Mengajarkan Ketrampilan Hidup pada Anak, Perlukah?

pict source : lovepik

Dear friends,

Sudah semingguan ini pemerintah memberi anjuran kepada semua warga untuk tetap berada di rumah. Bahkan anak-anak sekolah mulai PAUD hingga perguruan Tinggi juga meliburkan murid-murid/ mahasiswanya hingga selama 14 hari. Bahkan banyak juga perusahaan yang memberi kelonggaran kepada karyawannya untuk "Work From Home". Semua ini diakibatkan oleh mewabahnya virus Corona. Pemerintah melakukan upaya pencegahan virus Corona dengan cara melarang warganya untuk bepergian, menghadiri acara kerumunan dan meminta masyarakat untuk tinggal di rumah "Stay at Home"

Buat saya yang orang rumahan, it's oke untuk tetap berada di rumah. Saya nggak keberatan dan tetap menikmati selama anjuran untuk tetap "stay at home". Hanya saja, kali ini suasana rumah jadi beda. Biasanya saya melewati setengah hari sendirian di rumah, kali ini ada tiga anak yang nemenin. Dan seperti biasa, kalau anak-anak ngumpul, ada..aa aja yang bikin bundanya naik darah dan akhirnya musti olah vokal (alias teriak-teriak). 

Saya juga punya tugas tambahan untuk mengawal anak-anak menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. Mulai dari tugas akademik, hingga murojaah dan setor hafalan tiap habis maghrib. Apalagi ada tugas untuk mengirimkan video pada saat anak-anak setor hafalan. Tapi, alhamdulillah nggak susah sih. 

Nah, saat libur seperti ini saat yang pas juga untuk anak-anak belajar hal lain. Saya ingin anak-anak belajar ketrampilan hidup (life skill). Menurut saya, ketrampilan hidup itu sangat diperlukan untuk bertahan hidup. Selain kecerdasan, dibutuhkan juga keterampilan hidup (life skill) sebagai modal anak sejak dini untuk masa depannya. Kecerdasan saja tidak cukup untuk menjadikan anak sukses atau tidaknya di masa mendatang. Oleh karena itu, gunakan waktu yang ada untuk memberi bekal kepada anak. Pemberian bekal ini semata-mata guna untuk kesuksesan di masa depannya.

Cerdas artinya mampu menjelaskan sesuatu yang rumit menjadi sederhana kepada orang lain. Sedangkan kecerdasan sendiri artinya istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang meliputi sejumlah kemampuan, seperti menalar, memecahkan masalah dan lain sebagainya.

Menurut Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia yang juga pemerhati pendidikan anak, yaitu Prof. DR. H. Arief Rachman, M. Pd. kecerdasan erat kaitanya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu untuk meraih sukses. Tetapi, dalam mencapai kesuksesan selain dengan kecerdasan juga dibutuhkan keterampilan hidup dari setiap individu.


Dalam memberikan pembekalan keterampilan hidup, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, diantaranya dengan memerhatikan kebutuhan fisiknya, yaitu asupan gizi yang baik, memeriksakan kesehatan anak dengan rutin, memantau tumbuh kembang dari anak dan lain sebagainya.

Ketika memberikan bekal keterampilan kepada anak, orang tua juga harus memperhatikan tentang kebutuhan emosi atau kasih sayangnya kepada anak. Kebutuhan emosi tersebut antara lain meliputi, memberikan perhatian, bersikap adil antara 1 anak kepada anak yang lain, menciptakan rasa aman, menumbuhkan kecerdasan dalam agamanya dan lain sebagainya.

Nah, kalo orang tua bisa seperti itu, maka anak akan selalu merasa dihargai sehingga memotivasi untuk berprestasi kedepannya. Begitu juga sebaliknya, apabila anak kurang mendapatkan rasa kasih sayang dari orang tua sejak dini, akibatnya juga akan terbawa sampai ke masa depannya. Jika anak sudah mendapatkan bekal ketrampilan sejak dini, kesuksesan akan selalu menyertai anak saat mereka masuk ke sekolah yang lebih tinggi. Semua ini disebabkan karena pembekalan keterampilan hidup yang dimiliki akan dibiasakan dan dimaksimalkan.

Pembekalan ketrampilan hidup dapat menjadikan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh anak tersebut. Kecerdasan majemuk antara lain meliputi, kecerdasan linguistik, kecerdasan emosional, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan musikal, kecerdasan emosional, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan naturalis.

