Persiapan menyambut ramadan.- Sebentar lagi, kita akan kedatangan tamu agung yang selalu kita nanti-nanti yaitu bulan suci Ramadan. Setelah hampir setahun berpisah, kini kita akan segera bertemu kembali dengan bulan penuh ampunan ini. Atmosfer Ramadan dengan segala pernak-perniknya pun sudah mulai terasa beberapa hari belakangan ini. Biasanya sih ditandai dengan mulai adanya iklan sirup, iklan sarung, dan iklan di televisi yang akan menayangkan program khusus selama bulan Ramadan.
Tak hanya orang dewasa yang antusias dengan kedatangan bulan suci, anak-anak pun sama. Mereka sudah membayangkan bagaimana serunya membangunkan orang untuk sahur, mencari takjil atau jalan-jalan setelah sholat subuh.
Tak hanya orang dewasa yang antusias dengan kedatangan bulan suci, anak-anak pun sama. Mereka sudah membayangkan bagaimana serunya membangunkan orang untuk sahur, mencari takjil atau jalan-jalan setelah sholat subuh.
Persiapan Menyambut Ramadan
Bagi umat muslim, kedatangan bulan Ramadan tentu disambut dengan suka cita dan penuh rasa syukur, karena Ramadan merupakan bulan maghfirah, bulan penuh rahmat dan ampunan, bulan penuh pahala dan sebagai sarana untuk menjadi orang yang muttaqin.Agar bulan Ramadan tidak berlalu dengan sia-sia, kita harus melakukan beberapa persiapan untuk menyambutnya. Nah, kira-kira persiapan seperti apakah yang harus kita lakukan?
- Berdoa
Saya pernah mendengar kisah, bahwa Mu’alla bin al-Fadhl berkata, “Dulunya para salaf berdoa kepada Allah Ta’ala selama enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya selama enam bulan berikutnya agar Dia menerima amal perbuatan yang mereka kerjakan”. Sebab itulah, kita sebagai umat muslim hendaknya mencontoh kebiasaan baik para ulama. Bukankah suatu anugerah bila kita kembali dipertemukan dengan bulan suci ini? - Membayar puasa tahun lalu
Bagi muslimah, hutang puasa memang sudah pasti terjadi. Penyebabnya banyak. Karena haid, hamil, nifas, sedang menyusui atau sakit. Sudah seharusnya kita segera mengganti puasa sebelum datang Ramadan berikutnya. Namun bila seseorang mempunyai kesibukan atau halangan tertentu untuk menggantinya, seperti misalnya seorang ibu yang sedang hamil dan sedang menyusui anaknya, maka hendaklah ia menuntaskan hutang puasa tahun lalu pada bulan Sya’ban. Menunda untuk mengganti puasa dengan sengaja tanpa ada uzur syar’i atau alasan sampai masuk Ramadan berikutnya adalah dosa. Karena itulah maka kewajibannya adalah tetap mengganti puasa dan ditambah kewajiban membayar fidyah menurut sebagian ulama. - Menambah pengetahuan agama
Menuntut ilmu itu hukumnya wajib ’ain, karena hanya dengan ilmu kita dapat mengetahui cara beribadah dengan benar dan sesuai dengan petunjuk Nabi SAW. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah berkata ”Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya”. Karena itulah, jika suatu ibadah tanpa dilandasi ilmu, maka kerusakannya lebih banyak daripada kebaikannya. Ibadah tanpa mengikuti petunjuk Rasulullah SAW tidak akan diterima Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda ”Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari petunjuk kami, maka amalannya ditolak”. (HR. Muslim) - Persiapan mental
Persiapan mental penting dilakukan, agar jiwa kita siap untuk beribadah dengan penuh dan optimal pada bulan Ramadan nanti. Caranya dengan memperbanyak puasa sunnah di bulan sebelumnya (di bulan Sya’ban) seperti puasa sunnah Senin dan Kamis, puasa ayyamul bidh (hari ke 13, 14, dan 15 pertengahan bulan hijriah) atau puasa Nabi Daud (sehari berpuasa dan sehari berbuka). Terlebih lagi pada bulan Sya’ban kita sangat dianjurkan memperbanyak puasa sunnah.
Aisyah r.a berkata “Aku belum pernah melihat Nabi SAW berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat Nabi SAW berpuasa (sunnah) sebanyak yang ia lakukan di bulan Sya’ban. (HR. Muslim).
Membiasakan diri melakukan shalat-shalat sunnah dan memperbanyak membaca Al-Quran sebelum kedatangan Ramadan juga termasuk salah satu persiapan mental, supaya kita terbiasa melakukannya pada bulan Ramadan nanti. - Persiapan fisik
Persiapan fisik dilakukan agar tetap sehat dan kuat di bulan Ramadhan. Kesehatan merupakan modal utama dalam beribadah karena jika kita sehat, maka kita dapat melakukan ibadah dengan baik dan optimal. Namun jika kita sakit, maka ibadah kita terganggu. Rasul SAW pernah bersabda, “Pergunakanlah kesempatan yang lima sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim). Makanya untuk menyambut datangnya bulan Ramadan kita harus menjaga kesehatan dan stamina dengan cara menjaga pola makan sehat dan bergizi serta istirahat yang cukup. - Persiapan materi
Pada bulan Ramadhan setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih seperti infaq, shadaqah dan ifthar (memberi bukaan). Untuk itu sebaiknya dibuat sebuah agenda keuangan yang mengalokasikan dana untuk shadaqah, infaq serta memberi ifhtar selama bulan Ramadan. Momen Ramadan merupakan waktu paling tepat dan utama untuk menyalurkan ibadah maliah kita. Hal ini merupakan sunnah Rasul SAW yang perlu diikuti. Ibnu Abbas r.a berkata, ”Nabi SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadan.” (H.R Bukhari dan Muslim).
Boleh dong, berbagi di kolom komentar ya!
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com