"Membangun brand bukan hanya soal bisnis tetapi bagaimana membangun Indonesia yang semakin baik"
Setelah peserta workshop menuliskan brand strategi masing-masing, mas Arto bersama team mengevaluasi apa yang telah mereka tuliskan sehari sebelumnya. Menurut mas Arto, brand strategi ini merupakan langkah awal untuk membangun sebuah bisnis.
Evaluasi Brand Strategy dan Kunjungan Lapangan
Ada setidaknya 4 pertanyaan yang wajib dijawab oleh pelaku usaha untuk membangun sebuah brand. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan menentukan seberapa kuat brand yang akan diciptakan.
Sebelum workshop berakhir, mas Arto menambahkan beberapa materi branding lain yang akan memperkuat langkah pelaku UKM untuk membranding produknya. Mas Arto mengatakan bahwa setiap usaha yang akan dibangun pasti memiliki cerita "story" yang bisa dijadikan sebagai brand story telling element. Story telling juga terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilewati. Setiap tahapan yang dilewati makin menguatkan "brand" yang akan diciptakan oleh pelaku usaha. (bagian ini nanti saya tulis tersendiri, ya)
Menjelang tengah hari, acara workshop ditutup oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah dilanjutkan dengan kunjungan ke beberapa PKL. Peserta workshop terbagi menjadi 4 kelompok yang kan berkunjung ke kota Demak, Magelang, Salatiga dan Temanggung. Saya bersama kelompok 4 dijadwalkan berkunjung ke UKM yang ada di Kabupaten Magelang.
Kunjungan pertama kami adalah UKM yang memproduksi tas wanita di daerah Karangayu. Meski lokasinya di tengah pemukiman penduduk dan workshop yang tidak begitu luas, tetapi hasil produksi tas dengan merek Judie & Francis (J&F) sudah dikenal di pasar lokal maupun nasional. Home industri tas berbahan kulit yang dipadukan dengan batik ini dimulai sejak tahun 2012 lalu. Dalam sehari home industri mampu menghasilkan 3-4 tas dengan kisaran harga 1 hingga 2 juta rupiah.
Kunjungan lapangan kami berlanjut menuju Kabupaten Magelang. Perjalanan yang ditempuh memakan waktu sekitar 3 jam dengan laju kendaraan normal. Setelah makan malam kami beristirahat di sebuah hotel kecil di tengah kota Magelang.
- Mengapa saya membangun bisnis ini?
- Apa impian saya terhadap bisnis ini?
- Siapa pesaing saya dan apa kelebihannya?
- Pada bidang apa saya bergerak?
Meski pertanyaannya sama, tetapi tiap orang pasti akan menuliskan jawaban yang berbeda. Hasil evaluasi terhadap para peserta workshop tentang brand strategi yang mereka tuliskan. Beberapa peserta workshop yang dinilai paling siap membranding produknya mendapatkan hadiah sertifikat dan uang pembinaan dari Dinas Koperasi Dan UMKM Jawa Tengah.
Sebelum workshop berakhir, mas Arto menambahkan beberapa materi branding lain yang akan memperkuat langkah pelaku UKM untuk membranding produknya. Mas Arto mengatakan bahwa setiap usaha yang akan dibangun pasti memiliki cerita "story" yang bisa dijadikan sebagai brand story telling element. Story telling juga terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilewati. Setiap tahapan yang dilewati makin menguatkan "brand" yang akan diciptakan oleh pelaku usaha. (bagian ini nanti saya tulis tersendiri, ya)
Menjelang tengah hari, acara workshop ditutup oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah dilanjutkan dengan kunjungan ke beberapa PKL. Peserta workshop terbagi menjadi 4 kelompok yang kan berkunjung ke kota Demak, Magelang, Salatiga dan Temanggung. Saya bersama kelompok 4 dijadwalkan berkunjung ke UKM yang ada di Kabupaten Magelang.
