Dear friends,
Saat sedang ramadan seperti, saya jadi ingat ramadan tahun 2013 lalu dimana Rara, putri ketiga saya harus bolak-balik ke rumah sakit karena terkena herpes di matanya. Awalnya, ada seperti bekas gigitan semut berwarna merah muda di sekitar matanya. Saya pikir hanya gigitan semut, jadi saya hanya membersihkannya dengan kapas basah saja. Hari berikutnya, lukanya terlihat membesar. Karena panik, saya minta suami untuk membawa Rara berobat. Tujuan pertama kami adalah ke dokter mata. Sayangnya karena Rara masih balita, beliau tidak berani memberikan tindakan. Akhirnya kami dirujuk ke rumah sakit.
Lalu, kami pun segera menuju rumah sakit yang menjadi rujukan. Sesampai di rumah sakit, Rara pun menjalani pemeriksaan. Di sinilah saya baru tahu kalau ternyata mata Rara terkena herpes. Hari itu, lukanya makin parah bahkan Rara tidak bisa membuka sebelah matanya. Betapa hancur hati saya. Dalam hati saya berdoa, semoga herpes ini tidak mempengaruhi kesehatan matanya kelak.
Di rumah sakit kala itu pikiran saya sungguh galau. Di satu sisi, saya harus mengurus Rara, di sisi lain saya harus meninggalkan dua anak saya yang lain di rumah. Padahal waktu itu bulan puasa. Gimana caranya nanti mereka buka puasa, dan lain-lainnya memenuhi pikiran saya. Akhirnya saya meminta suami membelikan mereka makanan untuk berbuka sementara saya dan Rara masih berada di rumah sakit. Pemeriksaan mata Rara lumayan lama karena melibatkan dokter anak dan dokter mata.
Saya rasa, ramadan tahun itu adalah ramadan paling menyedihkan bagi saya. Selama beberapa hari, Rara nggak bisa membuka matanya karena matanya lengket. Tiap matanya dibersihkan, dia hanya meronta dan menangis. Hati saya ikut menangis tiap kali membersihkan matanya. Sering kuwalahan, akhirnya saya harus bekerjasama dengan suami untuk membersihkannya.
Herpes ini ternyata penyembuhannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Saya dan suami masih harus bolak-balik ke rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan hingga pengobatannya tuntas.
Selama itu, saya sedikit kuwalahan. Di satu sisi, saya harus merawat Rara yang sedang sakit, di sisi lain saya juga harus tetap melakukan kewajiban saya sebagai seorang ibu. Akhirnya, saya gunakan waktu ketika Rara tidur untuk menyiapkan bahan masakan.
Ungtunglah, saya terbiasa melakukan food preparation. Jadi, ketika Rara tidur saya buru-buru menyelesaikan pekerjaan saya di dapur.
Meski ramadan tahun itu dalam kondisi yang sangat repot, tetapi tugas sebagai seorang ibu tidak bisa ditinggalkan. Saya tetap harus menyiapkan makanan yang sehat bagi keluarga saya. Saya tetap harus memperhitungkan nilai gizi dan nutrisi pada makanan yang saya siapkan. Tentu saya tidak mau anggota keluarga saya yang lain sakit karena kurang gizi.
Biasanya sebelum ramadan, saya dan anak-anak menyusun menu buka puasa dan sahur. Biasanya sih, anak-anak reques masakan favorit mereka. Nggak papa juga sih, selama saya mampu saya pasti akan berusaha memenuhinya.
Siapa yang tiap bulan ramadan selalu boros dalam hal keuangan? Rasa-rasanya saya yang ngacung paling duluan. Entah kenapa ya, pengeluaran selama ramadan pasti selalu lebih besar dibanding bulan-bulan lainnya.
Beruntung, saat itu biaya pengobatan Rara ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan tempat suami bekerja, jadi saya sedikit lega karena tidak mengeluarkan biaya sepeser pun. Alhamdulillah. Akan beda situasinya kalau biaya pengobatan tidak ditanggung, sedangkan saya tidak pegang uang sama sekali. Betapa sedihnya.
Tiga tahun lagi, suami saya akan segera pensiun. Segala fasilitas termasuk asuransi dari perusahaan tentunya tidak akan dapatkan lagi. Sedih memang, tapi tidak apa. Ini termasuk bagian dari proses kehidupan, kan. Ada awal pasti ada akhir.
Mau tidak mau, saya dan suami harus segera memutuskan untuk segera punya asuransi kesehatan secara mandiri. Mengingat suami akan pensiun, tentunya kami harus menghitung-hitung, berapa biaya yang harus kami keluarkan untuk membeli asuransi kesehatan bagi seluruh anggota keluarga.
