Dear friends,
5 hal yang bisa dilakukan saat harus stay at home. Nggak kerasa, kita sudah masuk minggu ke tiga "self quarantine" ya. ((semoga segera bebaaaas dari pandemi))
Siapa nih yang udah mulai bosen dan stress?
Ada yang udah mulai bosan karena banyak aktivitas yang diulang-ulang dan mulai stress karena harus jadi guru dadakan buat anak-anaknya yang harus SFH alias School From Home.
Sebenarnya saya udah biasa banget tinggal di rumah aja, wong hari-hari biasa aja saya betah di rumah. Saya jarang banget bepergian. Saya hanya keluar kalau ada keperluan penting saja. Tapi kalau pas ada kerjaan ke luar kota, ya hepii banget. LOL.
Untuk mengusir kebosanan ketika harus berada di rumah sepanjang hari, saya dan anak-anak melakukan beberapa kegiatan. Bersyukur mereka mau ikut terlibat, karena saya usahakan kegiatan ini juga bisa jadi kegiatan yang menyenangkan bagi mereka.
Berkebun di halaman rumah
Saat ini saya dan suami sedang dalam tahap renovasi rumah, biar lebih rapi gitu. Diawali dengan mengurug halaman dengan tanah urug karena halaman rumah saya lebih rendah dari jalan raya di depan rumah. Hal itu yang menyebabkan saya berkali-kali jatuh dari sepeda motor. Jadi, saya, suami dan anak-anak bekerja bakti meratakan tanah urug hingga rapi. Hanya dalam beberapa hari saja, halaman rumah jadi rapi.
Karena sudah rapi, saya dan anak-anak berniat menanami halaman dengan beberapa jenis bunga, tanaman buah dan empon-empon. Biar terlihat lebih asri gitu. Selain itu, hasilnya juga bisa kami manfaatkan juga nantinya. Setelah ini, saya dan anak-anak akan melanjutkan proyek kebun di halaman ini dengan menanam sayur dan cabe-cabean (bukan cabe-cabean yang itu yah). Haha
Bikin makanan untuk dijual
Selama ada anjuran untuk tinggal di rumah, mau tak mau pekerjaan saya jadi terkena imbasnya juga. Beberapa pekerjaan terpaksa ditunda. Artinya, pendapatan saya jadi berkurang. Nggak mau berlarut-larut dalam kesedihan, saya berinisiatif untuk membuat makanan untuk dijual secara online.
Rupanya, ide saya disambut antusias oleh anak-anak. Mereka tak segan membantu saya, mulai dari persiapan membuat makanan hingga selesai. Mereka malah senang karena bisa ikut menikmati makanan yang dibuat. Ada beberapa macam makanan yang saya bikin, diantaranya klappertart, makaroni schotel, dessert box hingga nasi liwet. Ternyata di rumah pun juga bisa tetap produktif dan menghasilkan, kok.
Mengajari dan menemani anak mengerjakan tugas
Pada masa self quarantine seperti ini, tugas saya bertambah. Saya harus jadi guru dadakan buat anak-anak saya. School from home, membuat mereka harus mengerjakan tugas secara online setiap hari. Yang harus betul-betul didampingi ketika mengerjakan tugas sih cuma anak saya yang kedua dan ketiga yang masih duduk di bangku SMP dan SD. Kalau si kakak yang sudah kuliah sudah bisa mengerjakan tugasnya sendiri.
Melakukan perawatan
Meskipun di luar masa self quarantine saya juga melakukan perawatan, hanya saja tidak terlalu sering. Nah, kesempatan banget pas anak-anak di rumah saya bisa melakukan perawatan dengan santai. Malah bisa melakukan perawatan bareng-bareng, loh. Misalnya saling menggosokkan lidah buaya ke kepala bergiliran. Asik, kaan.
Mengajari anak belajar ketrampilan hidup
Selama masa self quarantine, waktu luang bersama anak-anak saya pergunakan untuk mengajarkan ketrampilan hidup pada mereka. Kenapa saya mengajarkan ketrampilan hdup pada mereka? Ya, karena menurut saya ketrampilan hidup adalah modal untuk kehidupan mereka kelak. Saat nanti memiliki kehidupan sendiri, mereka tidak akan kaget ketika harus melakukan semuanya sendiri.
