Menyambut Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19


Dear friends,

Ramadhan tiba..ramadhan tiba...ramadhan tibaa...
Marhaban ya ramadhan...marhaban ya ramadhan
Marhaban ya ramadhan...marhaban yaa ramadhan..

Hati saya bergetar ketika mendengar suara Opick di iklan ramadhan untuk TV. Yaa, sejak dua minggu menjelang ramadhan iklan program ramadhan sudah mulai wira-wiri di televisi. Yang paling menonjol jelang ramadhan adalah iklan sirup yang fenomenal itu. 

Beberapa hari lagi ramadhan akan datang. Selain saya, anak-anak pun menyambut gembira datangnya bulan suci ramadhan. Meski kini kondisinya berbeda dengan bulan ramadhan tahun-tahun sebelumnya, tetapi anak-anak tetap semangat.

Ketika saya sampaikan bahwa ada kemungkinan kami tidak bisa tarawih di masjid dan harus sholat tarawih di rumah saja, raut wajah anak-anak langsung berubah. Sedih tentu saja. Tapi mau bagaimana lagi? Kita harus mematuhi imbauan pemerintah, agar pandemi ini lekas pergi.

Saya juga tak bisa menyembunyikan kesedihan saya, ketika tak bisa pulang kampung untuk menengok Bapak. Padahal biasanya, saya dan keluarga selalu menyempatkan untuk pulang dan berziarah ke makam Ibu. Tapi tahun ini, saya harus gigit jari. Hanya doa yang bisa saya lantunkan agar Bapak senantiasa diberi kesehatan dan doa yang tak putus-putusnya untuk almarhumah Ibu, agar Allah melapangkan kuburnya.

Meski puasa ramadhan tahun ini berbeda, semangat untuk beribadah harus tetap menyala. Bahkan, mungkin kita harus lebih memperbanyak ibadah, memohon kepada Allah agar situasi kembali normal seperti sedia kala. Allah memberikan banyak waktu kepada kita selama tinggal di rumah saja.

Beberapa hari lalu, saya dan anak-anak membuat beberapa "to do list" yang akan dilakukan selama bulan ramadhan nanti. Mau tahu apa aja yang sudah kami buat?

  • Membuat menu buka dan sahur selama ramadhan
    Untuk menambah semangat anak-anak berpuasa, biasanya jelang ramadhan kami berdiskusi mengenai menu apa saja yang akan kami santap untuk buka dan sahur. Termasuk takjil yang akan dibuat. Sebisa mungkin saya ikuti kemauan mereka, jika masih bisa dijangkau oleh kemampuan saya.
  • Membuat jadwal murojaah dan ibadah
    Dua anak saya kebetulan mengikuti program tahfidz di sekolah mereka yang mewajibkan untuk tetap setor hafalan Al-Qur'an meskipun dari rumah. Karena sistem setoran hafalan melalui online, maka saya jadwalkan untuk membuat video murojaah dan hafalan dengan waktu yang berbeda. Si adik pagi hari setelah dhuha, sedangkan si kakak selepas sholat ashar.
  • Membuat jadwal kegiatan selama ramadhan
    Meski di rumah saja, tapi sebisa mungkin saya membuatkan jadwal kegiatan untuk anak-anak selama sekolah di rumah di bulan ramadhan ini. Saya dan anak-anak membuat kesepakatan, agar kegiatan anak-anak beribadah dan mengerjakan tugas sekolah tetap bisa berjalan dengan hepi dan anak-anak tidak merasa terbebani.

Sepertinya anak-anak sudah nggak sabar, ingin segera menyambut datangnya ramadhan. Sabar yaa anak-anak, ramadhan tinggal menghitung hari kok.

Meski di tengah pandemi, kita harus tetap semangat ya menjalankan ibadah di bulan ramadhan nanti. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah berdamai dengan keadaan. Patuhi imbauan pemerintah dengan tetap tinggal di rumah. Nggak usah keluar rumah dulu jika tidak ada keperluan mendesak.

Tetap semangat dan selalu jaga kesehatan ya, friends. Semoga kita bisa menjalankan ibadah puasa ramadhan dengan lancar dan bertemu dengan hari raya nan fitri.





Posting Komentar

0 Komentar