Dear friends,
Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata "kehilangan"? Yang pasti perasaan sedih ya. Seperti apa yang saya alami beberapa minggu belakangan ini. Tak pernah terlintas di pikiran saya, akan kehilangan sosok-sosok yang berpengaruh dalam hidup saya dalam waktu berdekatan. Dalam dua minggu saya kehilangan dua sosok Om (adik-adik kandung dari Ibu).
Tanggal 27 Juni 2020, sekitar pukul 24.30 tiba-tiba saya terbangun dan langsung meraih smartphone yang tergeletak di samping tempat tidur lalu membuka whatsapp. Di grup keluarga, ada kabar kalau Om yang tinggal di Gresik meninggal. Kabar itu ditulis oleh Tante (istrinya Om) langsung. Lalu, saya bergegas membangunkan suami yang tidur di kamar depan dan memberitahu kalau Om sudah tiada. Saya terduduk lemas, dan hanya bisa menangis.
Om meninggalkan kami semua pada pukul 23.45 di hari ulang tahun putri pertamanya. Hanya selang beberapa hari setelah dirawat di rumah sakit Petrokimia Gresik. Om saya adalah PDP Covid. Padahal selama ada pandemi ini, beliau sehat dan aktif membagikan informasi pencegahan covid di grup whatsapp keluarga besar kami. Beliau yang sering mengingatkan kami semua untuk selalu waspada dan menjaga kesehatan. Entah bagaimana ceritanya, Om yang biasanya WFH jadi masuk kantor dan akhirnya jadi PDP. Beliau masuk rumah sakit tanggal 22 Juni, dan meninggal pada tanggal 27 Juni 2020. Om memang memiliki penyakit bawaan, inilah yang memperparah kondisinya.
Apa boleh buat, Allah sudah menakdirkan Om pergi untuk selamanya di masa pandemi ini. Om benar-benar pergi sendiri, tanpa ada satu pun keluarga yang menemani. Seandainya tak ada pandemi, rasanya ingin sekali berlari ke Gresik dan memeluk tubuhnya yang terakhir kali. Sayangnya saya hanya bermimpi, kami semua tak ada yang boleh menemani Om hingga terakhir kali. Hanya petugas yang menemani Om hingga ke peristirahatannya yang terakhir. Kami semua hanya bisa melihat acara pemakaman dari rekaman video yang dikirimkan oleh rekan-rekan kerja Om dan wartawan yang meliput pemakaman Om. Sebagai seorang Kabag. Humas Petrokimia Gresik, Om memang cukup dikenal baik oleh wartawan-wartawan yang sering meliput di Petrokimia Gresik. Apalagi Om memang sosok yang ramah dan supel, sehingga banyak yang kehilangan sosoknya. Semua orang mengenang kebaikannya dan semua orang mendoakannya.
Selama hampir 2 minggu setelah kepergian Om, saya masih sering menangis kalau ingat kebaikan-kebaikan yang beliau berikan kepada saya maupun keluarga saya. Beliau adalah orang yang sangat berpengaruh dalam hidup saya. Saya pernah ikut beliau sejak remaja. Petuah-petuah, nasihat dan petunjuk beliau yang selalu saya ikuti. Dari beliau lah saya belajar bahwa keluarga adalah segalanya. Keluarga lah yang paling utama. Saya tak hanya kehilangan seorang Om, tapi juga kehilangan orangtua sekaligus penasehat terbaik dalam hidup saya.
Belum juga sembuh dari duka saya kehilangan Om yang tinggal di Gresik, kabar duka yang lain datang tanggal 12 Juli lalu. Tepat dua minggu setelah kepergian Om yang di Gresik, Om yang tinggal di Purworejo juga meninggalkan kami semua karena penyakit kanker kelenjar getah bening yang dideritanya. Sewaktu Om yang di Gresik meninggal, Om yang tinggal di Purworejo ini memang tengah dirawat di rumah sakit. Hingga beliau meninggal, beliau tak pernah tahu bahwa kakaknya telah pergi mendahuluinya. SEbagai informasi, Om yang tinggal di Gresik itu adalah kakak kandung persis Om yang tinggal di Purworejo. Menurut cerita dari keluarga, keduanya memang sangat dekat dari kecil.
