AKBER Semarang 102, Karena Berbagi Bikin Happy

Dear Friends,
AKBER Semarang 102, Karena Berbagi Bikin Happy. Hari Sabtu, 30 Januari yang lalu, saya dan beberapa teman menghadiri Akber (Akademi Berbagi) di gedung PIP komplek Balaikota Semarang. Meski awalnya sempat bingung mencari lokasi, tapi akhirnya ketemu juga *ampun malu bener dah. Hampir-hampir saya ketinggalan acaranya. Hari itu mbak Rahmi Aziza, salah satu rekan blogger didaulat untuk sharing tentang "Kiat Menerbitkan Buku". Penting banget nih buat saya untuk nyimak. Secara, saya kan writer wannabe, pasti perlu tahu kiat-kiat menulis dan menerbitkan buku. Mbak Rahmi sendiri selain dikenal sebagai blogger juga dikenal sebagai penulis Komik Mak Irits dan beberapa buku. Tak salah bila mbak Rahmi diminta menjadi pemateri pada Akber Semarang 102 kali ini.

akber-semarang-102-karena-berbagi-bikin-happy
dok.pri. Sharing kiat menerbitkan buku by Rahmi Aziza
Apa saja sih, yang perlu diperhatikan oleh para penulis wannabe? Mbak Rahmi memberikan beberapa beberapa tips, diantaranya :

Pertama, kita harus memilih dan menyiapkan materi tulisan. Apakah kita akan menulis novel, kumpulan cerpen, komik, resep, biografi dan sebagainya. Selain itu kita juga harus jeli melihat tren dan pangsa pasar. Biasanya topik atau tema yang sedang "ngetren" banyak dicari oleh penerbit. Ide itu ada dimana-mana lho. Tinggal pandai-pandainya kita mencari dan mendapatkannya. Tapi kita bisa juga kok membuat pangsa pasar sendiri, asalkan mampu.

Kedua, perhatikan beberapa hal penting sebelum mengirim naskah ke penerbit. Misalnya pelajari syarat dan ketentuan jumlah halaman, font, size, margin dan sebagainya. Edit naskah untuk menghindari typo, lampirkan sinopsis dan pembukaan cerita yang menarik serta proposal yang meyakinkan. Buat penerbit terkesan pada naskah kita. Kalau tulisan kita banyak typo, tak beraturan, sinopsis tak menarik, bisa-bisa naskah kita berakhir di pojokan gudang. Upps...amit-amit, jangan sampe deh!

akber-semarang-102-karena-berbagi-bikin happy
dok.pri tips mengirim naskah ke penerbit
Ketiga, pilihlah penerbit yang sesuai dengan genre tulisan kita. Meskipun naskah kita bagus tapi kalau salah memilih penerbit, bisa-bisa naskah kita malah terbengkalai. Sayang banget, kan. Pilih juga penerbit yang terpercaya dan mau membantu mempromosikan buku kita. Sebagai penulis buku, kita wajib mempromosikan buku kita ke publik baik melalui sosial media, promo off air maupun bedah buku. Tentu akan lebih baik jika didukung oleh penerbit buku kita. Jangan sampai deh, kita sudah bersusah payah menulis buku tapi tidak mendapat hasil yang memuaskan hanya karena kurang promosi.

dok.pri ngapain aja selama menunggu?
Keempat, masa tunggu naskah yang dikirim ke penerbit berkisar 1 hingga 3 bulan. Biasanya sih, penerbit akan memberi kabar, apakah naskah kita diterima atau ditolak. Lalu apa yang harus kita lakukan selama menunggu kabar? Nggak ngapa-ngapain? Iih, rugi dong kalau nggak ngapa-ngapain. Selama menunggu kita bisa membuat karya baru. Buat target menulis supaya bisa lebih produktif.

Bagaimana kalau naskah kita ditolak penerbit?
Sedih?  Pastilah, manusiawi.
Baper? Boleh, tapi jangan lama-lama.
Patah arang? Putus asa? BIG NO NO (kalau beneran pengen jadi penulis)

