Betadine Anti Septic, Pertolongan Pertama Pada Luka



Dear friends,

Memiliki anak-anak yang sehat dan aktif merupakan harapan para orangtua. Apalagi aktif dalam berbagai hal positif. Sungguh, itu nikmat yang patut disyukuri. Namun, ada kalanya anak-anak kurang hati-hati dalam beraktivitas dan hal itu menyebabkan luka. 

Meski berkali-kali jatuh atau terluka, anak-anak seolah nggak pernah kapok buat beraktivitas. Pokoknya bikin was-was orang tuanya aja. Karena alasan itulah, saya selalu menyediakan Betadine di rumah. Merk ini memang sudah eksis bahkan sejak saya masih kecil. Kalau saya ingat-ingat, saya pun dulu juga sering banget bikin was-was orang tua. Bahkan, banyak juga bekas-bekas "kenakalan" yang masih ada di tubuh saya. 

Saya masih ingat ketika pipi saya tertembus pisau tahun 1988 (yaah, ketauan deh umurnya, wkwk). Waktu itu saya masih duduk di kelas 4 Sekolah Dasar. Kok bisa-bisanya ada pisau nyangkut di pipi sih. Ya, itu dia salah satu bentuk kenakalan saya. Kalau diceritain semua, kayaknya bisa berjilid-jilid deh. Jadi nggak usah heran kalau salah satu anak saya juga punya bakat terpendam seperti saya. Hihi.

Ada 9 jahitan menghiasi pipi kanan saya, dan 3 jahitan di bibir kanan atas saya. Ibu saya berkata, saya masih beruntung pisaunya hanya nyangkut di pipi saya bukan di mata. Kebayang juga betapa mengerikannya kalau hal itu terjadi. Sejak itulah, saya jadi bersahabat dengan betadine antiseptik, karena setiap hari luka saya harus ditetesi betadine agar jahitannya lekas mengering. 

Setelah puluhan tahun berlalu, saya memiliki keluarga sendiri dan saya berpikir wajib menyetok produk-produk Betadine. Apalagi kini, semakin banyak varian produk Betadine yang bermanfaat sekali untuk aktivitas sehari-hari. Kalau mau lihat apa aja varian produknya, bisa intip di https://betadine.co.id/ ya! Produk Betadine bisa digunakan oleh seluruh anggota keluarga. 

Memang sudah kodratnya, anak-anak memang suka bergerak aktif dan penuh dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Jadi, biarkan saja anak-anak bebas beraktivitas, yang penting tetap dalam pengawasan. Anak kedua saya, cowok, mewarisi sifat saya yang terlalu aktif bergerak. Bisa ditebak lah ya, si dia ini yang punya bekas luka terbanyak diantara saudara-saudaranya. 

Bisa dibilang, si anak tengah inilah duplikasi saya. Segala tingkah polahnya sangat mirip dengan saya. Menyadari hal itu, saya dan suami hanya bisa memberi nasihat agar selalu berhati-hati ketika bermain. Kami menyadari bahwa kita tak bisa mengawasi dan menjaga anak-anak setiap saat. 

Selain itu, kami menjaga anak-anak dengan selalu menyediakan produk-produk Betadine di kotak obat sebagai pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan di rumah. Apakah kalian juga melakukan hal yang sama dengan saya?




Posting Komentar

0 Komentar