Dear Friends,
Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa sahabat adalah bagian dari keluarga yang harus dijaga. Betul banget. Sepakat dengan kalimat tersebut. Entah kenapa saya selalu baper kalo sedang ngomongin atau menulis tentang persahabatan. Tapi demi Tina dan mb Nurul yang mendapat kesempatan berbagi tema, jadi ya tetep kudu ditulis.
Saya pernah mengalami sendiri bagaimana lika-likunya persahabatan. Ada bahagianya, ada juga yang meninggalkan luka. Dihianati, disakiti dan ditikung sahabat sendiri sampai hati tersakiti berkali-kali. Pernah juga saya tulis persahabatan yang meninggalkan luka di sini.
Tapi karena saya pengen move on, mending saya cerita tentang persahabatan saya dengan 2 teman saya sejak SMA aja. Teman curhat, teman ngocol, teman mbolos, teman main yang seru, teman gontok-gontokan juga.
Mereka berdua teman sekelas saya dari kelas 1 SMA, 22 tahun lalu *ketahuan kalo udah tua. LOL. Si Yuli yang cantik dan feminin, dan Nano yang tomboy dan cuek. Kebetulan saya duduk sebangku dengan Nano dan Yuli dengan Dewi. Bangku tempat kami duduk berdekatan. Dari kami berempat, hanya tinggal kami bertiga yang masih sering kontek-kontekan. Sedangkan Dewi, entah dimana sekarang dia berada *sambil nyanyi lagunya Katon. Dindaaa...dimanakah kau berada. LOL.
Sebenarnya selepas lulus SMA, kami sempat lost contact hingga bertahun-tahun lamanya. Apalagi diantara kami kemudian ada yang menikah dan merantau. Nano sekarang bekerja di PT. Jasa Raharja, Serang. Sedangkan Yuli bekerja di Cikarang. Diantara kami bertiga cuma saya yang sekarang benar-benar jadi ibu rumah tangga. Padahal dulu diantara kami bertiga, sayalah yang paling menggebu-gebu pengen kerja dan bisa keliling dunia.
Akhirnya setelah hampir 20 tahun nggak ketemu, lebaran tahun lalu kami bertiga janjian untuk meet up di rumah saya. Setelah beberapa kali nyasar, akhirnya bisa ketemu juga. Ternyata mereka pangling dengan keadaan rumah saya yang memang banyak berubah.
Kami saling melepas rindu, dengan mengingat kembali kenangan manis yang kami lakukan bersama bertahun-tahun lalu. Yuli yang saya comblangi dengan kakak kelas, hingga akhirnya pacaran. Saking dekatnya dengan cowok yang saya comblangi, sampai-sampai saya yang disangka pacaran dengan pacar Yuli. Nano yang suka pacaran dengan anak punk dan suka naik gunung. Eh sekarang malah nikah sama tetangganya. Wkwkwk.
Yuli masih mungil seperti dulu, bahkan bertambah ayu dan matang. Nano, berubah 180 derajat dari yang dulu cuek dan tomboy jadi perempuan yang kalem dan feminin. Tapi masih ada sih sisa-sisa ketomboyannya. Sedangkan saya? Yang paling mencolok sih, perubahan fisik saya. Kalau dulu saya yang paling ceking, sekarang saya yang paling.... *duh, mau bilang gendats kok tak relaaa. LOL.
Persahabatan kami bertiga bukannya tanpa kendala. Berpisah di kelas 2 dan 3, banyak teman yang datang dan pergi. Meski konflik sering terjadi, tapi nggak pernah sampai berhari-hari. Hari ini marahan, besok udah baikan lagi. Begitu terus hingga akhirnya kami berpisah di hari kelulusan 20 tahun lalu. Kami berpencar, mencari peruntungan masing-masing. Nano dan Yuli yang berasal dari keluarga kaya, langsung melanjutkan kuliah. Sedangkan saya musti berjuang dulu, bekerja dan merantau ke Gresik.
Tahu sendiri lah, dulu untuk berkomunikasi saja kami harus berkirim surat atau telpon ke wartel. Sedangkan dulu, wartel masih sedikit sekali jumlahnya. Setelah beberapa tahun, Nano berkunjung ke rumah saya tapi saya sudah menikah dan tinggal di Semarang jadi kami nggak bisa ketemu.
Diantara kami bertiga, saya yang paling duluan menikah. Tak berselang lama, Nano menyusul saya menikah dengan pujaan hatinya, sang pendaki gunung. Namun akhirnya mereka berpisah setelah anak pertama mereka lahir. Sedih sih, kalo denger ceritanya. Apalagi si pendaki itu yang sering jadi biang kerok konflik kita bertiga. Sekarang Nano sudah bahagia karena akhirnya menikah lagi dengan tetangganya. Padahal tetangganya itu udah naksir Nano dari jaman SMA.
