Maltofer Woman Community Banjarmasin : Tips Mengatasi Anemia Defisiensi Zat Besi pada Anak


Dear friends,

Tips mengatasi anemia defisiensi zat besi pada anak. Selama ini saya hanya tahu kalau anemia biasanya sering diderita oleh orang dewasa terutama wanita. Ternyata saya salah besar. Anemia juga bisa diderita oleh anak-anak. Sama hal nya seperti saya, ternyata masih banyak orangtua yang tidak mengetahui bahwa zat besi sangat penting bagi anak untuk menunjang tumbuh kembangnya.

Untuk itulah, kembali Maltofer menyelenggarakan seminar seputar kesehatan dan tumbuh kembang anak melalui Maltofer Woman Community yang diadakan di beberapa kota di Indonesia. Combiphar berkomitmen untuk menjadi agen kesehatan yang memberikan informasi mengenai kesehatan kepada masyarakat Indonesia.

Pada acara Maltofer Woman Community di kota Banjarmasin, Combiphar mendatangkan narasumber yang berkompeten di bidang kesehatan dan tumbuh kembang anak yaitu dokter Gladys Gunawan, Sp.A (K).  Selain itu hadir pula dokter Carlinda (Medical Junior Manager Combiphar) yang akan menjelaskan lebih jauh mengenai Maltofer.


Sesuai dengan tema seminarnya yaitu peran penting zat besi dalam 1000 hari kehidupan pertama (golden age), Maltofer menghadirkan dokter spesialis anak yang diharapkan mampu memberikan informasi seputar kesehatan dan tumbuh kembang anak di 1000 hari pertama kehidupannya. 

Kenapa Maltofer sangat concern pada tumbuh kembang anak dalam 1000 hari pertama kehidupannya?

Karena anak-anak adalah masa depan kita. Jika dalam 1000 hari pertamanya anak-anak mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya, bisa dipastikan hal tersebut akan mempengaruhi kehidupan mereka di masa mendatang. Dan itu tidak bisa diperbaiki lagi. Ngeri kan. Jangan sampai deh, hal itu terjadi pada anak-anak kita.

Meski begitu, nyatanya sampai sekarang masih banyak orangtua yang kurang aware mengenai hal ini. Kasus "stunting" pada anak-anak balita belakangan ini adalah buktinya. Banyak yang berpikir, kalau anak tidak mengeluh sakit, aktif bergerak, tidak susah makan adalah anak yang sehat. Padahal belum tentu. Banyak anak yang terlihat sehat tetapi tumbuh kembangnya terhambat. 

Untuk menciptakan anak-anak yang sehat dengan tumbuh kembang yang optimal dibutuhkan pemenuhan gizi dan nutrisi yang cukup. 1000 hari pertama kehidupan merupakan kehidupan emas karena pada periode inilah terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat yang mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan sempurna. 



1000 hari pertama kehidupan dihitung mulai dari hari pertama konsepsi lalu terbentuk embrio hingga anak berusia 24 bulan. Kecukupan gizi selama hamil hingga tahun-tahun pertama kehidupan anak berperan dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat sistem imun. Bisa dibilang  pada 1000 hari pertama kehidupan, sudah dapat ditentukan bagaimana masa depan anak kemudian.

Janin memiliki sifat plastisitas (fleksibilitas) pada periode perkembangan dan akan menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi pada ibunya, termasuk apa yang diasup oleh ibunya selama mengandung. Jika nutrisinya kurang, bayi akan mengurangi sel-sel perkembangan tubuhnya. Makanya, pemenuhan gizi pada anak di 1000 Hari Pertama Kehidupan menjadi sangat penting, sebab jika tidak dipenuhi asupan nutrisinya, maka dampaknya pada perkembangan anak akan bersifat permanen. 

Salah satu nutrisi penting dalam 1000 hari pertama kehidupan adalah zat besi. Zat besi diperlukan tubuh untuk membentuk hemoglobin, yakni pigmen dalam darah yang bertugas mengangkut oksigen. Jika kebutuhan zat besi pada bayi tidak tercukupi, maka jumlah sel darah merah akan berkurang dan jaringan-jaringan tubuh akan menerima oksigen lebih sedikit dari standar kebutuhan.

