Dear Friends,
Kalo ditanya apa yang paling saya kangenin saat ini, saya kangen Ibu. Semua hal tentang Ibu.
Saya kangen aroma tubuh Ibu, saya kangen suara Ibu, kangen teh manis bikinan Ibu, kangen masakan Ibu.
Kangen semua hal tentang Ibu.
Gara-gara mbak Rizka dan Alley yang ngasih tema "sesuatu yang paling dikangenin" saya jadi ingat puasa disaat Ibu masih ada.
Ingatan saya kembali melayang ke puluhan tahun lalu (berasa tua banget), ketika setiap sore di bulan puasa tangan Ibu dengan tangan terampilnya menguleg bumbu lotek untuk para pelanggannya. Ibu memang selalu berjualan lotek dan kawan-kawannya setiap bulan puasa. Kelezatan lotek buatan Ibu diakui banyak orang, bahkan hingga keluar kampung. Tak jarang banyak yang kecewa karena kehabisan lotek Ibu.
Bumbu lotek bikinan Ibu memang khas karena ada tambahan "kethek" pada bumbu loteknya. Kalian ada yang tahu "kethek"? Bukan "kethek" monyet, loh.
Kethek ini adalah ampas dari pembuatan minyak kelapa yang dipadatkan seperti getuk. Warnanya abu-abu kecoklatan dan rasanya manis gurih. Mungkin inilah yang membuat bumbu lotek Ibu jadi terasa istimewa.
Setiap hari di bulan Ramadan, Ibu mengawali kegiatannya mempersiapkan dagangan setelah sholat dhuhur. Semuanya dipersiapkan Ibu seorang diri. Mulai dari menyiangi sayuran, menyiapkan bumbu-bumbu, menyiapkan gorengan, semua dilakukan Ibu sendiri. Saya paling hanya disuruh mengangkut barang dagangan dari dapur ke warung. Sedangkan Bapak, kebagian tugas memecah es batu sepulang kerja.
Ibu berjualan hingga dagangannya habis. Seringnya sih, sebelum waktu tarawih sudah ludes terjual. Meski tak jarang, dagangan Ibu belum habis sampai malam. Padahal besoknya Ibu harus ke pasar untuk membeli bahan-bahan dagangan. Belum lagi harus menyiapkan makanan untuk sahur kami sekeluarga. Begituuu terus setiap hari. Ibu pasti lelah sekali *baru sekarang menyadari. Hiks.
Selain kangen lotek buatan Ibu, saya juga kangen Mi Godog ala Ibu.
Ibu paling suka memberi kejutan buat kami. Sepulang mengaji, ketika saya dan adik-adik sedang belajar, tiba-tiba saja Ibu membawakan mie godog dari dapur, masing-masing satu piring. Duuh, kenapa tiba-tiba aroma mie godog bikinan Ibu mendadak tercium ya.
Mie godog panas dengan cabe rawit utuh dan bawang gorengnya membuat mata kami yang sedang belajar mendadak melek. Biarpun bumbunya sederhana, buat saya mie godog bikinan Ibu tiada tandingannya.
Duh, Ibu. Semoga Allah SWT memberimu tempat yang indah dan terbaik di sisiNya, ya Bu. Kangen Ibu.
Saya kangen aroma tubuh Ibu, saya kangen suara Ibu, kangen teh manis bikinan Ibu, kangen masakan Ibu.
Kangen semua hal tentang Ibu.
Gara-gara mbak Rizka dan Alley yang ngasih tema "sesuatu yang paling dikangenin" saya jadi ingat puasa disaat Ibu masih ada.
Ingatan saya kembali melayang ke puluhan tahun lalu (berasa tua banget), ketika setiap sore di bulan puasa tangan Ibu dengan tangan terampilnya menguleg bumbu lotek untuk para pelanggannya. Ibu memang selalu berjualan lotek dan kawan-kawannya setiap bulan puasa. Kelezatan lotek buatan Ibu diakui banyak orang, bahkan hingga keluar kampung. Tak jarang banyak yang kecewa karena kehabisan lotek Ibu.