Sedangkan Yuli, menikah paling belakangan karena mengejar karirnya. Dulu, Yuli yang paling sering gonta-ganti pacar. Sampai-sampai saya sering keliru nyebutin nama pacar-pacarnya. Ketika akhirnya memutuskan menikah, kehidupan rumah tangganya juga sempat goyah. Tetapi bersyukur Yuli dan pasangannya bisa menyelesaikan semuanya dengan manis dan berakhir bahagia.
Kisah-kisah kami itulah yang bikin kami bertiga ngakak bahagia. Kami berjanji untuk tetap menjalin tali silaturrahim hingga nanti.
Tapi karena saya pengen move on, mending saya cerita tentang persahabatan saya dengan 2 teman saya sejak SMA aja. Teman curhat, teman ngocol, teman mbolos, teman main yang seru, teman gontok-gontokan juga.
Yuli, Ika, Nano |
Sebenarnya selepas lulus SMA, kami sempat lost contact hingga bertahun-tahun lamanya. Apalagi diantara kami kemudian ada yang menikah dan merantau. Nano sekarang bekerja di PT. Jasa Raharja, Serang. Sedangkan Yuli bekerja di Cikarang. Diantara kami bertiga cuma saya yang sekarang benar-benar jadi ibu rumah tangga. Padahal dulu diantara kami bertiga, sayalah yang paling menggebu-gebu pengen kerja dan bisa keliling dunia.
Masih konyol seperti dulu |
Kami saling melepas rindu, dengan mengingat kembali kenangan manis yang kami lakukan bersama bertahun-tahun lalu. Yuli yang saya comblangi dengan kakak kelas, hingga akhirnya pacaran. Saking dekatnya dengan cowok yang saya comblangi, sampai-sampai saya yang disangka pacaran dengan pacar Yuli. Nano yang suka pacaran dengan anak punk dan suka naik gunung. Eh sekarang malah nikah sama tetangganya. Wkwkwk.
Yuli masih mungil seperti dulu, bahkan bertambah ayu dan matang. Nano, berubah 180 derajat dari yang dulu cuek dan tomboy jadi perempuan yang kalem dan feminin. Tapi masih ada sih sisa-sisa ketomboyannya. Sedangkan saya? Yang paling mencolok sih, perubahan fisik saya. Kalau dulu saya yang paling ceking, sekarang saya yang paling.... *duh, mau bilang gendats kok tak relaaa. LOL.
Persahabatan kami bertiga bukannya tanpa kendala. Berpisah di kelas 2 dan 3, banyak teman yang datang dan pergi. Meski konflik sering terjadi, tapi nggak pernah sampai berhari-hari. Hari ini marahan, besok udah baikan lagi. Begitu terus hingga akhirnya kami berpisah di hari kelulusan 20 tahun lalu. Kami berpencar, mencari peruntungan masing-masing. Nano dan Yuli yang berasal dari keluarga kaya, langsung melanjutkan kuliah. Sedangkan saya musti berjuang dulu, bekerja dan merantau ke Gresik.
Tahu sendiri lah, dulu untuk berkomunikasi saja kami harus berkirim surat atau telpon ke wartel. Sedangkan dulu, wartel masih sedikit sekali jumlahnya. Setelah beberapa tahun, Nano berkunjung ke rumah saya tapi saya sudah menikah dan tinggal di Semarang jadi kami nggak bisa ketemu.
Diantara kami bertiga, saya yang paling duluan menikah. Tak berselang lama, Nano menyusul saya menikah dengan pujaan hatinya, sang pendaki gunung. Namun akhirnya mereka berpisah setelah anak pertama mereka lahir. Sedih sih, kalo denger ceritanya. Apalagi si pendaki itu yang sering jadi biang kerok konflik kita bertiga. Sekarang Nano sudah bahagia karena akhirnya menikah lagi dengan tetangganya. Padahal tetangganya itu udah naksir Nano dari jaman SMA.
Sedangkan Yuli, menikah paling belakangan karena mengejar karirnya. Dulu, Yuli yang paling sering gonta-ganti pacar. Sampai-sampai saya sering keliru nyebutin nama pacar-pacarnya. Ketika akhirnya memutuskan menikah, kehidupan rumah tangganya juga sempat goyah. Tetapi bersyukur Yuli dan pasangannya bisa menyelesaikan semuanya dengan manis dan berakhir bahagia.
Kisah-kisah kami itulah yang bikin kami bertiga ngakak bahagia. Kami berjanji untuk tetap menjalin tali silaturrahim hingga nanti.
Makan bakso di warung bakso langganan waktu SMA |
39 Komentar
Sahabatku SMA ngilang semua, sempat ketemu sih tapi trus lost contact lagi
BalasHapusSekarang teman2 SMA ku bikin grup WA, rame lagi karena banyak yg sering ketemuan, hehe
Hapuswaah senangnya ketemu temen lama ya, mba ika. Pasti seru deh ngobrol2 inget yg dulu2. Hihii... aku masih chat2 aja ma temen2 lamaku. Masih repot sama anak2 soalnya kalau buat ketemuan
BalasHapusIya mbak Rani...seneng banget akhirnya bisa silaturrahim lagi setelah sekian ama terpisah
HapusKalau udah ketemu sama kumpul bareng teman lama memang bikin happy banget mbak. Aku juga punya sahabat sejak SMP, alhamdulillah masih awet sampai sekarang.
