suami dari Semarang. Keyboard doang, nggak ada komputernya. *LOL. Yang penting bisa buat latihan mengetik, kan.

Waktu berjalan, semakin lama kemampuan mengakses internet dan mengetik saya makin baik. Saya sudah bisa membuat email, Facebook, bahkan membuat blog sendiri. Iya, saya membuat blog tahun 2009. Waktu itu niatnya membuatkan blog untuk PAUD yang saya dirikan di desa saya. Jadi isinya seputar kegiatan PAUD dan teori-teori yang saya dapatkan dari perkuliahan. Menjelang semester akhir, suami membelikan saya sebuah laptop berikut modemnya. Tujuannya agar saya tak perlu wira-wiri ke warnet lagi dan tentu saja skripsi saya cepat selesai. Sayangnya, saya tinggal di desa dimana sinyal hape kayak mantan. Tiba-tiba muncul, eh nggak berapa lama ngilang lagi. Hadeuh. Kan nyebelin. Baru bisa internetan dengan lancar kalau sedang berada di kampus atau di kota. Masak sih tiap mau internetan harus ke kota dulu?

Laptop dan modem pemberian suami
Setelah lulus kuliah tahun 2013, saya pindah ke Semarang dan berhenti mengajar. Saya mencoba peruntungan dengan mencoba ikut tes CPNS di Dirjen PAUDNI Jakarta. Saya ingat betul, tanggal 7 Oktober 2013 adalah hari terakhir pendaftaran via online. Padahal saya baru menerima ijazah pada siang harinya. Setelah melakukan legalisir ijazah serta transkrip dan menyiapkan dokumen yang diperlukan saya mendaftar tes CPNS secara online. Beruntung tidak ada kendala dengan internet waktu itu, jadi proses pendaftaran lancar. Alhamdulillah saya berhasil tercatat sebagai peserta tes. Dokumen-dokumen saya kirim malam itu juga melalui jasa pengiriman. Setelah terdaftar, saya mengirim dokumen lain seperti pas foto secara online dan mendownload kartu peserta tes CPNS. Sempat keder juga melihat jumlah peserta tes yang mencapai 7400 orang. Sedangkan posisi yang diperebutkan hanya sekitar 36 kursi. Artinya saya harus berjuang sekuat tenaga untuk bisa lolos tes. Tes Kemampuan Dasar saya lewati dengan baik. Hampir setiap hari saya memantau pengumuman di website Kemdikbud. Alhamdulillah saya adalah salah satu dari 24 orang yang lolos Tes Kemampuan Dasar untuk 1 posisi yang diperebutkan. Meski lolos di tes tahap pertama, sayangnya saya gagal di tes kedua. Kecewa memang, tapi syukurlah kekecewaan saya tidak berkepanjangan.

Setelah kegagalan tes CPNS itu, kegiatan saya total menjadi ibu rumah tangga. Rutinitas yang monoton membuat otak saya mandheg. Suatu hari, tiba-tiba saja adik saya menyarankan agar saya ikut komunitas menulis. Saya memang memiliki passion untuk menulis, terutama fiksi. Adik saya juga menyarankan agar saya mulai ngeblog lagi. Akhirnya saya masuk ke beberapa komunitas sekaligus, termasuk komunitas blogger. Awal tahun 2015 saya mulai serius menekuni dunia blogging. Saya betul-betul belajar dari nol selama setahun ini. Untunglah suami pengertian dan sangat mendukung apa yang saya kerjakan. Suami hanya berpesan, untuk serius pada apa yang dikerjakan namun tidak melupakan kewajiban utama sebagai ibu rumah tangga. Makanya setiap mengikuti kopdar dan event, keperluan anak-anak sudah saya siapkan terlebih dahulu.