Apa aja sih yang termasuk ketrampilan hidup? Mencuci baju, mencuci piring, menyapu lantai, memasak, merapikan rumah itu hanya beberapa diantaranya. Saya ingin semua anak saya menguasainya. Saya ingin mereka juga bisa "survive" di kehidupan mereka kelak. Jika sesuatu hal terjadi, mereka akan bisa menyelesaikan masalahnya karena sudah terbiasa bekerja keras dan menguasai ketrampilan hidup.
Seperti hal nya yang terjadi saat ini, di saat pendapatan saya menurun, saya masih bisa berpikir untuk mencari pemasukan melalui ketrampilan yang saya miliki. Saya bisa memasak, kenapa tidak saya manfaatkan kemampuan saya ini untuk mencari tambahan penghasilan. Saya tidak diam saja sambil merutuki nasib (ya percuma aja merutuki nasib tapi nggak bergerak. ye kaan).
Selain beberapa kegiatan di atas, kayaknya saya juga dapat ide lain untuk dilakukan bersama anak-anak. Terinspirasi dari artikel mbak Riri Khayan yang membuat batik ecoprint, kayaknya asik kalo dilakukan bareng anak-anak nih. Bahannya juga dari alam yang bisa didapatkan di lingkungan sekitar rumah.
Nah, ternyata banyak juga kegiatan yang saya bisa lakukan bersama anak-anak selama masa self quarantine ini. Sebenarnya masih banyak kegiatan lain yang akan kami lakukan, tapi mungkin di lain waktu lagi. Memilih kegiatan selama di rumah sebisa mungkin didiskusikan bersama, supaya semua merasa hepi, jadi nggak ada deh kata "gabut" atau "bosen" selama masa self quarantine.
Tak lupa, ajak anak-anak untuk selalu berdoa setiap selesai sholat agar pandemi ini segera berakhir, sehingga mereka bisa kembali sekolah dan beraktivitas dengan bebas lagi.
Kalo, kalian gimana? Udah bikin bikin kegiatan apa aja selama 3 minggu ini?
Boleh lah share di kolom komentar, ya.
Siapa nih yang udah mulai bosen dan stress?
Ada yang udah mulai bosan karena banyak aktivitas yang diulang-ulang dan mulai stress karena harus jadi guru dadakan buat anak-anaknya yang harus SFH alias School From Home.
Sebenarnya saya udah biasa banget tinggal di rumah aja, wong hari-hari biasa aja saya betah di rumah. Saya jarang banget bepergian. Saya hanya keluar kalau ada keperluan penting saja. Tapi kalau pas ada kerjaan ke luar kota, ya hepii banget. LOL.
Untuk mengusir kebosanan ketika harus berada di rumah sepanjang hari, saya dan anak-anak melakukan beberapa kegiatan. Bersyukur mereka mau ikut terlibat, karena saya usahakan kegiatan ini juga bisa jadi kegiatan yang menyenangkan bagi mereka.
Berkebun di halaman rumah
Saat ini saya dan suami sedang dalam tahap renovasi rumah, biar lebih rapi gitu. Diawali dengan mengurug halaman dengan tanah urug karena halaman rumah saya lebih rendah dari jalan raya di depan rumah. Hal itu yang menyebabkan saya berkali-kali jatuh dari sepeda motor. Jadi, saya, suami dan anak-anak bekerja bakti meratakan tanah urug hingga rapi. Hanya dalam beberapa hari saja, halaman rumah jadi rapi.
Karena sudah rapi, saya dan anak-anak berniat menanami halaman dengan beberapa jenis bunga, tanaman buah dan empon-empon. Biar terlihat lebih asri gitu. Selain itu, hasilnya juga bisa kami manfaatkan juga nantinya. Setelah ini, saya dan anak-anak akan melanjutkan proyek kebun di halaman ini dengan menanam sayur dan cabe-cabean (bukan cabe-cabean yang itu yah). Haha
Bikin makanan untuk dijual
Selama ada anjuran untuk tinggal di rumah, mau tak mau pekerjaan saya jadi terkena imbasnya juga. Beberapa pekerjaan terpaksa ditunda. Artinya, pendapatan saya jadi berkurang. Nggak mau berlarut-larut dalam kesedihan, saya berinisiatif untuk membuat makanan untuk dijual secara online.
dokpri. Klappertart bikinan saya dan anak-anak |
Rupanya, ide saya disambut antusias oleh anak-anak. Mereka tak segan membantu saya, mulai dari persiapan membuat makanan hingga selesai. Mereka malah senang karena bisa ikut menikmati makanan yang dibuat. Ada beberapa macam makanan yang saya bikin, diantaranya klappertart, makaroni schotel, dessert box hingga nasi liwet. Ternyata di rumah pun juga bisa tetap produktif dan menghasilkan, kok.