BalasHapusIya, dek. Semoga persahabatan ini bisa langgeng sampai nanti
Hapussenengnya mbak punya sahabat yang tahan lama :)
BalasHapusIya mbak Din, alhamdulillah
Hapustemenku yang paling awet temen SMK mba hahaha yang lain entah
BalasHapusYg lain pada menghilang ya Sept? sibuk dg urusan sendiri, ya
HapusAku juga nyempetin lah paling ga setahun sekali ketemuan sama sahabat masa sekolah dulu. Jangan smpai putus silaturahim 😊
BalasHapusIya..meskipun jarang ketemu tetep saling jaga silaturrahim
HapusAlhamdulillah, senang bgt ketemu kawan lamaa..keep kompak yaa..
BalasHapusIya mb Dew, insyaAllah kompakan kita
HapusAku kehilangan sahabat jaman nge-kost dulu, belum pernah ketemu lagi, hikss
BalasHapusSemoga bisa ketemu lagi suatu hari ya mb Wati
HapusWah senangnya masih deket sama temen SMA mba..silaturahiim itu mmg penting yaa mba :)
BalasHapusWah senangnya masih deket sama temen SMA mba..silaturahiim itu mmg penting yaa mba :)
BalasHapusIya mb Icha, alhamdulillah mereka ini yang paling dekat dgku pas SMA. Alhamdulillah masih diperkenankan untuk bisa silaturahim lagi
Hapusaku dong pengen liat foto-foto sma kalian mbak ika hehe :D
BalasHapusHihi...kaget entar kalo aku liatin foto pas SMA ku
HapusYg bikin aku sedih itu, ada bbrp sahabatku yg dulu kompaaaaak banget, tp skr malah ga ada hubungan lg :(. Pdhl kalo diinget jaman sekolah, kita kemana2 slalu bareng, rahasia ku aja dia tau semua. Skr, sahabat yg bnr2 msh kontak2an, dari bbrp orang, cm kesisa 1. Hufft...
BalasHapusPada ngilang gitu aja mbak Fanny? sayang banget ya.
HapusAlhamdulillah aku sm sahabat2ku ini dipertemukan lagi lewat facebook, hehe
eiya, Mba Dewi itu yang dulu badannya paling gede bukan? yang dulu suka bawa wafer tango dari warungnya?
BalasHapusBukan, kalo yg gendut itu Heni..hehe
HapusDewi rambutnya panjang
serunya kalau punya sahabat sampai bertahun-tahun ^^
BalasHapusIya, hehe
HapusMbak Ika minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir batin ya, maaf baru bisa BW sekarang :)
BalasHapusKalau sahabat SMA dulu ada mbak tapi sekarang udah nggak kontak lagi, terakhir pas reuni SMA tahun lalu, mungkin sudah sibuk sendiri2 yaa..
Duh jadi ngiri sama mbak Ika yang masih kompak sama sahabat SMA. Semoga langgeng ya persahabatannya, aamiin :)
Maaf lahir batin juga ya mbak Anjar, aku blm BW juga ke mbak Anjar
HapusSeneng banget karena persahabatanku dg teman2 SMA msh terus terjalin smp saat ini, meskipun jarang ketemu juga
Awww...seru yaaaa klo ketemuan sama teman2 SMA. Teman yg dulu beneran liat kelakuan kita yg ngaco2 jaman masih remaja :)) Aku masih sesekali ketemuan dg teman SMAku nih. Ya gitu, yg diobrolin ya masa2 ga jelas dulu yg sukses bikin ngakak2. Jadi menyadari bahwa di setiap diri kita ada masa lalu konyol yg layak untuk ditertawakan bersama :)
BalasHapusSeru banget mbak Uniek. Ya gitu deh kalo ketemuan, yg dibahas kelakuan2 konyol kita jaman sekolah dulu, hehe
HapusSahabat SMA ku sudah kepisah lama, sudah jarang kontak-kontakan paling liat dia sliweran di dunia maya :)
BalasHapusSemoga bisa kontak2an lagi ya, mbak Dan
Hapuspaling seneng emang ketemu teman2 lama ya mbak Ika....bisa bernostalgia, saat hanya haha hihi yang kita punya, tidak ada beban hidup....xixixi
BalasHapusIya bener banget mbak Inung..malah kadang jadi lupa kalo udah pada tua
HapusSahabat ah ... hanya punya beberapa saja.
BalasHapusSusah punya sahabat yang benar-benar ada.
Iya Nyi...semoga kelak mendapatkan sahabat terbaik ya, yang akan menemanimu sampai tua nanti
Hapusbiar awet muda terus ya mbak :))
BalasHapusIya mbak Dian :D
HapusTerima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com