Termasuk saat ikut Fun Blogging Bersama IM3 Ooredoo di Gedung Indosat Ooredoo hari Sabtu (19/03/2016) lalu. Karena saya tahu acara Fun Blogging membutuhkan waktu cukup lama, setelah mendaftar saya meminta suami untuk mengambil cuti di tanggal tersebut. Suami menggantikan tugas saya menjaga anak-anak di rumah sementara saya menimba ilmu. Acara ini benar-benar saya tunggu kehadirannya di Semarang. Kapan lagi bisa ketemu dengan 3 cikgu keren. Ada mbak Haya Aliya Zaki yang expert di materi bagaimana cara membuat konten yang baik. Mbak Shitaries, cikgu muda tapi memiliki banyak ilmu dan pengalaman tentang SEO dan juga cara mempercantik blog. Juga teh Ani Berta, blogger yang sudah malang melintang di dunia blogging. Seorang buzzer yang juga menjadi brand ambassador Indosat Ooredoo dan expert mengenai bagaimana memonetisasi blog.  Siap-siap mengosongkan gelas untuk menerima curahan ilmu dari para expert.

Banyak hal yang saya peroleh setelah mengikuti Fun Blogging. Ketiga materi yang disampaikan saling bersinergi. Makin bertambah luaslah wawasan saya tentang dunia blogging. Materi yang disampaikan mbak Haya membuat saya belajar banyak tentang bagaimana membuat konten yang baik. Selama ini saya merasa tulisan saya belum cukup informatif dan memberi manfaat bagi khalayak ramai. Saatnya berbenah. Bagaimanapun konten adalah raja. Sebisa mungkin apa yang saya tulis menjadi manfaat dan informatif bagi khalayak, bukan buat diri saya sendiri. Dari teh Ani saya juga belajar soal attitude. Bagaimanapun juga blogger harus memiliki attitude sebagai cerminan pribadinya. Apalagi kalau kita memiliki tujuan untuk memonetisasi blog yang nantinya berhubungan dengan banyak klien.
Nah, materi yang menurut saya paling susah adalah mengelola blog kita sendiri. Dari mbak Shinta saya jadi mengenal apa itu Google Tools dan segala pernak-perniknya, konten SEO dan strategi menulisnya hingga cara mengoptimasinya *mulai pusing nih. Kita juga harus menampilkan blog yang bersih, minimalis sekaligus mobile friendly. Eh, blog saya sudah mobile friendly lho.

Kenapa blog kita harus mobile friendly?
Karena pembaca blog kita tidak selalu membaca lewat PC. Bisa saja pembaca kita mengakses dan membaca blog kita melalui smartphone atau tablet. Saya sendiri cukup sering membuka blog lewat tablet kalau tidak sedang membuka PC. Atau ketika sedang berada diluar rumah. Cuma kendalanya adalah ketika sedang berada di daerah yang darurat sinyal. Mau buka media sosial saja susahnya minta ampun. Muter melulu. Ini salah si tablet atau  providernya nih?

Lalu pencerahanpun datang.



Memilih provider untuk gawai kita memang seperti memilih jodoh. Benar-benar harus pas dan bisa menyupport kebutuhan kita ketika berkomunikasi maupun menggunakan internet. Sebenarnya saya sudah mengenal IM3 Ooredoo sejak awal mula memiliki handphone dari suami saya. Beliau adalah pengguna IM3 yang tertarik promo sms dan telpon gratis sesama pengguna IM3. Maklum, saya dan suami dulu adalah pelaku LDM alias long distance marriage. Tentu kebutuhan untuk berkomunikasi sangat besar. Sehari bisa puluhan kali kami saling melepon, untuk melepas rindu atau sekedar menceritakan kegiatan anak-anak. Ternyata jarak Purworejo-Semarang tak lantas menjauhkan kami.

Suami juga langsung mengiyakan ketika saya bercerita bahwa ada paket Freedom Combo dari IM3 Ooredoo. 
"Ayah kan sudah pakai, Bun. Ya tahu lah, kalau ada paket Freedom Combo. Ayah kan pakai paket yang L", ujar suami saya.
Hanya dengan 99 ribu rupiah, sudah mendapat 3 GB sinyal 3G dan 10 GB sinyal 4G plus unlimited call dan sms ke sesama Indosat. Ooh pantesan, di smartphone suami ada grup khusus provider IM3 Ooredoo yang merupakan teman-teman sekantor suami.
"Biar nggak boros. Tahu sendiri kan, kalau ada kapal datang, Ayah harus koordinasi dengan banyak orang. Kalau beda-beda operator bisa-bisa jebol pulsa Ayah", jelasnya lagi.
Pekerjaan suami di sebuah perusahaan shipping mengharuskannya memantau pergerakan kapal. Kebetulan smartphone suami juga selalu terhubung dengan GPS kapal, jadi mudah untuk memantau pergerakannya agar bisa melakukan persiapan-persiapan untuk sandar. 
"Oh, I see. Kayaknya di keluarga besar kita harus bikin komunitas juga, Yah. Biar nggak boros kalau harus telpon-telponan", pinta saya.

