Dear Friends,
Sedikit cukup, banyak tidak habis. Judul tulisan mbak Henny Puspitarini di KEB ini cukup menohok ya. Terutama buat kita (kita? elu aja kalik. LOL) yang sering kesulitan mengatur dan mengelola penghasilan. Bicara mengenai keuangan memang sensitif ya. Terutama buat para istri yang mengelola penghasilan suaminya. Cukup nggak cukup, mesti dicukup-cukupin. Jujur saya akui, dulu saya tak pandai mengatur keuangan. Berapapun uang yang saya pegang, selalu habis tak bersisa. Dapat sedikit habis, dapat banyakpun juga habis. Seringnya habis untuk keperluan yang nggak jelas. Akibatnya sudah bisa ditebak. Saya nggak punya tabungan, nggak punya uang cadangan dan selalu kehabisan uang saat tanggung bulan. Hari-hari menunggu gaji jadi terasa begitu lama dan menyiksa.
Tapi itu dulu, sih. Sekarang alhamdulillah sudah insyaf, friends. Hahaha.
Awalnya sayalah yang mengatur keuangan keluarga, tetapi karena sering banget "failed" jadi saya menyerahkan semua urusan keuangan pada suami. Untuk urusan keuangan, suami saya lebih pandai mengatur keuangan dibanding saya *akhirnya jujur juga. LOL. Ternyata sudah hampir beberapa tahun ini suami menyisihkan gajinya untuk tabungan pendidikan anak-anak. Bahkan bisa menyicil renovasi rumah sedikit demi sedikit. Sekarang untuk urusan uang sekolah anak, bensin, uang saku anak-anak hingga tagihan-tagihan lainnya beliau yang pegang. Sedangkan saya bagian mengatur keuangan untuk belanja keperluan rumah dan dapur saja. Dan saya hepi, karena beban saya untuk mengatur keuangan keluarga jadi lebih ringan.
Sebenarnya kondisi keuangan kami hingga saat ini belum bisa dibilang berlebihan, bahkan lebih tepat pas-pasan. Pas butuh, pas ada. Haha. Sekarang sih, saya sudah lega dan nggak merasa terbebani lagi (eh, emang beban ya mengatur keuangan) soal atur mengatur keuangan keluarga.
Pengen tahu gimana caranya suami saya mengatur keuangan keluarga? Boleh diintip, kok.
Bayar Tagihan-tagihan Lebih Dulu
Suami saya menerima gaji setiap tanggal 25 dan biasanya beliau langsung membeli pulsa listrik, membayar cicilan sepeda motor (masih pecicilan, bo) dan membayar tabungan pendidikan anak-anak. Suami langsung membayar begitu gaji masuk karena sistem pembayarannya melalui online. Beliau juga langsung menyisihkan biaya sekolah anak-anak (SPP), uang saku, uang bensin dan tabungan anak-anak di sekolah. Setelah dikurangi untuk pengeluaran tak terduga, sisanya baru deh ditransfer ke rekening saya.
Belanja Kebutuhan Bulanan
Kebutuhan bulanan seperti sembako, toiletries biasanya dibeli sebulan sekali. Kebiasaan ini memang sudah cukup lama dilakukan, sih. Biasanya saya yang kebagian tugas belanja. Lumayan irit juga, karena saya biasa belanja di toko grosiran. Kadang kalau sedang beruntung, bisa dapat harga promo. Jadi dobel hemat, kan.
Belanja Dapur Mingguan
Ada belanja bulanan ada pula belanja mingguan. Hal ini dilakukan agar kita nggak perlu bolak-balik belanja ke pasar atau warung. Cukuplah seminggu sekali, kecuali ada kebutuhan mendadak ya. Belanja mingguan ini hanya untuk kebutuhan dapur seperti sayuran dan lauk pauk. Kalau ada uang lebih biasanya saya beli buah, tapi kalau pas nggak ada kelebihan uang ya nggak beli. Belanja mingguan ini disesuaikan juga dengan menu makanan selama seminggu. Biasanya yang paling banyak adalah kebutuhan lauk. Kalau hari ini makan dengan lauk protein nabati, besoknya lagi makan dengan protein hewani. Kalau sudah punya stok sayuran dan lauk pauk untuk seminggu, lega deh rasanya.