Nah, jika anak sudah memilki keterampilan hidup sejak usia dini, maka kemampuan anak dalam bersosial pun kedepannya akan menjadi lebih baik. Makanya, orang tua yang ingin anaknya sukses pintar, cerdas, bukan salah satu caranya, melainkan pemberian pembekalan kepada anak tentang ketrampilan hidup.

Banyak orang berpikir bahwa hanya anak perempuan yang harus diajarkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga karena nantinya dia akan menjadi seorang ibu dan anak laki-laki tidak memerlukan hal itu karena di masa depan mereka akan menjadi seorang ayah yang tugasnya mencari nafkah. Hal ini justru salah. Anak laki-laki juga wajib memiliki ketrampilan hidup. Ia tidak akan menjadi kewanita-wanitaan hanya karena membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Jika para orangtua sudah menanamkan pada dirinya sejak kecil bahwa dia adalah seorang laki-laki sejati, maka ajarilah bagaimana ia harus menguasai ketrampilan hidup.

Setidaknya ajarkan anak laki-lakimu kelak untuk bertanggungjawab atas segala hal yang menyangkut dirinya sendiri. Bukan berarti pula anak laki-laki anda yang masih imut itu harus mencuci baju dan menyetrika. Setidaknya biasakan dia untuk meletakkan pakaian kotornya pada tempatnya, bukan melemparnya secara sembarangan atau membiarkannya begitu saja berserakan di lantai, agar kelak dia tidak merasa bossy. Hal ini juga baik untuk membentuk rasa tanggung jawab dan menghormati orang lain serta dirinya sendiri.

Suatu saat mungkin kita akan dipisahkan oleh jarak dengan anak laki-laki kita. Bisa jadi karena dia harus menuntut ilmu dan bekerja. Selain itu rasanya sangat pantas jika anak laki-laki pergi merantau untuk mencari pelajaran hidup. Jika dia terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak dan mencuci baju, tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang bagaimana hari-harinya berjalan. Dia sudah tahu bagaimana harus mencuci dan menyetrika pakaiannya sendiri. Memasak makanan sehingga dia tidak perlu sering-sering makan makanan instan dan cepat saji yang kurang menyehatkan.

Ada saatnya untuk melepaskan anak laki-laki meskipun dia selamanya adalah anak kita, yakni ketika ia sudah menikah. Di tahap ini anak laki-laki sudah memiliki tanggung jawab baru yang lebih berat lagi. Tidak semua orang mampu membayar asisten rumah tangga. Begitu pun dengan anak laki-laki  yang baru menikah. Mungkin saat istrinya hamil dan melahirkan, ajaran untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang bunda ajarkan dulu akan sangat bermanfaat. Dia tidak akan malu mencuci pakaian istrinya yang baru melahirkan ataupun saat sedang sakit, memasak untuknya dan membersihkan rumah.

Tidak pernah ada yang tau soal takdir. Bisa jadi orangtuanya tidak berumur panjang dan harus meninggalkan anak laki-lakinya sendirian. Dalam kondisi seperti ini, anak laki-laki yang belum menikah dan tidak punya saudara perempuan yang bisa membantunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga akan mampu mengurus dirinya sendiri tanpa orang tua. Atau mungkin saja orang tuanya sakit dan tidak ada anak perempuan di rumah itu. Maka, anak laki-laki yang dibiasakan membantu pekerjaan rumah akan tahu diri untuk merawat orang tua dan rumahnya.

Jadi tahu kan, betapa pentingnya mengajarkan ketrampilan hidup bagi anak laki-laki. Bagaimana pun, pekerjaan rumah tangga itu bukan melulu pekerjaan perempuan, tapi juga bagi laki-laki.


Posting Komentar

17 Komentar

  1. Benar sekali mbak, ternyata menjadi seorang ibu itu sudah ada kewajibannya untuk mengajarkan keterampilan tersebut dengan cara memberikan contoh kepada mereka terlebih dahulu, melakukan hal-hal yang ingin diajarkan dengan menampilkannya dihadapan anak anak. wah...ilmu yang sangat bermanfaat, suka sekali tulisannya mb...