Setelah mencari tahu berbagai produk asuransi dari banyak perusahaan, akhirnya dipilihlah asuransi kesehatan rawat jalan yang sesuai dengan kebutuhan kami.
Membeli asuransi Garda Healthtech merupakan keputusan yang tepat, sebab biayanya cukup terjangkau. Hanya sekitar 500 ribu per tahun. Lagipula, cara pembeliannya juga cukup mudah. Kita bisa masuk melalui website https://www.gardaoto.com/garda-healthtech/product-info lalu klik beli sekarang. Kemudian isikan data diri, pilih paket perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan, lalu pilih pembayaran. Udah deh, polis sudah berhasil diaktifkan.
Garda Healthtech ini akan membuat kita semakin mudah untuk mendapat pelayanan kesehatan yang baik dan terpercaya. Kita bisa konsultasi online maupun offline dengan dokter umum atau spesialis. Pembelian obat juga dicover baik langsung di RS atau kita beli di apotik luar. Kalau biasanya kita tidak selalu bisa mendapatkan dokter, tapi Garda Healthtech memberikan jaminan konsultasi dokter baik secara online ataupun offline.
Semua ini bisa kita lakukan melalui aplikasi di smartphone yang bisa diunduh di PlayStore maupun AppsStore. Gimana teman-teman, ternyata peran kita sebagai seorang Ibu tak bisa dianggap sepele ya. Semua hal bisa dilakukan, teruama untuk melindungi keluarganya. Yuk, beli asuransi agar #SehatmuTerlindungi.
8 Komentar
Murah banget setahun 500ribu. Semoga makin banyak yg bisa mengakses fasilitas kesehatan dgn biaya terjangkau ya
BalasHapusPertama, ibu memang seorang pahlawan bagi keluarga. Nggak ada yang meragukan hal itu.
BalasHapusKedua, urusan asuransi kesehatan emang sangat penting. Secara kita nggak tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
Asuransi kesehatan seperti kita sedia payung sebelum hujan gitu. Cucok deh rekomendasi perusahaan asuransi nya. Mau cek dulu. Siapa tahu pas dengan kebutuhan keluargaku.
Aduuuuh kasiaaan banget mba. Kena di area mata pula yaa 😩.. aku tuh dulu mikirnya herpes itu penyakit kelamin. Tapi kemudian jadi tahu kalo herpes bisa punya banyak macam , bukan hanya di kelamin. Bisa di leher dan mana aja. Karena bos ku sempet kena juga di leher. Dia bilang memang sakiiit.
BalasHapusNah kalo bicara asuransi kesehatan akupun mentingin banget utk punya. Selain asuransi dari kantor, kami punya asuransi kesehatan pribadi dan juga bpjs pastinya. Tapi tetep yg aku utamain asuransi kesehatan yg pribadi, Krn memang limitnya juga lebih gede dan nyaman pake yg pribadi gitu . Ga hrus antri lama dari pagi. Soalnya aku mikir kalo udh pensiun , tenaga ga mungkin sekitar dulu utk antri lama di RS pakai BPJS. Mendingan punya yg pribadi, supaya bisa berobat di waktu kapan aja.
Pasti perasaan bercampur aduk karena ternyata masalah kesehatannya sangat mengganggu. Perlu banget buat kita menyiapkan diri untuk proteksin masalah kesehatan. Ini pasti bisa jadi pembelajaran buat kita semua
BalasHapusSemudah itu ya berasuransi skarang cukup dalam genggaman hehe, ngilu liat gambarnya deh kak smoga kita bisa jaga kesehatan semaksimal mungkin thanks info asuransinya mau ga mau emang diperlukan ya.
BalasHapusKalau anak sudah sakit memang hati orangtua mana yang gak remuk redam yaa.
BalasHapusSubhanallahu..
Semoga Allah mudahkan kesembuhan dan gak sakit-sakit lagi, adik Rara.
Sudah beberata tahun, tapi kenangannya bikin mama rapuh kembali yaa..
Ibu memang beneran pahlawan keluarga.
Barakallahu fiikunna para Ibu dimanapun berada.
Ya Allah, nggak tahu kalau Rara sakit Mbak semoga Rara sehat selalu ya dan Mbak Ika sekeluarga diberikan kesehatan, asuransi kesehatan memang penting ya untuk jaga-jaga kalau keluarga sakit
BalasHapusperan seorang ibu tidak bisa tergantikan
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com