Punya Dana Darurat
Alhamdulillah, setelah beberapa tahun ini aktif ngeblog saya memiliki penghasilan tambahan. Besaran penghasilan saya sebagai blogger tidak menentu. Kadang banyak, kadang sedikit, kadang juga tidak ada pemasukan sama sekali. Sejak itu saya memiliki dua rekening. Satu rekening khusus untuk jatah bulanan dari suami dan satu lagi rekening khusus untuk penghasilan saya dari ngeblog. Uang hasil ngeblog saya pergunakan sebagai dana cadangan, yang akan digunakan bila dalam keadaan darurat. Misalnya ketika mendadak harus pulang kampung atau kondisi darurat lain.
Buatlah Skala Prioritas
Kalau dipikir-pikir, kebutuhan kita dari waktu ke waktu semakin meningkat dan semakin bertambah. Kalau menuruti hawa nafsu, semuanya pasti akan kita penuhi dalam waktu bersamaan. Akibatnya tentu saja pengeluaran membengkak. Untuk mengatasinya, pilih kebutuhan yang benar-benar mendesak. Misalnya, saat harus memilih antara membeli ban sepeda motor dengan sepatu. Ban sepeda motor tentu lebih urgent penggunaannya daripada sepatu baru, karena hampir semua aktivitas dilakukan menggunakan sepeda motor. Resiko yang diakibatkan oleh ban sepeda motor lebih besar daripada resiko tidak memakai sepatu baru. Ya, kan?
Bawa Bekal dari Rumah
Sebisa mungkin suami dan anak-anak saya berangkat dalam kondisi perut terisi (sudah sarapan). Pagi-pagi sekali saya usahakan sarapan sudah siap. Untuk mengurangi pengeluaran jajan di luar, suami dan anak-anak biasa membawa bekal dari rumah. Lumayan, bisa hemat uang jajan kan.
Itu aja sih trik yang kami pakai selama ini untuk mengatur keuangan keluarga. Pastinya cara untuk mengatur keuangan tiap keluarga berbeda-beda. Ya iyalah, secara kebutuhan tiap keluarga kan juga beda-beda. Bijaklah mengatur keuangan agar tidak menyesal kemudian. Yuk, mulai atur keuangan demi masa depan!
Artikel ini untuk #KEBloggingCollab ke-3 untuk kelompok Sri Mulyani dengan tema Finansial : Hemat dalam Keluarga.
Nyisihin dana darurat itu susah buatku mbak. Soalnya dana darurat sering buat darurat jalan2 hahaha....
ReplyDeleteHaha...sekarang aku udah mulai ngerem2 kebiasaan burukku ngabisin duit buat yg ga penting. Ya ga pa2 buat jalan2, kan itu termasuk darurat...darurat pingin piknik :p
DeleteTriknya bisa ditiru nih. :D
ReplyDeleteHihi...trik sederhana
DeleteAlhamdulillah, sudah melakukannya dari kapan hari. Memang jauh lebih hemat. :D Apalagi kalau pas ada diskon.
ReplyDeleteWaaah, siip lah mbak
DeleteBener banget nih setuju ama tips mbak ika dalam menghemat dana keluarga, bener harua dipisah, biar tercukupi semuanya
ReplyDeleteIya mbak Vita, baru kerasa kegunaannya sekarang
Deletememisahkan rekening gaji dan rekening untuk kebutuhan hari-hari memang penting yaa Mba Ika. Saya juga punya beberapa rekening yang peruntukannya beda-beda dan sejak punya penghasilan dari blog, saya juga membuat satu rekening khusus untuk menerima fee dari ngeblog dan sosmed yang insyaallah gak akan saya tarik uangnya bila gak ada keperluan yang mendesak :)
ReplyDeletePenting banget mb Ira, kalo kepake semua...ya bubar semua deh uangnya.
