Bapak dan Poligami

bapak-dan-poligami
sumber gambar

Duh, kenapa judulnya musti ada kata-kata "Poligami"nya, sih?
Memangnya Bapak pelaku Poligami? Bukan.
Kalo enggak, apa hubungannya Bapak dengan Poligami? Yaa....dihubung-hubungkan aja, sih.

Yaaelaaah...

Sebelum baca postingan ini lebih lanjut, terlebih dulu saya tekankan bahwa dengan menulis ini bukan berarti saya tidak setuju pada poligami. Ingat ya, ini bukan tulisan yang bersifat provokatif *haisyaah.

Jangan bilang kalau saya anti poligami, wong dalam Al-Qur'an sudah jelas, ada hukumnya. Allah SWT telah mengatur sedemikian rupa tentang poligami. Kalau saya menentang poligami, berarti saya juga menentang apa yang sudah diatur Allah SWT, dong. Sudah betul-betul jelas (bagi yang mengerti) bahwa poligami diperbolehkan bagi para lelaki yang MAMPU. Bukan hanya MAMPU secara fisik, akan tetapi  MAMPU berbuat adil.

Seperti yang tercantum dalam QS. Annisa ayat 3, yang artinya "Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap(hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya),maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senang, dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat daripada tidak berbuat aniaya.”



وَلَن تَسْتَطِيعُوا أَن تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَآءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلاَ تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ وَإِن تُصْلِحُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللهَ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا

“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung.” (QS.An-Nisa ayat 129) 

Poligami hukumnya adalah sunnah. Syaikh Mustafa Al Adawy dalam kitabnya ahkamun nikah waz zafaf menyebutkan bahwa ada 4 hal yang harus dipenuhi bagi para pelaku poligami, antara lain :

1] Mampu Bersikap Adil  
Para pelaku poligami harus mampu bersikap adil terhadap para istri-istrinya, tidak boleh condong kepada salah satu istrinya, karena akan mengakibatkan kedzaliman terhadap istri lainnya. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa "siapa saja orangnya yang memiliki dua istri lalu lebih cenderung kepada salah satunya, pada hari kiamat kelak ia akan datang dalam keadaan sebagian tubuhnya miring" (HR. Abu Dawud, An-Nasa'i, At-Tirmidzi).
Bila, tak mampu berbuat adil, maka cukup  satu istri saja.

2] Aman dari Lalai Beribadah kepada Allah SWT
Seseorang yang melakukan poligami seharusnya bertambah kecintaan dan ketaqwaannya pada Allah SWT. Jika setelah ia melakukan syari'at tersebut kemudian membuatnya lalai dalam beribadah, maka poligami menjadi fitnah baginya. Dan ia bukanlah orang yang pantas melakukan poligami.

3] Mampu Menjaga para Istrinya
Menjadi kewajiban suami untuk menjaga istrinya, sehingga istrinya itu terjaga agama dan kehormatannya. Jika berpoligami, maka istri yang wajib dijaga tentu lebih dari satu. Maka ia harus menjaga istri-istrinya agar tidak terjerumus dalam keburukan dan kerusakan. Seandainya ia memiliki tiga istri tapi hanya mampu menafkahi dua istri, sedangkan satu istri yang lain menjadi terlantar, maka ia sudah berbuat dzalim pada istrinya.

4] Mampu Menafkahi Lahir 
Seseorang yang sudah menikah wajib memberi nafkah lahir pada istrinya. Bila ia berpoligami maka ia wajib menafkahi istri-istrinya secara adil dan proporsional. Bila nafkah untuk satu istri saja belum cukup, maka ia belum pantas untuk melakukan poligami.

