Hari ini adalah hari paling
menyebalkan bagi Bejo. Bagaimana tidak, hari ini untuk kesekian kalinya Aldi
dan teman-teman satu gengnya itu mengejeknya. Panasnya siang ini tak sepanas
hatinya yang sedang diliputi kemarahan. Bruk!! Tas sekolah dilemparnya ke atas
kasur. Tanpa melepas seragam, Bejo langsung menemui Ibu yang sedang menyiapkan
makanan di dapur.
“Eh, anak Ibu sudah pulang
rupanya..” sapa Ibu.
“Bu, kenapa sih namaku Bejo.
Kenapa bukan Rendy, Alfin, Tony atau yang lain..” tanya Bejo tiba-tiba.
Ibu tersenyum. “Di ejek
lagi?” tanya Ibu. Bejo mengangguk.
“Sudah, biarkan saja. Nanti mereka juga bosan
sendiri..” lanjut Ibu seraya mengusap kepala Bejo.
“Tapi tiap hari Aldi dan
teman-temannya mengejek terus. Katanya namaku kampungan, namaku jadul, namaku
nggak keren. Aku bosan diejek terus, Bu.” Mata Bejo mulai berkaca-kaca.
“Lalu Ibu harus bagaimana? Apa
kamu ingin berganti nama?”
“Boleh kan Bu, aku ganti
nama?” pinta Bejo. Ibu tersenyum dan duduk di sebelah Bejo.
“Ibu mau cerita, tentang namamu. Kamu mau
dengar?”. Bejo mengangguk perlahan.
“Ayah dan Ibu memberimu nama
Bejo Raharjo, sama seperti nama Kakek Buyutmu. Beliau dulu adalah seorang
pejuang kemerdekaan. Kakek Buyut masih seusiamu ketika ikut berjuang melawan
penjajah.”
“Apa kakek tidak takut, Bu?
Kakek kan masih kecil”.
“Kakek Buyutmu itu seorang
pemberani, nak. Beliau dengan gesit dan lincah berlari menghindari musuh. Dulu,
kakek diberi tugas memata-matai musuh. Beliau sering tertangkap, namun selalu
bisa meloloskan diri. Makanya Kakek Buyut dijuluki Bejo”.
Bejo mendengar cerita Ibu
dengan seksama. “Jadi nama kakek buyut bukan Bejo?”
“Sebenarnya nama Kakek Buyut
adalah Raharjo. Karena sering lolos dari sergapan musuh dan lolos dari maut,
para pejuang yang lain memberi nama Bejo. Nama Kakek Buyut menjadi Bejo
Raharjo” lanjut Ibu.
“Kenapa Ayah dan Ibu memberi
nama Bejo seperti nama Kakek Buyut? Apa tidak ada nama lain yang lebih keren?”
Ibu tersenyum. “Ayah dan Ibu
ingin memberi nama yang mengandung makna, karena nama adalah doa. Ayah dan Ibu
ingin kamu menjadi anak pemberani, memiliki sikap kesatria dan menjadi anak
yang beruntung seperti halnya Kakek Buyutmu”.
“Tapi Bu, bagaimana kalau
Aldi dan yang lain masih mengejekku?” tanya Bejo dengan nada khawatir.
“Kalau mereka masih
mengejekmu, ceritakan saja asal usul namamu itu. Ceritakan bagaimana hebatnya
Kakek Buyut berjuang mengusir penjajah” ujar Ibu meyakinkan Bejo.
*****
Bejo tidak murung lagi sejak
Ibu menceritakan asal usul namanya. Selalu terulas senyum di wajahnya. Apalagi
kalau teman-temannya ingin mendengar cerita tentang asal usul namanya. Aldi dan
gengnya sudah tidak pernah mengejeknya lagi. Bahkan mereka ikut bangga pada
Kakek Buyut Bejo yang ikut berjuang melawan penjajah. Dalam hati Bejo berjanji,
akan menjaga nama baik kakek buyutnya dengan rajin belajar agar bisa meraih
cita-citanya menjadi tentara.
Semarang, November 2013
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com