Sebenarnya ada lagi sih keuntungannya. Kalau pulsa modem saya habis, saya bisa nebeng dengan tathering melalui smartphonenya. Bisa nulis dan ngeblog lagi. Nggak buffer dan nggak bikin baper lagi deh.

Internet memang memiliki andil besar dalam hidup saya, terutama setelah serius menekuni dunia blogging ini. Internet membuat saya bisa berkeliling dunia, meski hanya di rumah saja. Internet membuat saya belajar untuk bijak menggunakannya. Internet bagai pisau bermata dua. Mau menyalahgunakan atau memanfaatkan? Bagaimana denganmu, teman?




Posting Komentar

22 Komentar

  1. asyiknya dapat hadiah istimewa dari suami laptop sama modem ^_^

    BalasHapus
  2. Internet sekarang seperti kebutuhan pokok, ya, mba? Dari anak sekolah hingga orang tua pun butuh akan internet. Namun, internet memang seperti dua mata pisau, seperti yang mba Ika tuliskan. Jika kita tidak bijak menggunakannya, malah dapat merugikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mb Nurul...kalau tidak bijak menggunakannya internet akan menjerumuskan kita :D

      Hapus
  3. Yup, internet membutuhkan pengguna-pengguna yang bijak agar bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sukses selalu mbakyuku :)

    BalasHapus
  4. Mba Ikka untung udah nikah jaman itu. Kalau belom..bisa bisa cinlok sama mas warnet wkwkkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha..ini lagi..komen apa ini..komen apaaah?? :p

      Hapus
  5. Mmmm, berarti Mbak tergolong gaptek ya dulu. Hahaha #disambitsandal
    Sama kita, dulu pertama belajar kompi ya Word Star dama Lotus maenannya. Malah di SMA diharusnkan punya sertifikat komputer minimal WS sebagai salah satu syarat kelulusan. Kursus kilat deh. Sempat mikir juga sih, itu yg ngajarin sudah mainan Windows Office dan Excel, kenapa siswa kursunya masih diajarin WS dan Lotus? Tapi namanya nggak ngerti mau gimana lagi? Hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ho oh mas, aku gaptek banget dulunya...tapi sekarang enggak lagi doong :D

      Hapus
  6. heheh, aku juga belum lama Mba, akrab2 sama inet.

    moga makin sukses ya ngeblognya karena si freedom combo :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...semoga kita bisa jadi blogger professional semua :)

      Hapus
  7. Wah kita seumuran ya, baru kenal internet tahun 2009. Tapi gak msyalaaaah, sekarang malah jadi momblogger kece ya ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi...gak masalah..sekarang sudah nggak gaptek lagi :D

      Hapus
  8. Salut sama semangatnya mbak Ika :) semoga makin kece blognya :)

    BalasHapus
  9. Alah bisa karena terbiasa ya mbak ika

    BalasHapus
  10. Saya kenal inetrnet malah baru-baru aja mbak Ika, sekitar tahun 2013. Sebelumnya nggak tahu tuh saya kemana aja hehehe

    Sukses ya mbak, masih jalan ODOP nya ya. Siipp :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ternyata sama ya kita mb Anjar :)
      tapi mbak Anjar juga keren..sudah mahir bikin blog

      Hapus
  11. Sama Mbak, internet penting banget buat saya. Saya mendapat banyak ilmu, temen dan rejeki bahkan ketemu belahan jiwa saya juga karena ngenet he3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah..beruntung banget dong, ketemu belahan jiwa lewat internet. Hehe

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com