Cara Mengatur Anggaran Kesehatan untuk Keluarga


Dear friends,

Cara mengatur anggaran kesehatan untuk keluarga di masa pandemi seperti ini memang susah-susah gampang. Gimana enggak? Bisa bertahan dalam kondisi seperti ini saja sudah bersyukur sekali. Bayangin aja, selama hampir setahun ini semua pekerjaan saya dicancel. Otomatis penghasilan saya berkurang. Saya hanya mengandalkan pekerjaan online di blog maupun media sosial saja, yang tak seberapa. Eh tapi saya bersyukur, masih ada pekerjaan online untuk saya. Lumayan lah, untuk tambah-tambah uang belanja dapur. Cara mengatur duit buat sehari-hari aja udah pusing, apalagi mengatur duit buat anggaran yang lain, yaa. 

Hal yang paling saya syukuri lagi adalah keluarga saya dijauhkan dari sakit. Alhamdulillah, kami sekeluarga masih diberi kesehatan sama Allah sepanjang pandemi ini. Hanya suami dan si bungsu saja yang sempat berobat dua kali karena radang. InsyaAllah tidak sakit berat. 

Meski harus beberapa kali berobat, alhamdulillah biaya seluruh pengobatan ditanggung oleh perusahaan suami. Saya patut bersyukur, karena biaya asuransi dan pengobatan seluruh anggota keluarga ditanggung oleh perusahaan. Tapi bukan berarti saya dan suami tidak memikirkan anggaran kesehatan buat keluarga loh, ya. Anggaran kesehatan tetap harus diupayakan ada, meski tidak besar jumlahnya.

Gimana sih caranya mengatur dan merencanakan keuangan keluarga? 

Sebenarnya, merencanakan keuangan keluarga tidak sesulit yang dibayangkan. Asalkan kita memiliki prioritas, disiplin menjalankannya, serta hidup sesuai kemampuan, keuangan keluarga kita akan aman. 



Berikut ini adalah 5 prinsip sederhana yang bisa dilakukan untuk mengatur keuangan keluarga.

Pengaturan Cash Flow

Cash flow atau aliran uang keluarga dapat dilihat dari seberapa banyak penghasilan kita dan berapa banyak yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Cash flow ini dapat diatur dengan cara mengutamakan kewajiban terlebih dahulu. Misalnya, saat gajian, bayarkan terlebih dahulu pajak dan zakat. Hari berikutnya, bayar cicilan maupun hutang. 

Membuat Anggaran Sesuai Pemasukan

Dengan prinsip cash flow di poin pertama, kita dapat merencanakan keuangan kita (membuat budget) sesuai dengan penghasilan. Berikut adalah contohnya:

  • Cicilan hutang = maksimal 30% 
  • Menabung = minimal 10% 
  • Zakat = 2.5% - 10% 
  • Kesehatan = 10%
  • Kebutuhan rumah tangga = 30% 
  • Kebutuhan anak = 10% 

Jika anda memiliki kesulitan disiplin dengan anggaran yang telah ditetapkan, cobalah dengan metode amplop. Meskipun nampak kuno, metode ini sebenarnya masih relevan sampai sekarang. Dengan menggunakan amplop disertai judul alokasinya, keuangan keluarga akan lebih tertata rapi sesuai kegunaan masing-masing. 

Mengapa harus dipisahkan? Karena uang sifatnya seperti air. Saat sudah bercampur menjadi satu rentan digunakan untuk keperluan yang bukan peruntukannya. Hayo ngaku yang sering kayak gini? Saya ngacung nomer satu, deh. LOL

Komunikasikan dengan Pasangan

Bicara masalah keuangan dengan pasangan merupakan kunci utama, agar bisa sejalan, sevisi, semisi, dalam pengelolaan keuangan sehingga tujuan dan mimpi keluarga dapat tercapai. Jika hanya suami yang bekerja, usahakan agar istri juga mengetahui besaran gaji suami. Bersyukur banget, meski di rumah saja, saya juga berpenghasilan. Alhamdulillah, penghasilan saya bisa digunakan untuk menambal kekurangan. 

Tentukan bersama alokasi keuangan keluarga untuk kebutuhan harian, besaran tabungan, hingga rencana jangka panjang seperti membeli rumah maupun pendidikan anak. Jika masing-masing memiliki hobi atau kebutuhan tersier yang berbeda, sepakati anggaran untuk masing-masing agar tidak menjadi sumber perselisihan.

Rajin-rajinlah Mencatat

Supaya tidak lupa kemana saja uang “dihabiskan”, biasakan mencatat pengeluaran sesegera mungkin. Kita bisa menggunakan buku khusus maupun aplikasi di smartphone. Selain dapat mengetahui dengan pasti untuk apa saja pengeluaran keluarga pada bulan tersebut, kita juga dapat berhati-hati jika pada pertengahan bulan catatan keuangan sudah menunjukkan lampu kuning.

Review Keuangan Secara Berkala

Disiplin menerapkan prinsip keuangan keluarga tentu tidak mudah, khususnya jika penghasilan tidak tetap, ataupun penghasilan lebih kecil daripada pengeluaran. Yang diperlukan adalah melakukan review keuangan secara berkala, agar dapat mengetahui kondisi keuangan keluarga kita. Jangan ragu untuk mengubah alokasi anggaran keuangan keluarga selama cicilan tidak melebihi 35% pendapatan. 

Teori memang mudah diucapkan namun sulit dikerjakan. Nah, biar nggak kesulitan di kemudian hari, mulailah diperbaiki hari ini!   



Posting Komentar

0 Komentar