Apa yang harus kita lakukan?
  • Evaluasi karya kita, coba deh baca-baca lagi. Jangan-jangan tulisan kita kurang menarik, terlalu mainstream atau sudah banyak yang menulis dengan tema yang sama.
  • Setelah di evaluasi, coba kirim ke penerbit lain. Bisa saja naskah kita berjodoh dengan penerbit lain. 
  • Cetak sendiri. Kalau kita sudah percaya diri akan karya kita, bisa juga cetak sendiri buku kita. Bisa juga melalui Indie Publishing. Sekarang banyak juga yang menawarkan jasa seperti ini.
  • Publish online. Nah, ini pas banget dengan pengalaman mbak Rahmi. Alih-alih putus asa karena tak ada kabar tentang komiknya yang dikirim ke surat kabar, mbak Rahmi mem-publish komiknya di blog. Eeh...dasar rezeki, berawal dari postingan di blog lah komik Mak Irits akhirnya bisa terbit. 
Makin tertarik untuk jadi penulis? Ada lagi nih, tips-tips bagi penulis wannabe. 
  • Rajin  menulis. Kalau mau jadi penulis, ya harus rajin nulis. Mulailah menulis meskipun hanya sekedar menulis status di sosial media seperti Facebook atau twitter. Banyak loh, penulis yang awalnya hanya iseng menulis di sosmed seperti Arief "Pocong" dan Raditya Dika.
  • Banyak membaca. Penulis juga harus banyak membaca untuk menambah kemampuan literasi dan referensi. 
  • Ikut kelas menulis. Kalau merasa kemampuan menulis kita kurang, ikut kelas menulis adalah langkah yang paling tepat. Ada banyak kelas menulis, baik yang berbayar ataupun yang tidak berbayar alias gratis.
  • Bergabung dengan komunitas menulis. Seiring dengan kemajuan teknologi, semakin banyak orang yang menggunakan social media sebagai sarana bersosialisasi. Sebagai wadah berkumpulnya orang yang karena memiliki kesamaan passion di bidang kepenulisan, maka dibuatlah komunitas menulis. Bergabung dengan komunitas menulis selain bisa menambah teman, bisa menambah ilmu juga lho.
  • Menulis tema yang paling dikuasai. Dengan mengerjakan sesuatu yang kita kuasai, hasilnya pasti bisa maksimal.  
Mantep banget  ya sharingnya. Ternyata banyak juga peserta Akber Semarang yang antusias untuk bisa menulis. Buktinya, banyak peserta yang ingin tahu dan bertanya tentang banyak hal mengenai dunia kepenulisan. Ah...jadi pengen ikutan kelas lagi.

dok.Akber Semarang

Ada yang belum tahu apa itu Akber?
Akber atau Akademi Berbagi  merupakan sebuah gerakan yang bermula dari sosial media yang mengadakan kelas gratis secara rutin dengan menghadirkan berbagai nara sumber. Sesuai dengan tagline-nya "Berbagi bikin Happy" tujuan dari Akademi Berbagi adalah berbagi. Selain berbagi ilmu pengetahuan Akber juga berbagi pengalaman nyata di dunia karya. Salah satunya adalah berbagi ilmu kepenulisan serta kiat menerbitkan buku bagi para peserta yang menaruh minat di dunia kepenulisan. Sudah banyak volunter yang bergabung dengan Akber Semarang yang berdiri sejak Maret 2011 ini.
Ada yang berminat menjadi volunter? Atau ingin ikut kelas berbaginya? AKBER Semarang 102, Karena Berbagi Bikin Happy

Kunjungi saja
website Akber Semarang :  www.akbersmg.blogspot.com
twitter Akber Semarang   :  @AkberSMG

Akademi Berbagi..Berbagi bikin Happy!!

dok.pri Narsis setelah acara selesai
dok. mb Tari. Narsis sebelum pulang


Posting Komentar

18 Komentar

  1. Seru dan bermanfaat ya mbak Ika, saya pingin juga tapi bisanya hanya hari Minggu nih mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hhehe...aok mbak Anjar, kapan2 ikutan kopdar :)

      Hapus
    2. InsyaAllah...semoga dimudahkan, makasih ya dek say :)

      Hapus
  2. Mantebbb. Ilmunya udah dapat nih, tinggal karyanya. :D

    BalasHapus
  3. Asyiiikk....bs dicoba nih..makasih ya mba ika

    BalasHapus
  4. Rahmi bahkan ngasi materipun diselipkan icon mak irits..hahhaa..kreatif emang rahmi azizah itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener mba Ade, dia bahkan mengakui kok kalo sambil ngiklan...hihi *piss mb Rahmi

      Hapus
  5. ahh seneng deh yang sharing2 kepenulisan..
    tetep yaa ujung2nya narsis, *wajib ntuu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya narsis buat emak-emak itu semacam lagu wajib ten Nchie..haha :D

      Hapus
  6. Karena berbagi menghasilkan banyak manfaat ya Mbak ^^

    BalasHapus
  7. Mba Ikaaa makasih yaa udah dateng dan untuk liputannya yang lengkap abiss. C u di next kopdar :*

    BalasHapus
  8. Aaak.. aku waktu itu ga bia datang,,

    btw makasih banyak Mba Ika, liputannya lengkap (y)

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com