Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Ajak UKM Belajar Product Branding (1)



Tahu nggak friends, tanggal 7-11 Mei 2018 lalu sebanyak 120 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Tengah mengikuti pelatihan untuk membuat brand produk UKM mereka agar bisa lebih menjanjikan. Merek (brand) dan pengenalan merek (branding) UKM di Jawa Tengah dinilai masih monoton dan belum banyak berkembang. 

Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Ajak UKM Belajar Product Branding 

Kebetulan saya diajak oleh Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah untuk ikut mendampingi pelaku UKM yang mengikuti Workshop Pengembangan Branding Produk UKM di Hotel Semesta Semarang. Meskipun saat ini saya tidak (belum) memiliki usaha, tapi saya jadi ikut belajar bagaimana caranya membentuk "branding" yang kuat untuk sebuah produk. 

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah, Ibu Ema Rachmawati pada sambutannya saat acara pembukaan Workshop Pengembangan Branding Produk UKM mengatakan bahwa branding produk UMKM di Jawa Tengah baik makanan, pakaian maupun furniture masih kurang kuat. Selain itu banyak pelaku UKM yang belum paham bagaimana etika dalam berwirausaha, bagaimana cara mempromosikan produk bahkan hingga cara membuat packing menarik untuk produk mereka. oleh karena itulah pada pelatihan kali ini, pelaku UKM akan dilatih kapasitasnya pada cara dan proses melakukan branding pada produk mereka. 

Berdasarkan data BPS, ada sekitar 5 juta pelaku UKM di Jawa Tengah tetapi baru 115.000 UKM yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM. Tahun ini, Pemerintah Propinsi Jawa Tengah mengucurkan 56 miliar rupiah yang dibagi kepada 9 organisasi perangkat daerah. Dinas Koperasi dan UMKM juga akan melakukan pendampingan terhadap tiap kabupaten/ kota untuk pengembangan UKM. Namun karena keterbatasan anggaran, hingga saat ini pendampingan kepada pelaku UKM baru dilakukan kepada 6 kabupaten yang dilakukan pendampingan para pelaku UKM. Keenam kabupaten tersebut antara lain Kabupaten Banyumas, Cilacap, Kebumen, Solo, Sukoharjo dan Purbalingga.


Branding bagi UKM diperlukan untuk menguatkan citra diri dan produk mereka. Selain itu, pelaku UKM diharap dapat mengubah perilaku agar lebih dapat melayani konsumen. Sikap mentalitas, produk, rasa, kualitas penting diluncurkan sebelum produk mereka meluncur ke pasaran. Pelaku UKM diharapkan bisa lebih kreatif dan berani melakukan inovasi agar produk mereka semakin dikenal masyarakat luas. Branding, dan nama merek yang menarik juga dapat menjadi daya tarik tersendiri dalam memasarkan produk. 

Cara Membangun Sebuah Brand



Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah mendatangkan tim ahli dari gambaranbrand untuk melatih para pelaku UKM dalam prosesnya membangun brand. Adalah mas Arto Soebiantoro yang merupakan seorang brand activist yang fokus membantu mengembangkan merek lokal Indonesia. Mas Arto memaparkan dengan detail bagaimana step by step cara  membangun sebuah brand. 

Untuk membangun brand setidaknya ada 3 tahapan yang harus kita lalui, yaitu :
  • Foundation (Pondasi)
    Fase pondasi merupakan fase paling awal dan harus dilewati ketika kita akan membangun sebuah brand. Pada fase ini kita juga harus tahu bahwa untuk memiliki brand yang kuat, kita juga harus melalui beberapa tahap yang dinamakan KeRaP Cinta (Kenal, Rasa, Paham, Cinta). Hal ini dilakukan agar kita tahu siapa konsumen kita, bagaimana cara kita memperkenalkan produk kita agar dikenal oleh masyarakat dan bagaimana cara agar konsumen loyal pada produk kita, lalu membuat konsumen paham akan produk kita dan akhirnya membuat konsumen bisa mencintai produk kita. Pada tahap ini diharapkan kita memperkuat produk yang akan kita branding, sebelum melangkah ke tahap berikutnya.
  • Communication (Komunikasi)
    Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari fase pondasi. Bila pondasi terhadap produk yang dibuat sudah dirasa cukup kuat, lanjutlah dengan fase komunikasi. Pada fase ini diharapkan kita sebagai produsen mampu melakukan komunikasi terhadap pasar atau konsumen. Disinilah kemampuan kita untuk mengatur strategi bagaimana cara berkomunikasi kepada pasar diuji. 
  • Evaluation (Evaluasi)
    Tahap evaluasi dilakukan ketika kita memasuki masa sekitar 6 bulan pertama. Pada fase inilah kita harus mengevaluasi apa yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Bila pada tahap evaluasi ditemukan banyak kekurangan, maka kembalilah ke tahap pondasi. Perbaiki step by step.
Setelah memberikan materi tentang branding dan berbagi kisah-kisah tentang para pengusaha sukses, mas Arto dan team meminta seluruh peserta untuk menuliskan branding strategi masing-masing pserta untuk usaha mereka. Dengan demikian, maka akan terlihat dimana dan apa saja kesulitan pelaku UKM dalam membangun branding untuk produknya. 