DeleteAku paling banyak pengeluaran di makan mba Ika :( susah banget ngatur uang makan ... eh sama jajan juga ding
ReplyDeleteHmm...itu juga dulu pernah terjadi padaku Uzha, waktu masih single dulu...wkwkwk
DeleteBiasanya aku atur pengeluaran dengan memisahkan uang yang belum kepake di bank yang memang jarang disentuh. Jadi biar aman aja misal ada apa-apa baru lah ditarik.
ReplyDeleteTop deh Kok Deddy, pantesan bisa piknik kemana-mana ya, tabungannya banyaak :P
DeleteToss mba. Aku juga masih suka susah atur duit nih. Dulu tabungan paling di arisan2 dan koperasi2 sekolah. Wkwkwk.Tapi skg sdh kutrik i dgn nabung di bank yg gda atm dan jaraknya jauh dr rumah. Biar kalo mo kesana males. Hahahaaa. Jadi uang aman ta tersentuh kecuali butuh bin kepepet
ReplyDeleteharus bener-bener kenceng pegangnya ya mbak Rahma
DeleteBayar tagihan selalu dibayarkan pas gajian hehe takut uangnya keburu abis haha
ReplyDeleteNah, bener itu Teh...kalo ditunda-tunda, keburu habis ya
DeleteDana daruratku belum bisa 9x biaya bulanan. Ada aja kebutuhan. Eh kepakai buat renov rumah lah. Yang belum ini menyisihkan uang buat investasi..masih ragu memilih bentuk investasi.
ReplyDeleteAku juga belum punya dana darurat sebanyak itu mbak..hihi. Masih dikit kali lah.
DeleteAku juga ga investasi apapun, kecuali tabungan anak-anak aja.
iyaaa, gajian langsung bayar2 dan nabung dulu :) nabung dikit2 nanti jd bukit, aamiin
ReplyDeleteBiar nggak bangkrut di kemudian hari ya, ya mbak Wur
DeleteYang masih PR itu dana darurat Mba,buat saya
ReplyDeletesama mb Uci...masih bolong2 ngisinya
DeleteYang agak repot kyk kami ini yg ga punya penghasilan tetap. Jd ga bisa bikin anggaran bulanan #Alesan
ReplyDeleteHehe, nggak punya penghasilan tetap tapi pendapatannya besar
Deleteaku masih belum konsisten mengatur keuangan Mbak, kalau lagi rajin, aku budgeting semua, tulis di excel dan kuprint daftar belanjaan bulanan, belanja dapur mingguan, sampai beli air galon dan gas. Penting sich ditulis, tujuannya untuk mengetahui seberapa besar pengeluaran selama satu bulan dan bisa dibandingkan untuk bulan bulan sebelumnya atau selanjjutnya
ReplyDeleteKalo aku semua yang urus suami, hihi. Aku memang ga bisa atur keuangan (jujur), jadi mending urus yg kecil2 aja
DeleteAku honor dari ngeblog juga dipisahkan dari duit dari suami. Sejak nggak kerja malah aku bisa nabung, hihiii.. entah napa dulu jaman kerja kok pengennya jalan-jalan nggak jelas ngemall mulu yaaa
ReplyDeleteHihi...jadi keliatan hasil ngeblognya kalo aku mbak. Alhamdulillah bisa bantu2 lah, buat simpenan juga
DeleteSama! Abis gajiannya suami, langsung buat bayar2 tagihan. Jadi bisa ngira2 berapa uang lebuh buat ditabung. Hehe...kami nabungnya bukan di awal tapi di akhir setelah itung2an
ReplyDeleteIya mbak, lebih enak yg wajib2 kita keluarin dulu...sisanya baru kita kelola
DeleteMakasih sharinya bunda...
ReplyDelete