Poligami boleh saja dilakukan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
  • Istri mandul atau sakit parah dan tak ada harapan untuk sembuh, padahal suami sangat ingin memiliki keturunan. Kondisi ini memungkinkan suami untuk melakukan poligami, namun diharapkan suami tetap berlaku adil apabila nantinya menikah lagi.
  • Kesanggupan laki-laki untuk memiliki keturunan lebih besar daripada perempuan.
  • Ada segolongan laki-laki yang memiliki dorongan seksual sangat besar, sehingga tidak cukup hanya dengan satu istri saja. Maka, poligami menjadi alternatif pemecahannya.
  • Menghindari lahirnya anak-anak diluar pernikahan.
  • Semata-mata menolong perempuan yang akan dinikahinya, misalnya perempuan itu adalah janda yang menanggung anak yatim.
  • Menjaga perempuan dari gangguan dan fitnah
Para pelaku poligami yang tak memahami esensi ayat di QS. Annisa 3 seringkali berdalih, bahwa mereka hanya ingin meniru perilaku Rasulullah yang juga hidup berpoligami. Tapiii...sama nggak poligami ala Rasulullah dengan poligami ala laki-laki masa kini? Meski sudah diatur dalam hukum agama, tapi ya tapii...cukup banyak pelaku poligami yang tak mampu berbuat adil pada istri-istrinya. Adaaa.. saja permasalahan yang muncul.
Masih ingat kan, kasus mb Anna yang mengunggah video kesedihannya karena di poligami? Mb Anna mengungkapkan kesedihan kegundahan hatinya karena suaminya memilih menikah lagi dengan perempuan yang lebih muda, disaat perkawinan mereka memasuki usia ke 5. Masih muda, punya anak hampir 3...eh tiba-tiba suami nikah lagi. Wajar saja kalau hatinya merasa tersakiti dan terdzolimi. Coba kalau suami mb Anna benar-benar ingin meniru perilaku Rasul dalam berpoligami. Hampir semua istri-istri Rasulullah dinikahi ketika berstatus janda kecuali Aisyah, RA. Usia merekapun rata-rata sudah lansia. Akankah mau para laki-laki masa kini menikahi janda-janda yang sudah lanjut usia untuk melindungi mereka?

Lagi, beberapa hari ini heboh menjadi pemberitaan, kasus kakak almarhum Uje yang notabene juga seorang ustadz. Istri kedua dari sang ustadzpun menggugat sikap tidak adil yang ditunjukkan sang ustadz. Tidak hanya kali ini poligami mengguncang media dan menyita perhatian kita. Bertahun-tahun lalu, seorang ustadz kenamaan juga mengalami goncangan dalam rumah tangganya karena poligami. Meski akhirnya kini berakhir dengan bahagia.

Eiits, tapi jangan salah, banyak juga pelaku poligami yang sukses dalam kehidupan poligaminya, lho. Sebut saja pengusaha rumah makan Ayam Bakar Wong Solo yaitu pak Puspo Wardoyo. Beliau sukses memimpin empat istrinya. Bahkan keempat istrinya rukun bahagia dengan anak-anak mereka. Lalu, ustadz Arifin Ilham yang hidup bahagia dengan dua bidadari dan anak-anaknya. Coba ya, kalau semua pelaku poligami bisa seperti mereka...

Mereka adalah segelintir contoh dari efek dan konsekuensi dalam menjalankan poligami. Kita bisa melihat, mana yang siap dan mana yang tidak siap melakukan poligami. Sungguh, saya sangat salut pada para istri yang sanggup hidup berbagi hati, berbagi kasih sayang dan berbagi suami.

Tunggu dulu....tapi apa hubungannya antara Bapak dan Poligami? 

Jadi gini lho,...
Bagi saya Bapak adalah gambaran laki-laki yang sebenarnya diperbolehkan melakukan poligami karena suatu keadaan, tapi Bapak memilih untuk tidak melakukannya. Bapak dan Ibu hidup bersama selama hampir 30 tahun. Ibu mulai sakit-sakitan pada tahun 1995, dan makin parah di tahun 2006 hingga meninggal tahun 2008. Selama itu pula Bapak setia mendampingi Ibu. Beliau yang tetap setia disamping Ibu hingga Ibu meninggal. Beliau yang tetap setia meski Ibu sudah tak mampu melayaninya selama bertahun-tahun lamanya. 

Terus?

Bila dilihat dari kasusnya Bapak, bisa saja beliau meninggalkan Ibu saya yang sakit parah. Istri yang sudah bertahun-tahun lamanya tidak bisa melayani beliau dengan mencari wanita lain dan menikah lagi. Umur Bapak waktu itu masih terbilang muda, sekitar 45 tahun ketika Ibu mulai sakit. Fisik Bapak masih kuat dan gagah. Mudah saja bagi Bapak untuk mencari pengganti Ibu. Tapi, Bapak memilih tetap setia disamping Ibu. Bapak memilih mendampingi Ibu hingga saat-saat terakhir. Bapak tak mau membagi cintanya pada wanita lain selain Ibu. Mungkin bagi Bapak, Ibu adalah cinta sejatinya yang akan dibawa sampai mati. *Hiks....meweeeekk....

bapak-dan-poligami
Bapak tercinta

Mungkin diluar sana juga ada laki-laki yang memiliki sikap dan pendirian seperti Bapak. Tapi sepertinya lebih banyak yang bertolak belakang. Lebih banyak laki-laki yang berpoligami meskipun istrinya masih sehat, masih segar bugar, masih muda dan memilih menikahi perempuan lain yang lebih dari istrinya. Iya, kaaaan? Pissss....
Sstt...udah ah...., cukup sampai disini cerita saya tentang Poligami. Lebih baik kita kembali ke polibag aja yuuk...nanem cabe... haha.






sumber  : 
Imam Machalli, Poligami Dibolehkan Dengan Syarat,2012

Posting Komentar

52 Komentar

  1. Aduh mak terpuji sekali ya Bapak, sangat setia dan penuh cinta..
    Semoga Bapak mbak sehat selalu ya ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mb Yasinta...saya bangga sekali memiliki Bapak seperti beliau..