Bumbu lotek bikinan Ibu memang khas karena ada tambahan "kethek" pada bumbu loteknya. Kalian ada yang tahu "kethek"? Bukan "kethek" monyet, loh.
Kethek ini adalah ampas dari pembuatan minyak kelapa yang dipadatkan seperti getuk. Warnanya abu-abu kecoklatan dan rasanya manis gurih. Mungkin inilah yang membuat bumbu lotek Ibu jadi terasa istimewa.
Setiap hari di bulan Ramadan, Ibu mengawali kegiatannya mempersiapkan dagangan setelah sholat dhuhur. Semuanya dipersiapkan Ibu seorang diri. Mulai dari menyiangi sayuran, menyiapkan bumbu-bumbu, menyiapkan gorengan, semua dilakukan Ibu sendiri. Saya paling hanya disuruh mengangkut barang dagangan dari dapur ke warung. Sedangkan Bapak, kebagian tugas memecah es batu sepulang kerja.
Ibu berjualan hingga dagangannya habis. Seringnya sih, sebelum waktu tarawih sudah ludes terjual. Meski tak jarang, dagangan Ibu belum habis sampai malam. Padahal besoknya Ibu harus ke pasar untuk membeli bahan-bahan dagangan. Belum lagi harus menyiapkan makanan untuk sahur kami sekeluarga. Begituuu terus setiap hari. Ibu pasti lelah sekali *baru sekarang menyadari. Hiks.
Selain kangen lotek buatan Ibu, saya juga kangen Mi Godog ala Ibu.
Ibu paling suka memberi kejutan buat kami. Sepulang mengaji, ketika saya dan adik-adik sedang belajar, tiba-tiba saja Ibu membawakan mie godog dari dapur, masing-masing satu piring. Duuh, kenapa tiba-tiba aroma mie godog bikinan Ibu mendadak tercium ya.
Mie godog panas dengan cabe rawit utuh dan bawang gorengnya membuat mata kami yang sedang belajar mendadak melek. Biarpun bumbunya sederhana, buat saya mie godog bikinan Ibu tiada tandingannya.
Bapak, Ibu, Ika, Jefrri, Arinta (th. 1989), Bangkalan, Madura |
11 Komentar
Pecel kethek buatan alm.ibunda mb ita kebsyang enaknya, hiks aku ikut terharu...
BalasHapusJd kangen ibu di rumah, mumpung ortu masi lengkap jd prngen sering2 pulang
Huhuu...iya Te, aku kangen banget sama alm. Ibu nih. Apalagi masakan2nya.
HapusTe Mbul kok baru muncul, sih? semedi ya? :p
Tembul lagi jadi silent reader mb ita dari kmaren xixixi,
HapusTrus ngamat ngamatin aja
Hmmm itu yg baju ijo dikaukah?
Haha iyaa...itu yang baju hijau, akyuuh
Hapustjantik nggak Te?
hyaaa..aku jadi kangen lotek ni mbak..itu kethek aku kira terasi mbak...habis warnanya hampir mirip kan yaaa
BalasHapusHaha...bikin sendiri bisa loh dek. Iya, warnanya mirip sm terasi, tapi beda bau dan rasanya..hehe
Hapusmbak Ika, iya ih, ibu kita itu pasti capek banget ya, tapi ga pernah terdengar keluhannya ya... gak kaya aku sekarang, huh ibu macam apa aku inih!!
BalasHapusIya mbak Din, sekarang ngerasain jadi Ibu...kerjaan banyak dikit udah ngeluh mulu..
HapusKok aku sedih ya bacanya.. Krn lgs inget mama.. Sbnrnya ortuku msh lengkap sih mba, tp krn kita tinggal berjauhan, beda pulau, bikin aku ga bisa stiap thn balik, krn hrs gantian jg ama suami :( .. Dan kyknya kalo ditanya apa yg bikin kgn ama mama, akupun sama kyk kamu, masakan bikinan mama yg ga ada duanya :)
BalasHapusHehe..jadi baper ya mbak Fanny, beruntung ya orangtuanya masih lengkap, masih bisa pulang kalo kangen, hehe
HapusLebaran masa kecil di desa Kembang Kuning Ngombol : jajan lotek kethek, rujak, wayang karton....
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com