Ratusan Produk UKM Dipamerkan 

Workshop product branding yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah memberi kesempatan kepada pelaku UKM untuk mempromosikan produknya. Mereka dipersilakan mendisplay produknya di tempat yang telah disediakan. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh peserta workshop untuk saling mengenal produk UKM lain.









Sebagian dari pelaku UKM sudah memiliki kesadaran dalam hal kualitas produk dan cara packaging yang baik untuk produk mereka. Meski belum sempurna, tetapi usaha mereka patut diacungi jempol. Bahkan beberpa diantara produk-produk mereka sudah layak jual di supermarket atau swalayan, loh. Untuk itulah Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah juga mengundang beberapa perwakilan dari pengusaha retail untuk membantu memasarkan produk UKM yang sudah layak jual di swalayan.

Pelaku UKM dari Karesidenan Kedu
Saya yakin setelah mengikuti workshop product branding dan melakukan langkah-langkah yang disampaikan oleh mas Arto Soebiantoro, pelaku UKM mampu membranding produk-produk mereka.

Pada sesi ketiga, peserta workshop diminta untuk menuliskan branding strategi secara lengkap. Inilah saatnya para peserta dinilai, seberapa siap mereka untuk membranding produk, melepasnya ke pasaran dan bersaing dengan ribuan produk lainnya yang lebih dulu eksis.

Peserta workshop yang merupakan pelaku UKM dari seluruh Jawa Tengah terbagi menjadi empat kelompok yang masing-masing berisi 30 peserta. Nantinya mereka akan diajak berkunjung ke pelaku UKM yang sudah dikategorikan berhasil membranding produk mereka. 

Nah, hasil branding strategi yang ditulis oleh masing-masing peserta akan dipelajari oleh mas Arto bersama team gambaranbrand Indonesia dan dibacakan hasil evaluasinya. Bahkan team gambaranbrand bersedia melakukan pendampingan product branding bila diperlukan.

Hasil evaluasi dan cerita tentang kunjungan ke beberapa PKL di beberapa kota akan saya tulis di bagian kedua ya.



Posting Komentar

14 Komentar

  1. Produk umkm nya enak2 tuh kayanya, :D Suka benget sama yang berjenis kripik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dan kemarin banyak yang bawa sample loh, Nisa. Jadi bisa ikutan icip-icip, hihi

      Hapus
  2. Harusnya sbg owner Durpas Mewah, aku diundang jg ya kesini hihi...tp okelah, msh byk kesempatan lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya sih datang, kang. Sini tak kasih tahu cara brandingnya

      Hapus
  3. Produk UMKMnya banyak dan menarik ya...
    Semoga setelah dpt pelatihan makin bisa sukses bersaing dengan produk2 lain (selain UMKM).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, itu barus karesidenan Kedu aja loh. Masih ada 3 kelompok lain, hihi

      Hapus
  4. Emang penting sebuah brand untuk sebuah produk. Agar lebih mudah dikenali dan menarik minat masyarakat luas. Seseorang jga butuh brand :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Pai, apalagi makin kesini makin banyak pesaing. Kalo nggak kreatif dalam membranding diri, ya bakalan tersingkir.
      Yups betul banget, seseorang juga butuh membranding dirinya sendiri

      Hapus
  5. Wahh aku gagal fokus sama kopinya mb. Mbok yaa aku diuncali haha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduuh, Mi. Lha aku aja nggak diuncali og...hihi

      Hapus
  6. Kreatif banget usaha2nya. Branding itu gampang gampang susah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kalo nggak konsisten dan fokus branding nggak akan bisa berhasil

      Hapus
  7. Bicara brand suatu produk dan branding suatu produk itu menarik ya. Tapi sygnya, ada aja orang yg masih belum ngerti saat buka usaha. Namanya brand kan harus unik, cm ada beberapa produk yang mengabaikan makna brand kemudian membentuk produknya sama dg kompetitornya. Bisa dikatakan hanya menambahkan dikit kemasan/kualitas. Semoga pelatihan ini semakin membuka pengusaha untuk lebih memaknai brand produknya sendiri :)

    BalasHapus
  8. Aku selalu tertarik kalau ada pameran UKM kayak gini, produknya selalu menarik buat dibeli

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com