      Hapus
  2. Salute dengan cinta sejati bapanya...terhatu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb Een....alhamdulillah, beruntung sekali memiliki beliau...

      Hapus
  3. Nggak semua laki2 mau berpoligami meski keadaan memungkinkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba Ika...tak banyak laki-laki yang mampu mempertahankan cintanya pada seorang perempuan saja...

      Hapus
  4. ah bapaakkkk, bapak keren..
    aku salut bwt yg bs ngejalanin poligami dg baik tp kalok bwt aku sndiri, big no, bwt poligami , kagak sanggup eikeh mah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oo ya jelas dong, siapa dulu anaknya..hehe
      tak sanggup ku tak sangguup...

      Hapus
  5. Aiiihhh bapaknya luar biasa deh. :)

    BalasHapus
  6. Wah ... Isu sensitif nich... Bisa panjang lebar membahasnya... Tapi setidaknya sosok bapak mengajarkan melalui tindakannya tentang poligami itu sendiri dengan tidak berpoligami

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, betul pak Ginting....tak banyak orang yang mampu menahan diri padahal ada alasan dan kesempatan...

      Hapus
  7. baksound nya OST Surga yang tak dirindukan..

    BalasHapus
  8. Hiks. terharu baca kisahnya Bapak..

    BalasHapus
  9. aku punya cerita yang sama nih bun, tapi bedanya bukan bapak tapi ibuku hehehe...
    gak tahu kenapa ya walaupun diperbolehkan sama agama, tapi aku gak suka aja sama yg namanya poligami gitu...beda cerita kalau memang istrinya sudah meninggal sih it's ok...tapi kl masih hidup...jangaaan please hehe...sensitif sih ya soalnya hihihi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya...karena kebanyakan oknum pelaku poligami itu yang kurang memahami, bahwa poligami seharusnya tidak membuat salah satu atau dua tersakiti...

      Hapus
  10. laki2 yg baik klo mw poligami pst mikir2 dulu. Beneran bisa apa gak.

    BalasHapus
  11. Kalo kata quote :
    Wanita rela dimadu asal lelaki rela diracun. Wkwkwkwk

    BalasHapus
  12. kalo saya malah berpikir, poligami saat sudah mampu dan keadaan istri pertama masih segar bugar
    justru kalo istri pertama sakit, malah ketahuan mau enaknya doang, kalo sakit dipoligami, hehe
    poligami atau tidak itu sih lebih ke pilihan masing2
    kalau saya sih, pilih poligami karena saya tahu betul kebutuhan seksual saya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitu ya, Pak...
      asalkan ada persetujuan dan tidak menyakiti hati istri ya monggo-monggo saja.., selama masih dalam koridor poligami yang sesuai dengan syari'at agama.
      berarti cari istri lagi untuk jadi pelampiasan seksual aja ya, pak...hehe

      Hapus
  13. salut buat ayahnya mbak ika, saya terharu membacanya mbak, tidak semua laki-laki bisa seperti beliau,, semoga suami-suami kita juga berpikir sama yah mbak karena sejujurnya saya juga gak sanggup berbagi cinta (duh bahasaku jadi puitis gini)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb Ira, semoga suami kita adalah jodoh satu2nya dunia akhirat ya...

      Hapus
  14. Jarang2 da lelaki kaya gini mbak..salut deh buat bapak mbak. Kereeeennnn

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe iya mb Muna...mungkin satu diantara seribu kali ya...

      Hapus
  15. Laki-laki yang baik dan ngerti betul, pasti mikir banyak kalo mau poligami. Susah sih, dan belum tentu dapat perempuan sebaik istri pertama. Bapak setia banget yaaa, dan In syaa Allah masih lebih banyak laki-laki yang tetap setia pada istrinya :)

    Moga bapak diberi usia yang berkah ya, mbak, aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin....terima kasih doanya untuk Bapak, mb Wati...

