Pilih Nulis atau Bicara di depan Umum?

dokpri. di salah satu event bersama partner yang selalu support
 

Dear friends,

Sebenarnya, saya lebih cocok disebut sebagai manusia introfert, karena kalo disuruh milih mau nulis atau bicara di depan umum, pasti saya bakalan milih nulis ajah. Entah kenapa saya nggak pernah pede kalau disuruh tampil berbicara di depan umum. Padahal, sejak sekolah dasar saya sudah terbiasa tampil dalam berbagai lomba. Lomba puisi, lomba nyanyi. 

Hingga tahun 2009 lalu, ketika saya menjadi ketua mahasiswa paralel pendidikan anak usia dini. Mau nggak mau, saya harus sering tampil untuk memberikan informasi atau menjelaskan sesuatu. Mungkin dari situlah saya mulai sedikit demi sedikit berani untuk tampil.

Hingga akhirnya di tahun 2019 lalu, saya diminta menjadi KOL sebuah perusahaan farmasi dan harus berbicara di depan umum. Bersyukur saat itu saya dibantu si MC yang menjadi partner tetap saya selama menjadi KOL. Sebelum acara dimulai, biasanya saya tektokan dulu pada saat briefing. Itulah rahasianya kenapa saya bisa lumayan lancar bicara di depan umum, ya karena ada yang mancing duluan. Hihi.

Awalnya saya merasa tak yakin bakal bisa menyampaikan sesuatu di depan umum. Tapi ada seseorang yang teruuus saja memotivasi saya untuk berani tampil. Oleh beliau saya dilatih berbicara, dilatih menyampaikan informasi dengan bahasa yang mudah dimengerti dan tidak berbelit-belit. Itulah kenapa, sebelum event saya selalu dapat double briefing. Briefing bersama agency dan pengisi acara dan briefing pribadi bersama beliau ini. 

dokpri. mentor yang sdh saya anggap seperti ibu sendiri

Menurut beliau, semua orang sebenarnya punya kemampuan berbicara di depan umum. Cuma, bedanya, kemampuan itu mau diasah atau tidak. Saat tahu saya menjadi KOL sebuah perusahaan farmasi, almarhum Om saya yang kebetulan seorang Kepala Humas sebuah perusahaan BUMN, memberikan wejangan-wejangan mengenai bagaimana caranya berbicara di depan umum. Beliau memang sering memberikan kuliah umum dan berhubungan dengan wartawan dari berbagai media. 

Beliau memberikan beberapa tips agar saya selalu percaya diri saat berbicara di depan umum.

Selalu Berlatih

Tidak dipungkiri bahwa untuk tampil berbicara di depan umum membutuhkan latihan agar saat itu tiba, kita tidak gugup. Biasanya saya latihan di depan cermin, dan menuliskan point-point tentang materi yang akan disampaikan. Biasanya sih disesuaikan dengan tektokan saya dan si MC yang memandu acara. Dalam berlatih, saya selalu ditekankan untuk mengobinasikan antara artikulasi kata dan gestur. Nggak mungkin kan, kita berbicara tanpa menggerakkan anggota tubuh. Kalo begitu, nggak ada bedanya dong saya sama manequin. Hihi..

Percaya Diri

Rasa percaya diri akan muncul jika kita berafirmasi. Lakukan afirmasi positif bahwa kita mampu melakukannya. Yakinkan diri kita bahwa kita mampu, kita bisa berbicara di depan umum. Saya jadi ingat ketika ulang tahun Ganjel Rel tahun lalu, saya jadi MC dadakan gara-gara nggak ada yang jadi MC. Meski nggak pede (padahal ya tampil di depan teman-temannya sendiri) tapi yang namanya deg-degan pasti ada. Ya sudah, daripada acara nggak dimulai, saya mau aja jadi MC dadakan saat itu. Kalau besok diminta jadi MC, saya mau nolak ah, banyak teman yang lebih mumpuni buat jadi MC soalnya.

Om saya berpesan, kalau sedang bicara di depan umum, jangan sampai terlihat kalau kita sedang gugup. Lakukan ice breaking, agar tidak kaku. Kan banyak tuh gaya ice breaking yang bisa mencairkan suasana. Kalau suasana sudah mencair, rasa gugup pasti perlahan menghilang. 

Lalu, apakah blogger harus juga memiliki kemampuan untuk berbicara di depan umum? 

Menurut saya sih nggak harus tapi wajib ya, hihi. Ya coba aja, anggap saja kalau kita sedang bicara di depan umum itu sama dengan kita menyampaikan informasi dari tulisan secara lisan. Ya, bisa lah dianggap begitu. 

Secara teori sih begitu ya, tapi pada prakteknya tidak bisa disamakan. Tiap orang kan punya kemmapuan komunikasi yang berbeda. Saya sendiri, kadang masih kikuk dan grogi. Masih suka ngintip contekan kalau sedang bicara di depan umum, kok. 

Hingga saat ini saya masih terus belajar cara berkomunikasi dan berbicara di depan umum yang benar. Saya juga sempat membeli buku tentang public speaking yang sampai sekarang belum selesai saya baca. 

Buat apa? 

Ya, siapa tahu kalau saya sudah tidak aktif ngeblog lagi, saya bisa jadi pemateri apa gitu. Ya, kan? hihi..boleh dong berharap. 








Posting Komentar

0 Komentar