Dokpri. Kunjungan UKM home industri tas J&F di Karangayu |
Kunjungan pertama kami adalah UKM yang memproduksi tas wanita di daerah Karangayu. Meski lokasinya di tengah pemukiman penduduk dan workshop yang tidak begitu luas, tetapi hasil produksi tas dengan merek Judie & Francis (J&F) sudah dikenal di pasar lokal maupun nasional. Home industri tas berbahan kulit yang dipadukan dengan batik ini dimulai sejak tahun 2012 lalu. Dalam sehari home industri mampu menghasilkan 3-4 tas dengan kisaran harga 1 hingga 2 juta rupiah.
Dokpri. Salah satu tas produksi home industri Karangayu |
Kunjungan lapangan kami berlanjut menuju Kabupaten Magelang. Perjalanan yang ditempuh memakan waktu sekitar 3 jam dengan laju kendaraan normal. Setelah makan malam kami beristirahat di sebuah hotel kecil di tengah kota Magelang.
Pagi harinya kami sudah dijadwalkan untuk mengunjungi dua UKM yang layak dijadikan sebagai studi banding. Sekitar pukul 08.00 pagi kami tiba di lokasi PKL pertama yaitu Frogo Sandal. Home industri sandal ini mulai beroperasi sejak tahun 2012 dan telah memproduksi sebanyak 65 ribu pasang sandal.
Segmen bisnis Frogo sandal ini diantaranya sandal karakter untuk anak-anak, sandal untuk coorporate (perusahaan-perusahaan) dan sandal hotel. Home industri ini mampu memproduksi 5 ribu hingga 8 ribu pasang sandal dalam sebulan. Selama ini produksi sandal Frogo dipasarkan melalui online maupun offline. Perkembangan dunia digital beberapa tahun belakangan ini betul-betul dimanfaatkan oleh pelaku UKM untuk memasarkan barang produksi mereka.
Jatuh bangun dalam dunia wirausaha memang sudah menjadi satu hal yang lumrah, tetapi tak banyak yang bisa bangkit lagi dan akhirnya bisa menjadi pemenang. Roky dan Fika, pemilik home industri sandal Frogo menceritakan bagaimana jatuh bangunnya usaha yang mereka rintis dan upayanya untuk bangkit lagi hingga meraih sukses seperti saat ini. Bahkan omzet sandal Frogo kini sudah mencapai puluhan juta per bulan. Semua ini tentu karena semangat pantang menyerah dan kuatnya keinginan mereka untuk membesarkan usaha ini. Salut.
Hampir satu jam lamanya kami berdiskusi dan berbagi cerita tentang perjalanan usaha home industri Frogo. Kami lalu pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju UKM berikutnya di daerah Salam.
UKM yang kami kunjungi berikutnya adalah Umiyakko Java Food yang memproduksi berbagai varian olahan tempe dalam kemasan kaleng seperti tempe bacem, tempe gurih, sari tempe dan kari tempe. Meski produksi lokal, tetapi rupanya Umiyako Java Food ini sudah merambah hingga mancanegara, loh.
Pak Ajijaya Kusuma, pemilik Umiyakko Java Food mengatakan bahwa sejak awal membangun usaha Umiyakko ini langkah pertama yang dilakukannya adalah untuk "go international" terlebih dahulu baru lokal. Perlu diketahui bahwa sebelum memproduksi olahan tempe ini Pak Ajijaya melakukan penelitian dan riset secara mendalam di LIPI maupun di BPIA. Riset ini dilakukan untuk menjamin kualitas produk olahannya.
Pak Ajijaya juga menyampaikan tentang Umiyakko yang sedang mengembangkan sekitar 15 jenis produk seperti yoghurt tempe, es krim tempe dan sebagainya. Inovasi adalah kunci untuk terus bergerak dan berkembang.
Begitu banyak ilmu tentang kewirausahaan yang saya dapatkan hari itu. Meski tidak memiliki usaha, saya merasa mendapatkan sebuah bekal bila suatu saat bisa membangun sebuah usaha. Semangat dan strategi para UKM itulah yang patut diteladani.
Nah, sekarang tugas kita sebagai masyarakat dan konsumen yang membantu para UKM ini maju dan berkembang. Caranya dengan membeli produk-produk buatan UKM dalam negeri.
Siap membantu UKM?