Mengajari dan menemani anak mengerjakan tugas
Pada masa self quarantine seperti ini, tugas saya bertambah. Saya harus jadi guru dadakan buat anak-anak saya. School from home, membuat mereka harus mengerjakan tugas secara online setiap hari. Yang harus betul-betul didampingi ketika mengerjakan tugas sih cuma anak saya yang kedua dan ketiga yang masih duduk di bangku SMP dan SD. Kalau si kakak yang sudah kuliah sudah bisa mengerjakan tugasnya sendiri.
Melakukan perawatan
Meskipun di luar masa self quarantine saya juga melakukan perawatan, hanya saja tidak terlalu sering. Nah, kesempatan banget pas anak-anak di rumah saya bisa melakukan perawatan dengan santai. Malah bisa melakukan perawatan bareng-bareng, loh. Misalnya saling menggosokkan lidah buaya ke kepala bergiliran. Asik, kaan.
Mengajari anak belajar ketrampilan hidup
Selama masa self quarantine, waktu luang bersama anak-anak saya pergunakan untuk mengajarkan ketrampilan hidup pada mereka. Kenapa saya mengajarkan ketrampilan hdup pada mereka? Ya, karena menurut saya ketrampilan hidup adalah modal untuk kehidupan mereka kelak. Saat nanti memiliki kehidupan sendiri, mereka tidak akan kaget ketika harus melakukan semuanya sendiri.
Apa aja sih yang termasuk ketrampilan hidup? Mencuci baju, mencuci piring, menyapu lantai, memasak, merapikan rumah itu hanya beberapa diantaranya. Saya ingin semua anak saya menguasainya. Saya ingin mereka juga bisa "survive" di kehidupan mereka kelak. Jika sesuatu hal terjadi, mereka akan bisa menyelesaikan masalahnya karena sudah terbiasa bekerja keras dan menguasai ketrampilan hidup.
Seperti hal nya yang terjadi saat ini, di saat pendapatan saya menurun, saya masih bisa berpikir untuk mencari pemasukan melalui ketrampilan yang saya miliki. Saya bisa memasak, kenapa tidak saya manfaatkan kemampuan saya ini untuk mencari tambahan penghasilan. Saya tidak diam saja sambil merutuki nasib (ya percuma aja merutuki nasib tapi nggak bergerak. ye kaan).
Selain beberapa kegiatan di atas, kayaknya saya juga dapat ide lain untuk dilakukan bersama anak-anak. Terinspirasi dari artikel mbak Riri Khayan yang membuat batik ecoprint, kayaknya asik kalo dilakukan bareng anak-anak nih. Bahannya juga dari alam yang bisa didapatkan di lingkungan sekitar rumah.
Nah, ternyata banyak juga kegiatan yang saya bisa lakukan bersama anak-anak selama masa self quarantine ini. Sebenarnya masih banyak kegiatan lain yang akan kami lakukan, tapi mungkin di lain waktu lagi. Memilih kegiatan selama di rumah sebisa mungkin didiskusikan bersama, supaya semua merasa hepi, jadi nggak ada deh kata "gabut" atau "bosen" selama masa self quarantine.
Tak lupa, ajak anak-anak untuk selalu berdoa setiap selesai sholat agar pandemi ini segera berakhir, sehingga mereka bisa kembali sekolah dan beraktivitas dengan bebas lagi.
Kalo, kalian gimana? Udah bikin bikin kegiatan apa aja selama 3 minggu ini?
Boleh lah share di kolom komentar, ya.
3 Komentar
Semangat Mba, macaroni schotel dan klappertaart nya enak, suka deh.
BalasHapusOiya, kalo mba Ika mau, ada tanaman cabe loh di rumahku. Aku menyemai bibit cabe jadi beberapa pot, ada yang udah aku bagi-bagi juga ke tetangga dan famili yang mau nanam cabe
Iya mbaa...semangat banget pokonya, biar lebih ringan menghadapi semua masalah ini.
HapusMau banget mbaa, bibit cabenya
wahhh Klappertart bikin ngilerrrr pasti enak :9
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com