Dokter Reisa, Covid-19 dan New Normal Life


Dear friends,

Beberapa hari belakangan ini, Dokter Reisa Broto Asmoro sedang ramai diperbincangkan oleh khalayak. Apa sebab?  Ternyata penyebabnya adalah karena beliau sekarang menjadi bagian dari Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Dokter Reisa menjadi Jubir Covid-19 menemani pak Ahmad Yurianto yang sudah bertugas selama 3 bulan terakhir. 

Kehadiran Dokter Reisa di Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tentu membawa angin segar. Sebagai juru bicara, Dokter Reisa akan membantu tugas Pak Ahmad Yurianto dalam menyampaikan pesan edukasi ke masyarakat terkait pencegahan dan pemutusan mata rantai Covid-19, khususnya dalam era masa transisi menuju new normal life.  

Perlu kalian ketahui, ternyata sosok Dokter Reisa Broto Asmoro pernah tercatat sebagai salah satu anggota Disaster Victim Identification (DVI) yang terlibat dalam proses investigasi korban pesawat Sukhoi dan bom terorisme di Jakarta, loh. Dokter Reisa Broto Asmoro juga masih masuk dalam Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). Beliau masih menjabat sebagai anggota bidang Keseketariatan, Protokoler, dan Public Relation Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). 

Dalam sosial medianya, Dokter Reisa juga sering membagikan informasi terkait virus corona, gaya hidup sehat termasuk anjuran berjemur, sampai anjuran untuk di rumah saja demi menekan penularan infeksi covid-19.

Sampai detik ini, pasien Covid-19 makin bertambah. namun, di tengah belum pastinya berakhirnya pandemi Covid-19, pemerintah mulai mewacanakan kehidupan normal baru (new normal life). Masyarakat diharapkan dapat segera melaksanakan aktivitas seperti biasa dengan cara yang baru. Kabarnya pemerintah akan mengatur agar kehidupan masyarakat secara perlahan dapat berjalan normal.

Kehidupan yang berubah akibat pandemi merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Pak Presiden  juga menyatakan agar masyarakat harus dapat hidup berdampingan dengan Covid-19. Pertanyaan penting yang perlu kita berikan atas wacana ini, apakah kita semua di Indonesia telah siap menjalani kehidupan normal baru ini? Selain itu, hal apa yang perlu dimatangkan agar dapat kehidupan normal baru bisa dilaksanakan?



Dugaan yang digunakan dalam konsep "new normal life" adalah virus corona belum bisa dibasmi dalam waktu dekat. Sehingga dalam proses menunggu hingga anti-virus tersebut ditemukan (atau virus corona menghilang), masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan tetap memperhatikan ancaman virus yang sewaktu-waktu bisa menyerangnya.

Untuk itu, masyarakat harus mulai membiasakan hidup seperti biasa berdampingan dengan virus corona penyebab Covid-19, tentunya dengan protokol kesehatan yang harus diikuti agar tak turut terjangkit.

Tidak ada yang tidak menginginkan corona segera hilang hingga kehidupan kembali normal. Kita semua ingin kembali bekerja di kantor, belajar di sekolah, berdagang di pasar, bercengkerama dengan kerabat, dan berbagai aktivitas lainnya. Sikap optimis pemerintah yang berharap kurva corona sebentar lagi akan segera landai, juga bukan merupakan sikap yang salah.

Tetapi, kita harus selalu waspada. Ribuan jiwa telah terenggut akibat Covid-19 ini. Tentunya kita tidak ingin jumlah ini terus bertambah. Jumlah tersebut bukanlah sekadar angka, tetapi ada jiwa dan nyawa sesama yang harus dihargai dan dilindungi.

Oleh sebab itu, yuk kita bekerjasama dengan cara kooperatif pada keputusan pemerintah dengan melakukan physical distancing, rajin cuci tangan, menjaga kebersihan dan tidak bepergian jika tidak ada hal-hal penting. Jika masyarakat sadar, maka hal ini diharapkan mampu meminimalisir jumlah korban Covid-19.

Semoga covid-19 segera pergi dan kita semua bisa beraktivitas kembali dengan normal seperti sedia kala.



Posting Komentar

0 Komentar