Segmen bisnis Frogo sandal ini diantaranya sandal karakter untuk anak-anak, sandal untuk coorporate (perusahaan-perusahaan) dan sandal hotel. Home industri ini mampu memproduksi 5 ribu hingga 8 ribu pasang sandal dalam sebulan. Selama ini produksi sandal Frogo dipasarkan melalui online maupun offline. Perkembangan dunia digital beberapa tahun belakangan ini betul-betul dimanfaatkan oleh pelaku UKM untuk memasarkan barang produksi mereka.
Salah satu sandal karakter produksi Frogo |
Jatuh bangun dalam dunia wirausaha memang sudah menjadi satu hal yang lumrah, tetapi tak banyak yang bisa bangkit lagi dan akhirnya bisa menjadi pemenang. Roky dan Fika, pemilik home industri sandal Frogo menceritakan bagaimana jatuh bangunnya usaha yang mereka rintis dan upayanya untuk bangkit lagi hingga meraih sukses seperti saat ini. Bahkan omzet sandal Frogo kini sudah mencapai puluhan juta per bulan. Semua ini tentu karena semangat pantang menyerah dan kuatnya keinginan mereka untuk membesarkan usaha ini. Salut.
Sandal produksi home industri FROGO |
Hampir satu jam lamanya kami berdiskusi dan berbagi cerita tentang perjalanan usaha home industri Frogo. Kami lalu pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju UKM berikutnya di daerah Salam.
UKM yang kami kunjungi berikutnya adalah Umiyakko Java Food yang memproduksi berbagai varian olahan tempe dalam kemasan kaleng seperti tempe bacem, tempe gurih, sari tempe dan kari tempe. Meski produksi lokal, tetapi rupanya Umiyako Java Food ini sudah merambah hingga mancanegara, loh.
Pak Ajijaya Kusuma, pemilik Umiyakko Java Food mengatakan bahwa sejak awal membangun usaha Umiyakko ini langkah pertama yang dilakukannya adalah untuk "go international" terlebih dahulu baru lokal. Perlu diketahui bahwa sebelum memproduksi olahan tempe ini Pak Ajijaya melakukan penelitian dan riset secara mendalam di LIPI maupun di BPIA. Riset ini dilakukan untuk menjamin kualitas produk olahannya.
Dokpri. Beberapa olahan tempe Umiyakko Java Food |
Produk olahan tempe menjadi andalan dari Umiyakko Java Food karena ingin mengubah mindset masyarakat bahwa tempe adalah makanan murah yang menjadi makanan mewah. Untuk mendapatkan produk yang berkualitas, Umiyakko Java Food sangat memperhatikan skill dari sumber daya manusianya. Karena diolah oleh tangan-tangan yang sudah berpengalaman, produk olahan tempe Umiyakko Java Food bisa tahan hingga dua tahun tanpa bahan pengawet.
Dokpri. Diskusi bersama pemilik UKM Umiyakko Java Food |
Begitu banyak ilmu tentang kewirausahaan yang saya dapatkan hari itu. Meski tidak memiliki usaha, saya merasa mendapatkan sebuah bekal bila suatu saat bisa membangun sebuah usaha. Semangat dan strategi para UKM itulah yang patut diteladani.
Nah, sekarang tugas kita sebagai masyarakat dan konsumen yang membantu para UKM ini maju dan berkembang. Caranya dengan membeli produk-produk buatan UKM dalam negeri.
Siap membantu UKM?
10 Komentar
Kunjungan nya seru ya, bisa menambah pengalaman juga ...
BalasHapusBetul Nisa, aku jadi ikut belajar bagaimana cara berbisnis
Hapuskeren ya, sekarang banyak produk Indonesia yang dikirim ke luar negeri ...
BalasHapusIya mbak, banyak banget produk UKM yang sudah dikirim ke mancanegara
HapusModel tasnya bagus banget, ada paduan batiknya juga ....
BalasHapusKata pemiliknya, itu salah satu ciri khas brand tas nya
HapusModel Sandalnya lucu ya ...
BalasHapusMakanya anak-anak banyak yang suka sandalnya
HapusBener banget, biar produk UKM selalu berkembang, kita memang harus selalu mendukung dan beli produk dalam negeri sendiri ...
BalasHapusKalo bukan kita, siapa lagi? ya kan
HapusTerima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com