    BalasHapus
  2. Kok jadi mellow baca tulisan mbak ika ini, huhuhu, membayangkan arkaan sibuk kalau sudah besar nanti hiks

    BalasHapus
  3. Sepakat banget Mbak. Paling kesal kalau lihat cowok nggak bisa ngapa-ngapain urusan rumah tangga. Bikin bete saja. Memang harus sedari kecil kita ajarin ya. Nyapu, masak, jemur baju, sepele tapi yakin suatu hari akan sangat berguna

    BalasHapus
  4. Naufal itu dari TK udah ribet mau bantu setrika, jadi ya aku kasih aja celana pendeknya atau kaos rumahan gitu dia strika sendiri. ART kami sampai gemes kalo Naufal maksa mau nyetrika, wkwkwkkk. Tapi begitu udah besar, Naufal ini yang sering bantuin aku untuk urusan beberes rumah

    BalasHapus
  5. Aku lagi di masa susahnyaaaaa minta ampun buat ngajarin anakku life skill ini, Mbak. Yang simpel-simpel seperti makan sendiri, naruh baju di keranjang. Angot-angotan, kalau pas hepi ya oke-oke saja. Kalau pas keluar usilnya, duuuuhhhh...bikin naik pitam. Tarik napas ngumpet deh aku.

    BalasHapus
  6. Betul, Mbak.. harus diajarkan sejak dini. Meskipun proses tiap anak beda ya, ada yang cepat ada yang lebih lama.. tapi orangtua harus ngajarin

    BalasHapus
  7. Setuju mba. Mengajarkan life skill ke anak sejak dini memang penting sekali ya..

    BalasHapus
  8. Anak saya hanya satu dan dia cewek, Mbak. Memang penting banget mengajarkan life skill terutama kepada anak cowok ya, kalau cewek sih secara alami dia akan menyesuaikan kodratnya. Bahagia sekali Mbak Ika bisa terjun langsung menemani dan mengajarkan anak-anak untuk hal penting tersebut.

    Buat anak cowok ketrampilan itu penting buat bekal masa depan, supaya bisa mandiri. Misalnya ketika dia harus kuliah dan ngekost di luar kota.

    Saya sendiri merasa cukup bersalah karena tidak bisa menemani anak saya melewati masa-masa penting karena saya tinggal kerja :)

    BalasHapus
  9. Memang butuh kesabaran ekstra yang, Mbak untuk ngajarin keterampilan hidup ke anak.Dzaky (3 tahun) sekarang ini salah satu "kurikulum belajarnya" ala Umma juga ada materi Life Skill. Meski baru yang simpel-simpel aja, seperti buang sampah di tempat sampah, naruh baju kotor di keranjang, bantuin nyapu, bantuin beres-beres mainan, makan sendiri, dll. Insya Allah, semoga dengan pembiasaan sejak dini akan menjadi bekal istimewa dalam kehidupannya kelak. Semangat ya, Mbak Ika! Semoga keluarga sehat dan bahagia selalu... muaaach

    BalasHapus
  10. Budaya kita seringnya anak laki dianakemaskan ga boleh kerja rumah tangga padahal kan anak laki tetep harus bisa ya mbak life skill gini. Suatu hari nanti dia akan jadi suami dan ayah yg wajib juga membantu isrti dan anaknya

    BalasHapus
  11. Iya penting bgt memberikan ketrampit hidup baik buat perempuan atau laki2 y mb... sehingga mrk bisa sukses kognitif nya tp mental jg baja

    BalasHapus
  12. Semangat Bunda terus memberika ketrampilan kepada anak untuk bekal, aku jadi belajar banyak juga ini darimu bund. Anak laki-laki kelak akan jadi pemimpin, dari ibundanyalah dia belajar.

    BalasHapus
  13. Setuju, mbak. Penting sekali mengajarkan life skill untuk anak. InsyaAllah saya juga sedang melakukannya pada anak.

    BalasHapus
  14. Setuju banget mba. Baik anak perempuan maupun laki-laki memang harus diajarkan untuk menguasai ketrampilan hidup macam gini ini. Agar kelak dimana pun mereka berada, tak ada kesulitan yang dihadapi karena dia telah terbiasa dengan hal-hal tersebut.

    BalasHapus
  15. Sepakat mbak, anak-anak harus belajar lifeskill sejak dini. Insya Allah migunani banget dewasanya nanti

    BalasHapus
  16. Setuju... Anak2 mulai belajar bantuin jemur baju, nglipet pakaian, nyapu, beberes rumah. Walau belum rapi tapi pasti nanti bermanfaat

    BalasHapus
  17. Aku settuju banget mbak. Harus dibiasakan sejak kecil untuk bisa ketrampilan itu.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com