Bulan Desember, akhir tahun lalu, mereka berdua bertemu. Om yang tinggal di Gresik memang sangat perhatian pada keluarga. Ketika mendengar ada salah satu keluarga yang sakit, beliau pasti langsung berkunjung untuk memberi support. Saya jadi ingat ketika Ibu masih ada. Ketika mendengar Ibu sakit, Om pasti langsung pulang ke Purworejo untuk menjenguk Ibu, memberi support pada Ibu. Bahkan beliau lah yang membawa Ibu berobat kemana-mana.
Tahun ini adalah tahun berduka bagi keluarga besar saya. Dalam waktu berdekatan, kami harus kehilangan orang-orang yang kami sayangi. Mereka berdua adalah orang-orang yang berjasa dan berpengaruh dalam hidup saya. Mereka selalu mensupport dan selalu ada untuk saya.
Kini beliau berdua sudah bahagia, berkumpul dengan kakak (Ibu saya) dan kedua orangtuanya (Akung dan Uti) di surga Allah. Semoga husnul khotimah Om Heru dan Om Him. Kami semua sayang Om. Semoga kita dipertemukan dan bisa berkumpul lagi di surga Allah nanti. Al Fatihah.
Selama hampir 2 minggu setelah kepergian Om, saya masih sering menangis kalau ingat kebaikan-kebaikan yang beliau berikan kepada saya maupun keluarga saya. Beliau adalah orang yang sangat berpengaruh dalam hidup saya. Saya pernah ikut beliau sejak remaja. Petuah-petuah, nasihat dan petunjuk beliau yang selalu saya ikuti. Dari beliau lah saya belajar bahwa keluarga adalah segalanya. Keluarga lah yang paling utama. Saya tak hanya kehilangan seorang Om, tapi juga kehilangan orangtua sekaligus penasehat terbaik dalam hidup saya.
Belum juga sembuh dari duka saya kehilangan Om yang tinggal di Gresik, kabar duka yang lain datang tanggal 12 Juli lalu. Tepat dua minggu setelah kepergian Om yang di Gresik, Om yang tinggal di Purworejo juga meninggalkan kami semua karena penyakit kanker kelenjar getah bening yang dideritanya. Sewaktu Om yang di Gresik meninggal, Om yang tinggal di Purworejo ini memang tengah dirawat di rumah sakit. Hingga beliau meninggal, beliau tak pernah tahu bahwa kakaknya telah pergi mendahuluinya. SEbagai informasi, Om yang tinggal di Gresik itu adalah kakak kandung persis Om yang tinggal di Purworejo. Menurut cerita dari keluarga, keduanya memang sangat dekat dari kecil.
Bulan Desember, akhir tahun lalu, mereka berdua bertemu. Om yang tinggal di Gresik memang sangat perhatian pada keluarga. Ketika mendengar ada salah satu keluarga yang sakit, beliau pasti langsung berkunjung untuk memberi support. Saya jadi ingat ketika Ibu masih ada. Ketika mendengar Ibu sakit, Om pasti langsung pulang ke Purworejo untuk menjenguk Ibu, memberi support pada Ibu. Bahkan beliau lah yang membawa Ibu berobat kemana-mana.
Tahun ini adalah tahun berduka bagi keluarga besar saya. Dalam waktu berdekatan, kami harus kehilangan orang-orang yang kami sayangi. Mereka berdua adalah orang-orang yang berjasa dan berpengaruh dalam hidup saya. Mereka selalu mensupport dan selalu ada untuk saya.
Kini beliau berdua sudah bahagia, berkumpul dengan kakak (Ibu saya) dan kedua orangtuanya (Akung dan Uti) di surga Allah. Semoga husnul khotimah Om Heru dan Om Him. Kami semua sayang Om. Semoga kita dipertemukan dan bisa berkumpul lagi di surga Allah nanti. Al Fatihah.
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com