Jaga Kesehatan agar Ibadah Lancar di bulan Ramadan


Dear friends,

Apa kabar teman? Selamat berpuasa ramadan buat teman-teman yang menjalankannya ya. Semoga ibadah puasa kita lancar, meski di tengah pandemi seperti ini, ya.

Selama bulan ramadan ini, kita diimbau untuk beribadah ramadan di rumah saja. Jika biasanya kita tarawih dan tadarus di masjid, maka ramadan kali ini kita lakukan di rumah saja. Jika tahun-tahun lalu kita bingung mengatur jadwal untuk buka bersama (bukber), maka tahun ini kita buka bersama di rumah saja bersama keluarga. Lebih seru dan syahdu, kaan.

Tidak apa, semua ini dilakukan demi kebaikan bersama. Dampak virus corona ini dirasakan oleh seluruh umat muslim sedunia. Mereka juga diwajibkan untuk beribadah di rumah saja. Semua ini dilakukan agar penyebaran virus corona bisa dihentikan dan kita bisa kembali beraktivitas dengan normal.

Dampak pandemi ini juga menyebabkan banyak orang yang hidup di rantau tak bisa pulang ke kampung halaman. Dikhawatirkan jika mereka pulang kampung, mereka akn menjadi "carrier" bagi orang lain. Nggak mau kan, keluarga kita di kampung halaman tertular virus corona?

Saya juga menahan diri untuk tidak pulang ke kampung halaman saya di Purworejo. Jarak antara Semarang ke Purworejo memang tidak terlalu jauh sih, tapi tetap saja ada kekhawatiran kalau saya menjadi carrier virus berbahaya ini. Meski rindu kepada Bapak sudah menggebu tetapi saya harus menunggu, hingga pandemi ini benar-benar pergi. Untuk sementara saya bisa melepas rindu pada Bapak melalui video call saja. Tak apa, demi kebaikan bersama.

Berada di rumah saja selama hampir dua bulan ini memanglah membosankan. Apalagi anak-anak. Mereka sudah sangat rindu sekolahnya. Selama hampir dua bulan ini kegiatan mereka hanya mengerjakan tugas-tugas sekolah secara online dan mengerjakan "to do list" yang saya siapkan untuk mereka. Sebagai ibu, tugas saya bertambah menjadi guru dadakan buat anak-anak.

Selain itu, untuk mengurangi kebosanan saya mengajak mereka untuk membuat kebun mini di halaman rumah dan menanam berbagai jenis tanaman. Saya juga memberikan aktivitas untuk menambah kemampuan "life skill" mereka di masa yang akan datang dengan mengajak mereka membuat makanan untuk dijual. Di situasi sulit seperti ini, mau tidak mau kita harus kreatif agar bisa "survive". Ya, maklum saja, pendapatan saya sebagai seorang freelancer berkurang cukup drastis. Kalau tidak "bergerak" kita tidak akan bisa bertahan.

Untunglah mereka mau. Saya memang harus berterus terang pada anak-anak, bahwa pandemi ini berdampak pada ekonomi orangtuanya. Mau tidak mau, suka tidak suka kita harus melaluinya dengan sabar. Anak-anak juga harus ikut menjaga kesehatan mereka, karena hal itu salah satu cara mereka membantu orangtuanya. Bersyukur hingga saat ini anak-anak bersedia mendengarkan nasihat kedua orangtuanya.

Beberapa hal yang saya lakukan agar keluarga tetap sehat selama berpuasa di bulan ramadan ini, antara lain :

Mengajak Anak-anak Berolahraga

Agar tubuh anak-anak tetap fit selama di rumah saja, saya mengajak mereka untuk berolahraga ringan. Misalnya saja berjalan kali di sekitar rumah dan melakukan senam aerobik bersama. Kadang anak-anak juga bersepeda keliling komplek, tetapi saya wanti-wanti untuk tidak lama-lama di luar rumah dan segera pulang jika sudah dirasa cukup berkeringat.

Makan Makanan Bergizi

Makanan bergizi tidak harus mahal. Menu sederhana juga bisa mencukupi kebutuhan gizi mereka sehari-hari. Minum cukup air putih, makan cukup buah dan sayur selalu saya tekankan kepada keluarga saya.

Istirahat Cukup

Kalau buat orang yang hobinya rebahan seperti saya, istirahat adalah waktu terbaik. Tapi, belum tentu bagi anak-anak. Saya sendiri merasakan betapa susahnya menyuruh mereka tidur siang. Bahkan malam pun mereka harus berkali-kali disuruh untuk tidur. Tetapi belakangan ini, mereka lumayan gampang ketika disuruh istirahat. Meski tidak lama, tapi cukup lah untuk membuat mereka rehat sejenak dari aktivitas mereka.

Murojaah dan Tadarus Bersama

Dua anak saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Kebetulan mereka bersekolah di sekolah Islam, jadi setiap hari harus tetap setor murojaah kepada ustadz dan ustadzahnya. Biasanya kegiatan ini dilakukan tiap habis sholat maghrib. Kegiatan ini juga dilakukan sekaligus untuk tadarus bersama.

Rutin Cek Kesehatan Melalui Halodoc

Selama masa pandemi ini, sebisa mungkin kita menghindari untuk berkunjung ke rumah sakit, kecuali darurat. Seperti beberapa hari lalu, tiba-tiba suami mengeluh sakit di ulu hati dan sesak nafas. Saya khawatir, tetapi saya ingat pesan dokter keluarga yang biasa merawat suami untuk cek mandiri dulu di rumah sebelum membawanya ke klinik.

Saya jadi ingat pada aplikasi Halodoc yang bisa memberikan petunjuk atau advice jika kita bertanya ketika mengalami gejala sakit. Aplikasi Halodoc berisi fitur-fitur yang bisa membantu penggunanya mendapat layanan medis. Seperti chat, panggilan suara, dan panggilan video dengan dokter yang tersedia 24 jam.  Kita juga bisa melakukan rapid tes Covid-19 loh.


Hanya melalui chat, kita bisa meminta bantuan dokter untuk  melakukan evaluasi terhadap kesehatan pasien serta saran untuk merawat keluarga yang sakit di rumah. Selain kemudahan akses menghubungi dokter, Halodoc juga menawarkan layanan membeli kebutuhan medis melalui fitur pharmacy delivery, loh. Halodoc juga bekerjasama dengan 1000 apotek di seluruh wilayah Indonesia, untuk menyediakan layanan ini.

Aplikasi Halodoc sekarang sudah bisa diakses oleh semua orang di seluruh Indonesia, selama memiliki jaringan internet dan ponsel yang mendukung aplikasi ini. Selain layanan konsultasi kesehatan, kita bisa membaca artikel-artikel yang tersedia di aplikasi Halodoc untuk menambah wawasan kita akan kesehatan.

Yuk, kita jaga kesehatan supaya puasa ramadan kita aman dari gangguan. Semoga pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali beraktivitas dengan normal seperti dulu.


Posting Komentar

3 Komentar

  1. Sama mak... Daku juga belum bisa ke rumah orangtua. Padahal sama-sama di bekasi. Karena pengen ikhtiar psbb juga. Padahal udah kangen pengen bukber di sana. Tapi biar situasi tetap kondusif jadi bertahan di rumah aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga situasi ini segera berakhir ya, biar kita bisa bersilaturrahim lagi dengan orangtua dan kerabat2 kita mbaa

      Hapus
  2. Iya, harus jaga benar kesehatan kita. Sebagai ibu, kita harus tegas dan cerewet...
    Selamat menjalankan ibadah puasa, Mbak IKa

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com