Zat besi merupakan mineral mikro vital yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Zat besi berperan dalam perkembangan syaraf selama janin dan sebelum masa kanak-kanak. Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat menjadi 27 mg/hari khususnya pada kehamilan trimester kedua dan ketiga.

dokpri. dokter Gladys dan dokter Carlinda

Pemenuhan zat besi selama kehamilan dapat diperoleh dari cadangan besi, akan tetapi jika cadangan ini sedikit dan kandungan serta penyerapan zat besi dari diet sedikit maka diperlukan suplementasi zat besi. Dampak yang ditimbulkan akibat anemia saat kehamilan adalah perdarahan pasca melahirkan dan berat bayi lahir rendah. Anemia yang terjadi pada ibu hamil akan berpengaruh pada fungsi imunitas tubuh. Infeksi pada ibu hamil akan meningkatkan risiko terjadinya kelahiran bayi prematur. 

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya Anemia Defisiensi Besi pada anak?

Begini caranya mencegah Anemia Defisiensi Besi pada anak :
  • Berikan anak makanan yang mengandung zat besi, seperti daging sapi, hati sapi, telur, bayam, kale, kacang kedelai, kacang tanah, dan berbagai jenis sayur berdaun hijau tua lainnya.
  • Melakukan pemeriksaan ketika hamil. Ibu yang mengalami anemia saat hamil dapat menyebabkan anak lahir dengan kondisi kekurangan zat besi.
  • Berikan ASI eksklusif pada bayi karena ASI mengandung berbagai jenis zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi, termasuk zat besi.
  • Tidak memberikan makanan atau susu yang terlalu banyak pada anak kurang dari 1 tahun, karena dapat menggantikan porsi makanan sumber zat besi
  • Mulai memberikan MPASI ketika bayi sudah berusia lebih dari 6 bulan dan dilanjutkan dengan makanan padat ketika anak sudah berumur 1 tahun. 
  • Berikan makanan yang mengandung vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh anak
  • Berikan suplementasi zat besi secara teratur bila perlu
Salah satu suplementasi zat besi terbaik yang pernah saya coba adalah Maltofer. Maltofer merupakan suplemen zat besi oral untuk mencukupi kebutuhan zat besi pada anak-anak, remaja, dan dewasa. Zat besi yang terkandung dalam Maltofer, yaitu Iron Polymaltosa Complex (IPC) adalah senyawa larut air yang terdiri dari inti besi (III)-hidroksida dengan polymaltosa shell yang menyerupai ferritin.

Nah, Iron Polymaltose Complex ini diserap secara aktif dan terkontrol sehingga tubuh hanya menyerap zat besi sesuai kebutuhan masing-masing individu. Inilah yang membedakan Maltofer dengan produk suplementasi lainnya, karena tubuh hanya menyerap zat besi sesuai kebutuhan masing-masing individu sehingga zat besi tidak akan menumpuk di saluran pencernaan. Jadi, penyerapan zat besi menjadi efektif dan efek samping yang disebabkan karena adanya kelebihan zat besi seperti konstipasi, mual jarang terjadi dan minimal dibandingkan dengan suplemen zat besi lainnya. Inilah alasan mengapa Maltofer bisa juga disebut sebagai body friendly iron.

Ada beberapa varian dari Maltofer yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan, diantaranya :

Maltofer Fol Tablet
Maltofer Fol Tablet digunakan untuk pengobatan defisiensi besi laten dan anemia (gejala defisiensi zat besi) dan untuk pencegahan defisiensi zat besi dan asam folat pada masa sebelum, selama dan sesudah masa kehamilan hingga masa menyusui.

Maltofer Tablet Kunyah
Maltofer Tablet Kunyah untuk pengobatan pada defisiensi zat besi laten dan anemia serta terapi defisiensi zat besi selama masa kehamilan

Maltofer Sirup
Untuk pengobatan defisiensi zat besi laten dan anemia serta terapi pencegahan defisiensi zat besi untuk memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) selama masa kehamilan dan menyusui, untuk anak-anak, remaja, wanita usia produktif, vegetarian maupun lanjut usia.

Maltofer Drops
Maltofer Drops untuk pengobatan defisiensi besi laten dan anemia serta terapi pencegahan defisiensi zat besi untuk memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) selama masa kehamilan dan menyusui, untuk anak-anak, remaja, wanita usia produktif, vegetarian maupun lanjut usia.

Nah, jika teman-teman ingin mencari tahu lebih banyak tentang zat besi, artikel-artikel yang berkaitan dengan defisiensi zat besi atau product knowledge Maltofer Indonesia, sila kunjungi website di http://maltofer.combiphar.com/  ya!



Posting Komentar

0 Komentar