Sedekah Membawa Berkah

Satu hal yang selalu kuingat dari eyang putriku yang biasa kupanggil Uti. Sedekahlah. Tak harus menunggu menjadi seseorang yang kaya untuk memberi sedekah. Sedekahlah meskipun hanya dengan sebuah senyuman.

Utiku sudah membuktikan ucapannya. Berpuluh tahun yang lalu, Uti yang hanya seorang guru SD yang gajinya tidak seberapa. Namun Uti sanggup membesarkan dan mengantarkan 8 orang putra-putrinya menjadi orang sukses seorang diri. Eyang kakung meninggal ketika 8 putra-putri Uti masih kecil-kecil. Dalam kondisi ekonomi yang serba pas-pasan Uti tetap memotivasi putra-putrinya untuk menomorsatukan belajar. Tak jarang Uti menerima cibiran dan cemoohan orang. "Wong buat makan saja susah, kok ngimpi mau nyekolahin anak sampai perguruan tinggi. Mending anaknya disuruh kerja di pabrik saja, malah dapat uang banyak" kata orang-orang waktu itu. Namun semua itu tak menyurutkan semangat Uti untuk mengantarkan putra-putrinya menjadi orang yang berhasil. Uti tetap tersenyum. Sebagai seorang pns dengan gaji yang tak seberapa, Uti masih bisa berbagi dengan saudara-saudaranya yang hidup kekurangan. Bahkan Uti juga membiayai sekolah beberapa keponakannya. Uti selalu mengajarkan putra-putrinya untuk selalu berbagi dan tidak egois meskipun dalam keterbatasan. Uti selalu menekankan bahwa kekurangan bukan berarti tak bisa berbagi. Sedekah tidak harus berupa harta. Sedekah bisa kau berikan dalam bentuk senyuman, sambutan hangat, persahabatan yang erat, tenaga dan pikiran. Lakukan dengan ikhlas dan sepenuh hati. Lakukan hanya untuk mengharap ridho Ilahi. Allah tidak tidur. Allah Maha Tahu. Allah Maha Kaya. Allah akan mengganti puluhan, ratusan kali lipat atas apa yang kau berikan.
Kata-kata Uti, membuatku ingat ketika Uti meninggal tahun 2003 lalu. Betapa banyak saudara, tetangga, rekan sejawat, teman pengajian, sahabat-sahabat Uti yang merasa kehilangan. Aku yakin, itu karena sifat Uti yang hangat dan dermawan. 

Uti juga selalu mengajarkan untuk berjuang. Seperti putra pertama Uti, yang bekerja di pabrik setelah pulang kuliah. Ketika putra pertama Uti lulus dan bekerja, dia akan ikut bertanggungjawab membiayai sekolah/ kuliah adik-adiknya dan tidak lupa menyisihkan untuk bersedekah. Begitupun ketika putranya yang lain lulus dan bekerja. Dari 8 putra-putri Uti hanya 1 yang tidak melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi karena memilih menikah. Beliau adalah almarhumah ibu saya. Perjuangan Uti memeras keringat dan air mata tidak sia-sia. Satu persatu putra-putri Uti menjemput sukses. Pakde Hari (putra sulung Uti)  menjadi Dosen sekaligus Kajur di sebuah PTN di Yogyakarta. Ibu (putri ke2) meskipun tidak bekerja tetapi memiliki kontribusi yang besar untuk adik-adiknya. Bulik Nik (putri ke 3 Uti) menjadi PNS (Guru SD) di Bangkalan Madura, Om Wid (putra ke 4) memiliki jabatan yang cukup di Petrokimia Gresik, Om Him (putra ke 5) dipercaya mengelola beberapa apotek di Surabaya, Om Wahyu (putra ke 6) menjadi Manager di sebuah perusahaan baja, Bulik Rini (putri ke 7) berwiraswasta dan Bulik Rahma (putri bungsu) bekerja di Kantor Pajak.

Pesan Uti selalu tertanam didalam hati kami, cucu-cucunya. Sedekahlah. Sedekahlah semampumu. Sedekah tak kan memiskinkanmu. Berbagi itu indah. Berbagi itu membuatmu bahagia.

Sedekah memang membawa berkah. Apa yang aku alami membuatku semakin percaya bahwa janji Allah itu nyata.


 *Kisah ini merupakan kisah nyata yang dialami keluarga besar saya puluhan tahun silam. Semoga kita bisa memetik pelajaran dari kisah ini.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Keajiban sedekah memang luar biasa kadang balasan dari Allah ngga pakai lama. langsung dibalas. makanya ngga perlu ragu untuk sedekah ya mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Uti..kami sekeluarga besar yang mengalaminya, apalagi saya sebagai cucu tertua, yang tumbuh dan besar dalam kondisi serba terbatas. Insya Allah...pesan Eyang Putri selalu terpatri dalam hidup saya.
      Terima kasih sudah berkunjung Uti.....*big hug for you...mmuacch..

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com