Pola Asuh Grow Happy untuk Mendukung Tumbuh Kembang Anak


Dear friends,

Setelah sekian lama nggak pernah ikutan acara bertema parenting, akhirnya hari Selasa tanggal 14 Agustus 2019 lalu saya bersama teman-teman blogger dan media hadir di acara workshop Grow Happy Parenting dengan tema "Happy From The Inside Out."

Tentu saja saya nggak mau melewatkan acara ini karena saya memang lagi butuh asupan ilmu parenting yang bergizi seperti ini. Hingga anak-anak saya sudah beranjak besar, nyatanya saya belum  mampu menjadi orangtua yang ideal bagi anak-anak saya.

Kenapa?

Katanya anak-anak yang bahagia berasal dari orangtua atau keluarga yang bahagia. Anak-anak yang bahagia memiliki masa depan yang lebih baik dari anak-anak yang kurang bahagia. Uuft, saya jadi mikir nih, kira-kira anak-anak saya bahagia nggak ya, punya orangtua seperti saya? *baper.

Apalagi waktu mbak Pramudita Sarastri selaku Brand Executive Nestle Lactogrow bertanya kepada semua peserta tentang "happiness". Apa sih makna kebahagiaan bagi kita? Meski pertanyaannya terlihat sederhana tetapi ternyata lumayan sulit dijawab, loh. Otak saya mendadak lola. Duh, mau jawab apa ya? Kalo saya jawab kabahagiaan itu kalo liat anak-anak, suami dan keluarga saya bahagia itu klise banget. Dan ternyata hampir semua peserta menjawab seperti itu. Emang bener, ternyata ukuran kebahagiaan itu ada di keluarga. Kalo keluarga bahagia, saya pasti juga bahagia.

Pramudita Sarastri, Brand Executive Nestle Lactogrow

Setiap manusia memiliki ukuran kebahagiaan yang berbeda, tapi hampir semua jawaban nggak jauh-jauh dari keluarga. Karena memang keluarga adalah sumber kebahagiaan kita. Tapii, yang namanya kebahagiaan itu perlu diupayakan. Kebahagiaan tidak tiba-tiba muncul begitu saja. Kebahagiaan keluarga sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang anak. Orangtua perlu memenuhi kebutuhan gizi dan membantu mengembangkan kematangan emosi anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Menurut mb Dita, ada 3 faktor yang menunjang kebahagiaan anak yaitu keterlibatan orangua, stimulasi dan nutrisi. Bila ketiganya sudah terpenuhi niscaya anak-anak akan tumbuh dan berkembang dengan bahagia.

Nah, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, salah satu langkah yang bisa kita lakukan adalah dengan memastikan pencernaannya dalam kondisi sehat. Dr.dr. Ariani, Sp.A(K) mengatakan bahwa kesehatan saluran cerna mendukung tumbuh kembang anak agar optimal. Pemenuhan gizi dan nutrisi pada anak bahkan dimulai sejak 1000 hari pertama kehidupannya.

Makanya, penting banget bagi orangtua untuk memastikan makanan yang dikonsumsi bergizi seimbang dan mengandung probiotik yang membantu nutrisi dapat terserap dengan baik. Pemberian probiotik dapat dilakukan melalui susu atau makanan yang difermentasi seperti tempe dan yoghurt.

Dr.dr. Ariani Dewi  Widodo, Sp. A(K)

Probiotik memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan loh, diantaranya bisa menjaga kekebalan tubuh, melindungi dari kuman dan penyakit serta mencerna serat. Probiotik bisa didapatkan dari susu dan makanan hasil fermentasi seperti yogurt, tempe, kimchi, kombucha dan kefir. Contoh bakteri baik ini adalah: Lactobacillus, Bifidobacterium, Saccharomyces boulardii dan beberapa jenis Escherichia Coli.
Oh iya, probiotik juga memberikan pengaruh yang baik bagi tubuh kita loh, diantaranya :

  • Mengurangi durasi diare akut
  • Menyembuhkan konstipasi
  • Mencegah kolik pada bayi
  • Meningkatkan kecerdasan
  • Memperbaiki mood
  • Mengurangi kecemasan dan depresi

Probiotik Lactobacillus reuteri meningkatkan kecerdasan dengan menghasilkan Vitamin B12 yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh. Vitamin B12 membantu pembentukan sel darah merah, yang dapat mencegah anemia pada anak sehingga anak-anak tetap aktif belajar dan beraktivitas.

Nah kan, ternyata probiotik banyak manfaatnya. Kita nggak bisa meremehkan manfaat probiotik karena berkaitan erat dengan kesehatan psikis, loh. Bahwa kebahagiaan itu berawal dari perut.

Mb. Lizzy, Psikolog

Nggak hanya memastikan asupan nutrisi saja, orangtua juga musti memperhatikan kematangan emosi anak. Psikolog Elizabeth Santosa, M.Psi, Psi, SFP, ACC yang akrab dipanggil mbak Lizzy juga mengatakan bahwa kematangan emosi dan kebahagiaan anak dapat dibantu dengan mempraktekkan perilaku positif, salah satunya dengan mengajarkan kebiasaan bersyukur. Anak yang pandai bersyukur akan tumbh menjadi sosok yang optimis, berempati tinggi dan lebih bahagia. Orangtua juga sebaiknya rutin menghabiskan waktu untuk membersamai anak-anak, misalnya dengan melakukan olahraga bersama atau berkebun bersama. membiasakan gaya hidup aktif dapat meningkatkan kesehatan psikologi dan fisik. 

Mb Lizzy memberikan pertanyaan yang cukup menggelitik. Apakah kita sudah bahagia? Gimana sih caranya supaya bisa bahagia? Nggak mungkin setiap hari kita bisa hidup bahagia. Tetapi setidaknya kita mampu menjadikan diri kita sebagai magnet kebahagiaan yang bisa dikelilingi lingkungan positif yang akan membuat kita bahagia. 

Untuk menjadi manusia yang berbahagia, yang pertama harus kita lakukan adalah selalu bersyukur. Kalau perlu tuliskan hal-hal yang sudah kita syukuri dalam satu hari yang telah kita lalui. Makin banyak yang bisa kita syukuri, makin bahagia diri kita. 

Trus, gimana caranya supaya anak-anak bisa tumbuh dengan bahagia?
  • Berikan makanan bergizi dan tepat waktu
  • Ciptakan ruang bemain dan biarkan mereka bereksplorasi
  • Ungkapkan emosi positif
  • Waktu tidur yang cukup
  • Mencintai tanpa syarat
  • Antusias ketika mendengarkan
Benar yang dikatakan oleh mbak Dita dan mbak Lizzy, bahwa anak-anak membutuhkan keterlibatan kita sebagai orangtuanya di tiap tumbuh kembangnya. Dukungan kita sebagai orangtuanya akan mengoptimalkan proses tumbuh kembangnya sehingga anak akan tumbuh menjadi generasi yang cerdas secara akademik maupun secara emosi.

Yuuk, jadi orangtua yang bahagia!




Posting Komentar

0 Komentar