      Hapus
  16. jempol buat bapaknya mbak
    bapakku dulu pernah mempoligami Ibuku waktu itu baru punya anak 4 (aku blom lahir, aku anak ke 6)
    wal hasil kami py 1 sudara tiri.
    tp sudah diceraikan sih.
    saudara tiri jg dah kayak saudara kandung aja krn Ibuku yg merawat.
    Dulu alasan mempoligami krn si ibu tiriku mau dipinang non muslim. orang tuanya menyerahkan pd para pemuka bagaimana solusinya. Akhirnya disepakati dinikahkan..Nah dr sekian pilihan si ibu tiriku ini memilih bapakku.
    Ahhh kalau mau cerita panjang deeh..jadi inget cerita kakakku yg mengalami dan menjadi sakisnya hahaha. kapan2 aku tulis kali yaa
    sekarang sih mantan ibu tiriku sdh berkeluarga dan punya anak cucu jg dgn suami barunya. kami msh jaga silatutahim juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah...poligami yang dilakukan mb Ophi termasuk poligami yang bertujuan untuk menyelamatkan akidah seseorang. Jempol juga buat Ibu mb Ophi yang berbesar hati menerima anak dari hasil poligami itu....
      Subhanallah....indahnya Islam ya mba.. :))

      Hapus
  17. Ayah saya mirip kisahnya dgn bapak mbak Ika lho. Sampai hari ini belum menikah lagi sejak mama meninggal, 8 tahun lalu. Menurut saya, poligami itu takdir. Ada yg ditakdirkan berpoligami, ada yg tidak. Nasibnya si wanita dapat suami yg suka poligami, walaupun dia masih muda dan cantik :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya mb Leyla...., mau tidak mau harus menerima takdirnya untuk berpoligami atau di poligami..

      Hapus
  18. Eeeettdaahh...no comment deh. Daripada sekali koment nanti panjang urursannya ya mending aku diem saja cuma intip2 nih tulisan dan tak bereaksi apa2...
    **terus ini komeng ? hihii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini Komeng bang...ini Komeng, bukan komen ..... haha

      Hapus
  19. salut sama bapak mba, semoga diberi pahala berlimpah karena merawat istri selama sakit. poligami itu susah buat adil sebenernya, baik laki-lakinya yang mau atau karena dicarikan sang istri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin....
      Betul mb Ila...meskipun ada juga sih yg sama2 pengertian...tp rasa2nya jarang...

      Hapus
  20. Poligami adalah pilihan dan tanggung jawabnya besar. Salam hormat untuk bapak, dan bangga karena setia menjaga cintanya pada Ibu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mb Anne... makanya janganlah sekali-kali melakukan kalau belum mampu melakukan.
      Salam disampaikan mb...

      Hapus
  21. kebanyakan yg jadi korban poligami itu ANAK. Salut buat Bapaknya Mbak Ika, semoga selalu dilimpahkan kesehatan ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul.., aamiin...makasih doanya mb Rani ;)

      Hapus
  22. poligami sama poliandri bedanya apa ya?

    BalasHapus
  23. Bapak sayang bgt sama almarhum y mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb Kania...makanya beliau masih setia sama Ibu.. :)

      Hapus
  24. Masya Allah hebat bapaknya.... Bapak sy pelaku poligami :) kisahnya hmpir sama kaya kisah mbak, bedanya ibu mengerti kebutuhan bpk yg tdk mungkin bs dgn satu wanita.. Ketika ibu jatuh sakit n smkin parah, ibu memutuskan untuk meminta bpk menikah lg.. Dan begitulah sy pny ibu tiri n 3 adik tiri.. Sblum tahu bgmn hukum Allah, sy sempat membenci poligami.. Namun skrg.. Dgn syarat2 Allah tsbut sudah cukuplah bagi sy untuk tdk perlu membenci poligami... Wanita yg mencintai suaminya krn Allah mungkin saja bs merelakan suaminya menikahi wanita lain demi kebaikan suaminya.. Namun laki2 yg memahami benar ayat2 tsbut akan berpikir sekian kali untuk menikah lg.. Krn tanggung jawabnya jg jadi berkali lipat.. Dgn istri satu sudahkah mampu mendidikny dgn baik, sudahkah mampu mjd ayah yg baik.. Berpoligami itu lebih sekedar dr pelampiasan seksual semata :)


    Hehe jd panjang... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin kalo Ibuku minta Bapak menikah lagi beliau juga nggak mau mb Marita, yang pasti alasannya karena cinta. Karena cintanya pada Ibu, Bapak nggak mau membagi cintanya pada wanita lain, apapun kondisi Ibu. Dan mungkin juga Bapak tidak siap.

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan tidak meninggalkan link hidup. Jangan lupa komentarnya yaaa.....
bundafinaufara.com